NovelToon NovelToon
Mengasuh Cinta Duda Kaya

Mengasuh Cinta Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Pengasuh / Ibu Tiri
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

Caca, seorang mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa di London, terpaksa bekerja sebagai pengasuh anak CEO kaya, Logan Pattinson, untuk mencukupi biaya hidup yang mahal. Seiring waktu, kedekatannya dengan Logan dan anaknya, Ray, membawa Caca ke pusat perhatian publik lewat TikTok. Namun, kisah cinta mereka terancam oleh gosip, kecemburuan, dan manipulasi dari wanita yang ingin merebut Logan. Ketika dunia mereka dihancurkan oleh rumor, Caca dan Logan harus bertahan bersama, menavigasi cinta dan tantangan hidup yang tak terduga. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk mengalahkan segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu lagi

Jangan lupa klik like dan komentar ya teman-teman! Mohon dukungannya untuk cerita ini! Terimakasih banyak semua! ❤️❤️

...****************...

Caca tersenyum, matanya menyusuri hamparan salju yang murni di halaman mansion keluarga Pattinson. Setiap butir salju yang jatuh dari langit memberi sentuhan magis pada pemandangan yang seakan berasal dari dunia lain. Beberapa petugas taman sibuk membersihkan salju dari jalan setapak, sementara udara dingin musim dingin menyelimuti semuanya dengan damai. Semalam, badai salju yang menakjubkan melanda, dan Caca merasa sedikit kecewa karena ia tertidur begitu cepat dan tidak sempat mengabadikan momen tersebut. Salju pertama, seharusnya menjadi sesuatu yang bisa ia rekam, sesuatu yang bisa ia bagikan.

Sejak videonya dengan Ray menjadi viral, Caca merasakan gelombang perhatian yang luar biasa. Video-video mereka yang lain pun dengan cepat mendapatkan ribuan bahkan jutaan penonton. Namun, meskipun video-video itu tampak disukai banyak orang, ada sesuatu yang Caca perhatikan. Ketika ia memamerkan hidupnya bersama Ray, tanggapan dari para pengikutnya jauh lebih besar. Terkadang, ia merasa seperti bagian dari dirinya hilang di balik popularitas yang datang begitu mendalam. Banyak yang hanya tertarik dengan dirinya yang berhubungan dengan Ray, bukan Caca yang asli, yang ingin menemukan jati dirinya di luar bayang-bayang popularitas itu.

"Nona Calista," suara lembut Nyonya Pattinson memecah lamunan Caca. Caca berbalik dan melihat wanita itu berdiri di depan pintu utama mansion, mengenakan mantel tidur biru gelap dengan senyum yang hangat.

Caca dengan cepat menatap layar ponselnya dan mematikan aplikasi yang sedang ia gunakan. Ia merasa agak canggung, seolah-olah ia ketahuan sedang tenggelam dalam dunia media sosialnya. Namun senyum Nyonya Pattinson menenangkan perasaannya, dan ia melangkah masuk ke dalam mansion.

"Nona Calista, apakah kau baru melihat salju?" tanya Nyonya Pattinson, wajahnya penuh perhatian.

Caca sedikit terkejut dan menjawab, "Ah, tidak juga. Hanya saja... saya selalu suka salju." Suaranya agak terbata, seolah-olah ada sedikit rasa malu karena merasa seperti anak kecil yang terlalu antusias dengan hal sepele. Ia tak ingin terlihat berlebihan di depan Nyonya Pattinson.

Nyonya Pattinson tersenyum lebih lebar. "Kau tahu, kau mengingatkan aku pada menantuku," katanya, memecah keheningan dengan nada yang lembut.

Caca terkejut dan berhenti sejenak, tidak tahu bagaimana harus merespons. Ia hanya tersenyum kecil dan menunggu Nyonya Pattinson melanjutkan.

"Dahulu, Diana sangat menyukai Natal dan musim dingin. Ia seperti dirimu, bersemangat menyambut musim dingin dengan merekam banyak hal. Bahkan, kami selalu mendekorasi rumah dengan hiasan Natal saat salju pertama turun." Nyonya Pattinson melanjutkan ceritanya dengan nostalgia yang dalam, matanya tampak sedikit menerawang, seolah mengenang masa lalu yang penuh kenangan indah.

