Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
Pria muda yang bersama mereka menatapku dengan ketakutan. Aku memandanginya dari kepala hingga ujung kaki. Dia terlihat kikuk dan segera menundukkan pandangannya. Entah mengapa, dia terlihat seperti pengecut di mataku. Yvanna menyukai orang seperti ini? Yang bahkan takut melihat seseorang yang mungkin saja akan menjadi kakak iparnya? Tidak bisa dipercaya. Yvanna memiliki selera yang buruk.
"Dia? Yang ini?" Tanyaku.
Si Gadis Sacramento lalu melihat ke arah kakaknya dengan tatapan tersinggung lalu melotot ke arahku. Dari dekat, bahkan anak-anak Keluarga Sacramento ini terlihat lebih muda dariku.
"Memangnya yang mana lagi?" Teriaknya.
"Tenang saja, aku akan minta adikku agar tak mendekati kakakmu lagi. Aku akan carikan dia pria tampan yang gagah dan kau masih harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan pada adikku!" Kataku.
Si Pria Sacramento terlihat terkejut mendengar ucapanku sementara Si Gadis Sacramento terlihat semakin emosi. "Kau yang seharusnya bertanggung jawab! Adikmu selalu menguntit kakakku! Adikmu pantas mendapatkannya!" Katanya sebelum akhirnya menaikkan kakinya ke dalam kereta setelah berhasil menyingkirkan tanganku. Aku harus mencegahnya pergi.
"Nona Yvanna bukan penguntit!" Teriak Catherine.
Aku menoleh ke arah Catherine yang tampak marah. Dia seorang gadis dan aku tak bisa memintanya untuk menahan mereka agar mereka tak melarikan diri menaiki kereta kuda. Harapanku hanya pada Kusir Kereta Keluarga Lavien yang sudah renta, yang dari tadi memperhatikan kami dari atas kereta kuda. Menyadari tatapanku, ia langsung bergegas turun dan berlari menghampiri kami.
"Berhenti! Kau tak bisa melarikan diri begitu saja! Kau harus menjelaskan apa yang telah kau lakukan kepada adikku! Mengapa kau merusak kalung Yvanna!" Kataku sambil berusaha mencegah mereka berangkat. "Jangan pergi kemanapun sebelum tuan kalian menjawab semua pertanyaanku!" Kataku lagi, kepada kusir kereta mereka.
"Jangan dengarkan dia! Dia sudah bukan lagi Puteri Mahkota. Ayo jalan dan berhenti membuang-buang waktu! Evan, ayo naik sekarang!" Kata Si Ibu Sacramento.
Aku menoleh ke Si Pria Sacramento, jadi namanya Evan. Dia masih terlihat kikuk dan ketakutan. Dia menatapku dan ibunya bergantian dan kakinya masih enggan naik ke dalam kereta.
"Evan!" Panggil ibunya lagi dengan penuh amarah. Melihat puteranya tak bergeming, si ibu mulai emosi. "Baiklah, kau akan pulang sendirian! Ayo kita pergi sekarang!" Teriak ibunya lagi ke kusir mereka.
Para kusir kereta itu lalu saling pandang dan terdiam ketakutan. Bingung antara mematuhi ucapanku atau ucapan tuan mereka. Ada untungnya juga ternyata menjadi si gadis beracun. Kusir Keluarga Lavien juga sudah ada di depan mereka dan meminta agar mereka tak beranjak.
Kurang ajar! Jadi karena aku sudah bukan Tunangan Anthony lagi jadi mereka berani seperti ini? Aku melihat sekeliling, orang-orang yang berkumpul mengelilingi kami hanya menikmati tontonan gratis yang disuguhkan. Mereka sama sekali tak membantu. Mereka mengamati dan pastinya ini akan jadi bahan gunjingan baru untuk mereka.
"Jangan bergerak! Jika Keluarga Sacramento memecat kalian, kalian bisa bekerja di Keluarga Lavien!"
Roda kereta yang tadinya mulai bergerak pelan kembali berhenti saat para kusir itu menarik tali kekang kuda mereka. Mereka memandangku tak percaya.
"Aku bersungguh-sungguh. Tuan kalian masih berhutang penjelasan kepadaku! Mereka tak boleh kemanapun sebelum ini selesai!" Kataku lagi.
Terdengar suara dari belakang yang perlahan mendekat ke arah kami. "Yrina, apa yang kau lakukan?" Itu suara Yvanna.
