Liliy aqila khanza, Hesti Adifa dan Wina arfa alia bersahabat sejak TK sampai bangku kuliahan. mereka menamainya Black Ladies karena mereka memiliki kesamaan tidak menyukai warna yang cerah dan itu menggambarkan kepribadian mereka. Liliy aqila khanza berusia 19 tahun dan diagnosa dan mengidap DID ( Dissociative identy Disorver) 8 tahun yang lalu. Trauma masa kecil akibat broken home membuat tempramennya sulit ditebak. Liliy jurusan seni dan tergolong pandai di kelasnya. Gitar merupakan barang kesayangannya yang selalu di bawa kemana pun dia pergi. hesty dan wina ialah sahabat yang selalu memahaminya mereka tidak membiarkan sahabatnya larut dalam kesedihan. Hingga persahabatan mereka di uji oleh seorang laki-laki tampan jurusan olahraga yang merupakan pindahan dari kota. postur tubuhnya yang kokoh membuat idola para kaum hawa di kampusnya.Kedatangannya membuat persahabatan mereka mulai retak. Apakah Black Ladies mampu mengatasi keretakan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dragon starr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Pendaftaran
Suara ayam mulai ramai berkokok dan jam bekernya pun berbunyi dari tadi yang mendakan kalau itu sudah pagi. Lily tersadar dari tidurnya dan bangun menuju ke kamar mandi untuk wudhu dan melaksanakan salat subuh.
Pagi itu, hembusan angin sangat dingin yang membuat Lily kembali ke kasurnya untuk menyelimuti badannya. Lily menutupi semua tubuhnya dengan selimut, agar tidak ada hembusan angin yang mengenai badannya agar badannya hangat kembali.
Melihat jam bekernya kembali, sudah pukul 06.10 WIB. Lily mulai memaksakan dirinya untuk mandi air hangat agar badannya hangat kembali. Lily memanaskan air di dapur beberapa menit dan mencampurkannya dengan sedikit air biasa agar tidak terlalu panas.
Lily pun masuk ke kamar mandi hingga badannya tidak dingin lagi. Setelah mandi, Lily bersiap siap ke kampusnya dengan memakai rok dan baju kemeja berwarna hitam dengan dipadukan jilbab pasmina berwarna coksu yang membaluti wajah cantiknya tanpa mek- up hanya sedikit pelembab agar tidak terlalu kering terlihat dan itu uang membuat penampilan Lily bertambah elegan dan berkharisma.
Setelah selesai siap siapnya, Lily turun untuk sarapan bersama neneknya dan pamit pergi ke kampus tanpa naik mobilnya. Lily pengen naik bus karena ingin merasakan suasana naik bus. Neneknya mengizinkannya dan berpesan untuk hati hati jika di dalam bus.
Lily melirik jam tangannya yang sdh menunjukkan pukul 07.05 WIB dan pikirnya masih pagi karena jam masuk mata kuliahnya pukul 08.00 WIB. Entah apa yang di pikiran Lily yang malas membawa mobilnya ke kampus. Dia tiba-tiba ingin menaiki bus saja. Lily berjalan ke halte yang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Tidak butuh waktu lama, bus datang dan berhenti ke arah halte untuk menjemput penumpang yang biasa menunggu di situ. Lily memasuki bus dan memilih duduk di dekat jendela karena ingin melihat kendaraan yang lalu lalang di pagi hari, Lily memasangkan headset di kedua telinganya dan memutar musik dari ponselnya agar suara suara orang yang ada di dalam bus tidak kedengeran.
Lily sangat menikmati perjalanan ke kampus naik bus, ia selalu ingin naik bus kalau ke kampus nantinya. Bus ia tumpangi tiba-tiba berhenti, pikirnya Lily itu macet atau bannya kempes. Tapi ternyata dia telah sampai di kampusnya. Lily tidak sadar kalau sudah sampai gara-gara keasikan menikmati pemandangan di luar di balik jendela bus.
Lily turun dari bus dan mengeluarkan uang di sakunya untuk membayar sewa. Tingga 7 menit mata kuliahnya dimulai ia menuju ke ruangannya. Setelah masuk dalam gerbang, tiba-tiba ada yang meneriakinnya sambil membunyikan klaksonnya. Lily pun terkejut sambil menepi jalannya dan membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya, ternyata Wina yang meneriakinnya di dalam mobil.
" Tunggu ya, aku mau markirin mobil dulu di depan," teriaknya Wina dalam mobil.
Lily hanya membalasnya dengan mengganguk karena jangan sampai suaranya tidak kedengaran. Setelah Wina memarkirkan mobilnya dan turun menuju Lily tempatnya menunggu.
" Ayo! Langsung ke kelas aja, tinggal 5 menit lagi masuk," ajaknya Lily yang buru buru sambil menggandeng tangan Wina.
" Oke," ucapnya Wina dengan mengikuti langkah Lily yang buru buru.
Sesampainya di ruangan, Lily dan Wina menuju tempat duduknya dan ternyata Hesti sudah datang duluan.