Caca merasa sedikit canggung. Ia tahu cerita itu bukan hanya sekadar cerita biasa, ada sesuatu yang lebih dalam di balik kata-kata itu, tapi ia tidak bisa membacanya. Kenapa Nyonya Pattinson menceritakan ini kepadanya? Apa maksudnya? Caca merasa tidak enak hati, seolah ia sedang mengintip dunia yang lebih pribadi, dunia yang bukan miliknya.

Mereka berjalan perlahan menuju kamar Ray, dan keheningan melingkupi mereka. Caca ingin mengatakan sesuatu, tapi kata-kata terasa tersangkut di tenggorokannya. Ia merasa seolah-olah berada di tengah-tengah dua dunia—dunia yang penuh kebahagiaan dan kenangan indah dari Nyonya Pattinson, dan dunia yang ia coba bangun dengan Ray, yang terkadang penuh tekanan dan kerumitan yang sulit ia pahami.

Nyonya Pattinson berhenti di depan kamar Ray, menatap Caca dengan penuh perhatian. "Kau tahu," katanya lagi, kali ini suaranya terdengar lebih dalam, "Diana adalah seseorang yang sangat aku kagumi. Ia punya semangat hidup yang luar biasa, dan selalu bisa membuat orang di sekitarnya merasa dihargai. Aku rasa kau punya sedikit dari semangat itu."

Caca menelan ludah, merasa ada sesuatu yang menggema dalam hatinya. Mungkin, Nyonya Pattinson bukan hanya mengenang menantunya, tapi juga mencoba mencari sesuatu yang hilang dari dirinya. Caca menatap wanita itu dengan tulus. "Terima kasih, Nyonya. Itu sangat berarti bagi saya."

Nyonya Pattinson tersenyum, meskipun ada kesedihan samar di matanya. "Aku harap kau bisa menemukan apa yang sedang kau cari, Calista. Setiap orang punya cara berbeda untuk menemukan kebahagiaan, dan terkadang itu bisa datang dari hal-hal yang tidak terduga."

Caca merasa seolah-olah dia diberi sebuah pelajaran, meskipun hanya melalui kalimat yang singkat. Ia mengangguk pelan, berusaha memahami lebih dalam makna kata-kata tersebut. Mungkin, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang datang dengan cepat, melainkan sesuatu yang harus ditemukan, dipahami, dan diterima dengan hati yang lapang.

Mereka berdiri sejenak di depan pintu kamar Ray, dan meskipun suasana terasa hening, Caca merasa sedikit lebih ringan. Mungkin, ada lebih banyak hal yang bisa ia pelajari, baik dari kehidupannya sendiri maupun dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Nona Calista, masuklah. Ray sedang menunggu," ujar Nyonya Pattinson dengan senyum hangat yang mengundang, dan Caca pun melangkah memasuki ruangan, meninggalkan kenangan baru yang tak akan ia lupakan.

-

Sudah dua minggu sejak Caca dan Logan bertemu terakhir kali saat perjalanan mereka menuju Surrey. Setiap detik terasa berjalan lebih lama dari biasanya bagi Caca. Ada rasa rindu yang tumbuh perlahan dalam dirinya, perasaan yang sulit ia sembunyikan. Meski hatinya mencoba menahan, Caca mulai sadar bahwa ia menyukai Logan, meski perasaan itu dibalut dengan rasa bersalah. Terkadang ia bertanya-tanya, apakah perasaan ini benar atau hanya sekadar kebingungannya setelah terlalu lama jauh darinya.

Rindu itu semakin kuat saat ia berhasil menyelesaikan beberapa tugas essay dan Logan masih belum juga bisa ia temui. Kadang, ia pulang lebih lama dari biasanya, hanya untuk bisa melihat Logan dari jauh. Di lain waktu, ia datang lebih cepat, berharap bisa bertemu, namun tetap saja, hasilnya nihil. Sarah mengatakan bahwa akhir tahun adalah waktu tersibuk bagi Logan. Pembukuan keuangan dan proyek-proyek besar memaksanya untuk bekerja lebih keras, bahkan hingga larut malam.

