NovelToon NovelToon
Sayangi Aku

Sayangi Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Putri asli/palsu / Chicklit
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: SunFlower

Sayangi aku.. Dua kata yang tidak bisa Aurora ucapkan selama ini.. Ia hanya memilih diam saat mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang- orang di sekitarnya bahkan keluarganya. Jika dulu dia selalu berfikir bahwa kedua orang tuanya itu sangat menyayangi dirinya karena mereka yang tidak pernah memarahi bahkan menuntut dirinya untuk melakukan apapun dan sangat berbanding terbalik dengan perlakuan ke dua orang tuanya pada kakak dan adiknya.. Tapi semakin dewasa Aurora menyadari bahwa selama ini ia salah.. Justru keluarganya itu sedang mengabaikan dirinya.. Keluarganya tidak peduli dengan apapun yang ia lakukan ...


INGAT !!! Ini hanya cerita fiksi dimana yang mungkin menjadi tidak mungkin dan yang tidak mungkin menjadi mungkin..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#15

Happy Reading..

.

.

.

"Tapi kenapa? Kenapa harus aku?' Tanya Rora.

"Apa perlu alasan untuk menyukai seseorang?" Dika balik bertanya yang membuat Rora

Pertanyaan ke empat dalam satu bulan ini yang Dika terima dan jawabannya akan selalu sama.

"Karena Rora adalah sosok yang pekerja keras di balik semua kekurangan yang di milikinya. Rora yang selalu menunjukkan bahwa dia itu baik- baik saja tanpa pernah menunjukkan kesedihannya. Sesungguhnya Rora adalah sosok perempuan yang kesepian di balik sikap ceria dan manja yang selama ini selalu ia tunjukkan. Mungkin menurut sebagian orang Rora hanya sosok manja yang selalu bergantung kepada orang lain, tetapi mereka semua salah. Aku melihat Rora sebagai perempuan yang punya pemikiran yang dewasa. Dia bisa menempatkan dirinya di berbagai posisi. Saat kita membutuhkan seorang teman ia akan menjadi teman. Di saat kita membutuhkan sosok seorang kakak, dia bisa menjadi kakak. Dan di saat kita membutuhkan seorang pendengar maka dia akan menjadi seorang pendengar yang baik."

"Lalu bagaimana mungkin aku tidak menyukai Rora di saat hal- hal baik ada pada dirinya?"

Dika berdiri dari duduknya lalu berjongkok di depan Rora. Ia meraih kedua tangan Rora lalu mengusap punggung tangan Rora dengan menggunakan kedua ibu jarinya. "Aku menyukai kamu karena kamu adalah Rora." Ucap Dika lalu mencium tangan Rora.

"Tapi Dik.."

"Apa kamu masih merasa ragu denganku?" Potong Dika. "Apa aku masih harus memberimu waktu lagi?"

.

.

.

"Rora." Panggil Citra mama Dika.

"Iya tante." Saut Rora sambil menghentikan langkah kakinya.

"Apa tante bisa berbicara dengan kamu sebentar?" Tanya Citra saat sudah berada di hadapan Rora.

Rora menganggukkan kepalanya. Citra meraih tangan Rora lalu menuntunnya untuk berjalan ke arah halaman depan Vila. Baru beberapa langkah mereka berdua menghentikan langkah kakinya saat mendengar percakapan antara Daniah, Aluna dan Ayudia.

"Aku benar- benar risih melihat gadis itu berkeliaran di sekeliling kita dengan tanpa malu." Ucap Daniah dengan nada bencinya.

"Tante.."

"Lihat saja kelakuannya sayang. Tidak berhasil mendapatkan Bara sekarang dia berusaha menarik perhatian Dika." Ucap Daniah lagi pada Aluna. "Apa dia tidak sadar, gadis buta seperti dirinya tidak pantas untuk mendapatkan Bara maupun Dika."

"Aku dengar keluarganya saja tidak ada yang menghiraukannya atau lebih tepatnya tidak peduli dengannya." Saut Ayudia. "Kalau aku jadi dia, aku akan sadar diri dan memilih untuk pergi saja dari sini." lanjut Ayudia.

Rora yang mendengar itu tanpa sengaja meremat tangan Citra. "Apa tante Citra sengaja mengajakknya kesini untuk mendengarkan percakapan mereka? Apa mereka semua memang sengaja berniat untuk mempermalukannya?" Tanya Rora dalam hari.

Citra yang kembali menarik tangannya membuat Rora sedikit terkejut. Ia membawa Rora untuk mendekat kepada mereka.

"Kalau aku jadi kalian, aku akan lebih suka untuk menutup mulutku dan tidak membicarakan kekurangan orang lain."

Daniah menatap sinis Citra. "Kenapa? Bukankah semua yang aku katakan tadi benar?" Ucap Dania sambil menunjukkan senyum sinisnya. "Tidakkah menurut kamu semua perkataanku itu benar? Kedua keponakkanku terlalu sempurna untuk gadis cacat ini.."

"Itu menurut mbak, bukan aku." Potong Citra. Ia berjalan mendekat sambil menggandenga tangan Rora. "Aku ingatkan untuk terakhir kalinya, berhenti untuk membicarakan calon menantuku. Jika aku masih mendengarnya.." Citra menatap tajam Dania dan Ayudia bergantian. "Aku akan benar- benar meminta Devano dan suamiku menghentikan aliran dana untuk perusahaan kalian berdua." Ancamnya lalu membawa Rora untuk pergi dari sana.

.

.

.

"Ra.." Panggil Dika sambil membuka pintu kamar Rora.

Rora sedikit berjengit. "Maaf.. Apa aku mengagetkan kamu?" Tanya Dika sambil berjalan mendekat.

"Sedikit." Ucap Rora sambil tersenyum.