Aku menengok ke arahnya. Yvanna basah dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rambutnya yang keriting mengembang juga menjadi basah dan mengempis. Matanya sembab seperti habis menangis. Pandanganku ku alihkan ke tangan Catherine yang masih menggenggam kalung Yvanna. Aku lalu menatap para wanita Sacramento. Aku tahu ini perbuatan mereka. Rasanya emosiku memuncak.
"Keluar dari sana sekarang! Kalian harus membayar apa yang telah kalian lakukan kepada adikku sebelum aku kehilangan kesabaranku!" Kataku sambil mencoba menahan amarah.
Akhirnya para wanita itu ketakutan dan saling pandang satu sama lain.
"Aku, a-aku tak sengaja mendorong Yvanna ke danau." Kata Si Gadis Sacramento. Dia ketakutan dan masih enggan turun dari kereta.
"Turun ke sini dan katakan dengan jelas di hadapanku!" Kataku lagi. Aku tak peduli mereka melakukan hal-hal buruk kepadaku, namun tidak dengan keluargaku! Aku tak terima.
"Yrina, hentikan! Kita harus kembali ke penginapan sekarang!" Kata Yvanna. Entah sejak kapan dia sudah berada di sampingku dan menarik lenganku agar menjauh dari sana.
"Diamlah! Mereka berhutang penjelasan kepadaku!" Kataku lagi.
Aku masih tak terima mereka melakukannya. Aku yakin jika Yvanna takkan menguntit Evan Sacramento. Dia tidak akan seperti itu.
"Ini salahku. Hentikan sekarang juga, Yrina!" Kata Yvanna. Suaranya memelas. Berbeda dengan suara ketusnya yang biasa ia katakan kepadaku.
"Kau sudah dengar sendiri dari adikmu, bukan? Ini bukan salah puteriku!" Kata Si Ibu Sacramento. Dia masih bisa sombong bahkan saat sangat ketakutan.
"Kwak! Kwak!" Terdengar suara gagak yang memekakkan telinga. Suara itu berasal dari kerumunan orang yang mengelilingi kami. Tak lama kemudian seorang kakek-kakek maju mendekat dengan tertatih-tatih, di pundak kirinya bertengger seekor burung gagak.
"Aku yakin itu sesuatu yang disengaja. Puterimu sengaja menarik kalung Nona Keluarga Lavien lalu mendorongnya ke dalam danau. Setelah itu dia melempar kalungnya ke bebatuan dan merusaknya menggunakan kakinya!" Kata si kakek.
Aku tertegun melihat si kakek. Ada yang aneh dari orang itu. Aku merasa sangat takut dan tubuhku sedikit bergetar.
Si gadis Sacramento lalu berteriak tak terima, "Bohong! Jangan berbohong kau, dasar pengemis tua!" Katanya.
"Nona Lavien dan Tuan Muda Sacramento sedang bercengkerama dengan santai sebelum hal itu terjadi." Tambah si kakek.
Aku menepis rasa takutku dan memfokuskan lagi pandanganku ke Para Anggota Keluarga Sacramento. Aku lebih percaya kepada omongan kakek itu. Aku tak terima atas perlakuan mereka ke Yvanna.
"Minta maaf sekarang juga!" Kataku. Amarahku masih meledak-ledak.
"Yrina, sudahlah." Kata Yvanna. Suaranya mulai bergetar dan itu semakin membuatku marah.
Aku lalu menoleh ke arah Evan Sacramento. Dia masih menunduk ketakutan dengan telapak tangan yang mengepal. Dasar pengecut!
"Dan kau, Tuan Muda Sacramento, tidak ada yang ingin kau sampaikan?" Tanyaku.
Evan masih membatu. Apa yang dilihat Yvanna dari pria seperti ini?
"Kalian akan mengganti rugi atas apa yang kalian lakukan pada adikku! Kau akan membayar karena sudah mendorong adikku ke danau dan tega sekali kau menghancurkan kalung miliknya, Nona Muda Sacramento!" Ucapku.
Kalung delima itu merupakan Lambang Keluarga Lavien. Simbol kebanggaan bagi Keluarga dan identitas. Sepertinya mereka akan terlibat masalah besar karena hal ini.
Si Nona Muda hanya bisa gelagapan. Dia mencoba berbicara dan terlihat tak tenang, bergerak kesana kemari. Aku bisa mendengar bisik-bisik para penonton yang mengamati kami.