Namun hari itu, rasa rindu itu memuncak. Caca berdiri menghadap pintu yang terbuka, matanya fokus pada pria yang baru saja memasuki rumah, wajahnya tampak lelah namun lebih ringan, tidak seberat beberapa waktu lalu. Logan. Caca menatapnya tanpa bergerak, matanya tak lepas dari sosok pria itu yang kini berdiri di depan pintu.

Tiba-tiba, Ray berlari kecil dan langsung memeluk Logan. Senyum Logan muncul, meskipun terlihat lelah, sorot matanya jauh lebih hangat dari yang pernah Caca lihat. Caca tak bisa menahan senyumnya. Tersenyum kecil sambil merasa aneh dengan dirinya sendiri yang begitu terpesona oleh kehadiran pria itu. Ia ingin berlari, memeluk Logan seperti yang dilakukan Ray, namun ia menahan diri, tetap diam di tempatnya, merasa bodoh karena perasaannya begitu rumit.

Tak lama, Logan menatap Caca dengan senyum yang tulus, seolah tahu perasaan yang sama. "Calista," panggilnya dengan suara yang lembut, menyebut nama itu dengan cara yang sangat akrab. Caca merasa jantungnya berdegup lebih kencang. Tanpa disadari, Logan pun merasakan hal yang sama. Mereka saling menatap, seperti ada ikatan yang terjalin begitu kuat antara keduanya, meski tak ada kata yang keluar dari mulut mereka. Ada keheningan yang berbicara lebih banyak dari kata-kata.

"Sudah kembali?" Nyonya Pattinson tiba-tiba muncul, memecah keheningan dengan suara ceria. Keduanya tersentak dan menoleh ke arahnya. Nyonya Pattinson tersenyum, melangkah ke arah mereka sambil menggendong Ray di tangannya. "Untunglah kau sempat datang. Caca akan segera pulang," kata Nyonya Pattinson, matanya berbinar-binar melihat Ray yang bahagia.

Caca terkejut ketika Nyonya Pattinson melanjutkan, "Bisakah kamu antar dia pulang, Logan?" Tiba-tiba, tawaran itu terasa begitu besar di telinga Caca. Mungkinkah dia baru saja mendengar dengan benar? Logan, yang baru saja kembali dari pekerjaan panjang, akan mengantarnya pulang? Ia merasa seakan seluruh dunia akan tahu—Yeji akan heboh, seluruh kampus pasti terkejut. Lagipula, keluarga Pattinson memiliki banyak sopir, kenapa Logan harus yang mengantarnya?

Logan menatap Caca dengan senyum tipis yang membuat jantung Caca berdebar. "Tentu, tidak masalah," katanya, suaranya santai, seolah tak ada beban. Caca tak tahu harus merespons apa. Ia merasa sedikit tidak enak, namun Logan tampak tidak keberatan sedikit pun.

"Ayo," ajak Logan dengan nada tenang, seakan-akan ini adalah hal biasa. Tak ada basa-basi, tak ada penundaan.

Caca menelan ludah, mencoba menenangkan diri. Ia hampir ingin menolak, mengatakan bahwa ia tak ingin merepotkan, namun kata-kata Logan begitu meyakinkan. "Maaf, tapi... bukankah anda baru kembali? Apakah itu tidak merepotkan Tuan Pattinson?" tanyanya, mencoba mengungkapkan keraguannya.

Logan tertawa kecil, matanya berkilau. "Yah, kau benar. Tapi aku tidak masalah dengan itu," jawabnya, dengan senyum yang lebih lebar. "Ayo, kita pergi."

Caca merasa sedikit bingung, namun hatinya berdebar lebih kencang daripada sebelumnya. Ia merasakan senang yang tak terungkapkan, meskipun ada sedikit keraguan. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan perasaannya yang meluap. "Baiklah," katanya, menyetujui ajakan Logan meskipun hatinya tidak bisa menyembunyikan kegembiraan yang besar.

Langkahnya terasa berat, namun dalam hati, Caca merasa seperti melangkah menuju kebahagiaan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Senyum tipis tak bisa ia tahan, meski ia berusaha keras menahannya. Ternyata, rasanya lebih mudah berjalan menuju Logan daripada yang ia kira.

1
seftiningseh@gmail.com
semngat berkarya
oh ya cerita ini menurut aku sangat menarik. apalagi judul nya jangan. lupa dukung aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!