Dika mendudukkan dirinya disamping Rora lalu meraih tangan Rora untuk di genggamnya. "Kamu tidak apa- apa kan?" Tanya Dika khawatir yang membuat Rora mengerutkan keningnya. "Mama sudah menceritakan semuanya. Jangan dengarkan ucapan mereka. Kamu dengar."

"Aku baik- baik saja dik.. Sungguh.. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku sampai seperti ini." Ucap Rora.

"Ra, aku mohon. Jadi istriku ya.. Ah tidak, jadi kekasihku saja dulu.."

"Kenapa?" Potong Rora. "Kamu takut menyesal nantinya."

"Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya belum memiliki cukup uang untuk bisa mencukupi semua kebutuhan kamu." Jelas Dika.

"Aku bukan perempuan matre.."

"Aku tahu." Potong Dika lagi. "Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin mengumpulkan uang dulu supaya bisa memberikan kamu sebuah pernikahan yang terbaik untuk kamu. Aku ingin setelah kita menikah aku sudah bisa mencukupi semua kebutuhan kamu dan tidak ingin membuat kamu sampai merasa kekurangan." Dika menjeda ucapannya. "Dari dulu aku selalu ingin menjadi orang yang selalu bisa kamu andalkan, seseorang yang selalu ada untuk kamu. Tapi pada akhirnya sekarang aku malah menjadi orang yang sudah mengecewakan kamu." Lanjut Dika.

"Kamu sungguh- sungguh ingin menikahiku?" Tanya Rora setelah cukup lama terdiam.

"Hemb." Jawab Dika sambil menganggukkan kepalanya.

"Pikirkan lagi Dik. Kamu masih punya banyak waktu untuk memikirkan ulang semuanya. Mungkin perasaan yang kamu rasakan sekarang hanya karena kamu merasakan kasihan saja kepadaku. Jika kamu dengan ku, aku takut aku akan selalu merepotkan kamu, aku akan selalu bergantung pada kamu. Dan aku akan menjadi beban untuk kamu" Ucap Rora dengan suara yang terdengar semakin pelan.

"Tidak apa- apa. Kamu bisa merepotkan aku. Kamu bisa mengandalkan aku. Aku bisa melakukan banyak hal untuk kamu. Tapi satu hal yang tidak pernah bisa aku lakukan adalah hidup tanpa kamu."

Rora merasakan sesuatu yang hangat menjalar di dadanya. Apa ini adalah pertanda bahwa sudah saatnya ia mencoba untuk bersandar? Apa ini pertanda bahwa Dika yang memang di takdirkan tuhan untuk bersamanya?

"Dengan kamu aku merasa menjadi manusia yang utuh, Tidak peduli seberapa lelah atau seberat apapun nanti. Kamu akan menjadi tempatku berpulang." Dika mengulurkan tangannya lalu menyentuh pipi Rora dengan lembut. "Aku tidak ingin dengan yang lain. Hanya kamu.. Selalu kamu.. Dari dulu."

Andai Rora bisa melihat bisa di pastikan ia dapat melihat ketulusan dari mata Dika. Ada cinta yang sedari dulu tidak pernah berubah sedikitpun.

Rora menghela nafasnya,  Akhirnya menyerah pada pria yang sedang berada di hadapannya kini. Pria yang berhasil meluluhkan hatinya. "Kamu tidak bisa mundur lagi. Jadi apapun alasan kamu nanti aku tidak akan pernah melepaskan kamu lagi." Jawab Rora yang membuat Dika membulatkan kedua matanya.

Dika menggenggam tangan Rora. "Kamu tidak bercandakan?" Tanya Dika untuk memastikan lagi.

Rora membalas genggaman tangan Dika lalu tersenyum. "Terima kasih karena sudah bertahan dan tidak menyerah dengan ku.. Terima kasih karena sudah mau tetap meyakinkan aku.. terima kasih." Ucap Rora.

"Apa aku boleh memeluk kamu?" Tanya Dika penuh harap yang membuat wajah Rora memerah.

Akhirnya Rora pun memilih untuk menganggukkan kepalanya.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa...

1
🦁 R14n@
Typo kah koq ada mark dan haechan
🦁 R14n@
Bijaksana bener nih keluarga dika sdh tak melihat phisik dan status Rora, mereka terlalu menyayangi Rora
🦁 R14n@
Bisa juga km ya rora romantis wkwkkwkk
🦁 R14n@
Jgn berpaling dik, lbh baik bersahabat sm lyra pertahankan dan yakinkan lyra jgn sampai dia membenci rora
🦁 R14n@
Kan kan salah paham kan, Rora Rora km. Pantas utk dicintai
🦁 R14n@
Salah paham nih, jgn sampai ya thor ttp dika sm rora
🦁 R14n@
Akhirnya cinta dika tdk bertepuk sebelah tangan jgn pisahkan mereka thor ttp hubungannya aman Damai, bara buat menyesal dan kesakitan krn ulah pacarnya 🫢😃
🦁 R14n@
Sedih ikut berkaca kaca
🦁 R14n@
Salah lah moso km ga sadar awas km cemburu bila dika dekat sm Rora
🦁 R14n@
Knp yq mata Rora ternyata Rora sempat kuliah dan penglihatan bagus penasaran kelanjutannya
🦁 R14n@
Sedih smoga tante dan keluarganya baik sm Rora dan diperlakukan layak seperti anak tapi aku takut jadi beban gegara buta dan apa maksud dibalik dipilihnya Rora 🤔
🦁 R14n@: Semoga tidak ya
Suanti: jgn pula di jadi kan pengemis kasian kali
total 2 replies
guest1053527528
bikin penasaran Thor siapa ya kira2 semoga yg DTG bukan pencuri hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!