"Kok datengnya barengan?" Tanyanya Hesti.
" Tadi nemu di depan, jadi aku bawa deh kesini," candanya Wina sambil tertawa lepas.
" Emang kamu pikir aku barang atau kucing. Pake bilang nemu segala," Kesalnya Lily sambil menatapnya tajam ke arah Wina dan menuju kursinya untuk duduk.
" Canda, Neng, gitu aja marah," ucapnya Wina sambil duduk manis di kursinya.
" Itu nggak marah, cuman kesal." ucapnya Lily kembali.
" Tadi ketemu Wina di gerbang depan. Jadi, ya udah kita barengan masuk." Lanjutnya Lily menjelaskan pada Hesti.
" Oh gitu," jawabnya Hesti sambil menggangguk pelan.
" Tunggu dulu, kok aku tadi nggak liat mobil kamu, malah tadinya tuh aku liat kamu jalan kaki masuk ke gerbang," tanyanya Wina bingung.
" Aku tadi ke kampusnya naik bus." ucap Lily.
"Emang mobil kamu kemana?" Tanyanya Hesti keheranan.
" Di rumah. Nggak tau tadi, aku pengen rasain sekali kali naik bus," ucapnya Lily sambil sedikit tersenyum.
" Oh begitu," ucapnya Hesti mengerti.
Tidak lama mereka berbincang bincang, dosennya akhirnya datang juga. Mereka terkejut ketika dosennya datang dan memperbaiki tempat duduknya. Dosennya minta maaf karena terlambat beberapa menit dan setelah itu dosennya mulai mengajar.
Setelah beberapa menit dosennya menjelaskan dan tidak ada tanda tandanya untuk selesai. Wina mengecek jam tangannya untuk memastikan dosennya jam berapa dia keluar. Wina sudah tidak sabar untuk mengambil formulir ke ruangan panitia, Wina pun membisik bisik Hesti dengan pelan.
" Hes, hes.Kapan tuh dosen keluarnya? Jamnya udh habis." Tanyanya Wina dengan bisik bisik di belakang sambil menyolek badan Hesti dengan pulpen.
" Husstt... nggak tau juga," jawabnya Hesti dengan suara pelan.
" Tuh dosen nggak tau waktu yah, udh waktunya istirahat nih," Wina bergumam dengan pelan sambil memutar mutarkan pulpennya di atas kertas dengan kesal.
Setelah beberapa menit mengambil jam istirahatnya, akhirnya dosennya mengakhiri juga mata kuliahnya. Wina sangat senang dan pengen lompat lompat di depan kelas, tapi dosennya masih ada di depan kelas. Dosennya belom pamit dan keluar dari ruangan untuk mengecek dosennya benar-benar sudah jauh dari ruangannya atau tidak.
" Huftt... akhirnya dosen itu pergi juga, dosen itu ambil jam jatah makan kita lagi." Keluhnya Wina dengan suara yang besar dan sambil memegang perutnya.
" Win, 'kita mau ambil formulir, mau sekarang atau bagaimana? Tanyanya Hesti untuk memastikan sambil menghampiri Wina di depan.
" Ke kantin dulu ya, soalnya aku dari tadi lapar. Setelah ke kantin baru ambil formulirnya. Ucapnya Wina dengan muka memelas.
" Terserah lah, yang penting kita jadi ambil formulirnya." Ucapnya Hesti.
" Li, ke kantin dulu yuk! Lalu ambil formulir," teriaknya Wina dari depan.
" Hmm... boleh," ucap Lily yang sedang merapikan bukunya di dalam tas
" Kalian tidak ambil tas? Sekalian nanti kita pulang kalau sudah ambil formulir," tanyanya Lily kembali mengingatkan sahabatnya.
" Oh iya, aku hampir lupa ambil tas, gara-gara dosen itu," ucapnya Wina yang masih menyalahkan dosennya dan menuju mejanya untuk mengambil tasnya.
" Setelah merapikan barang barangnya, mereka menuju ke kantin untuk mengisi perutnya. Apalagi Wina tadi mengomel gara-gara dosennya yang terlambat keluar.
Sesampainya di kantin, mereka memesan makanan dan minuman seperti biasa. Tidak butuh waktu lama, pesanan mereka datang dan Wina langsung melahapnya seperti tidak makan satu tahun.
Lily dan Hesti hanya menggeleng geleng kepalanya melihat Wina makan selahap itu, Wina hanya menghiraukanya karena dia memang lapar.
Setelah selesai makan, mereka duduk duduk sejenak agar perutnya tidak sakit saat berjalan. Dan setelah cukup beberapa lama, mereka menuju ke ruang pengambilan formulir kegiatan pentas seni.
Saat sampai di tempat pengambilan formulir, ternyata banyak yang antri. Lily, Hesti dan Wina tidak bisa masuk karena orang-orang desak desakan saat mengambil formulir.
Mereka menunggu sampai tidak ada orang yang mengantri, mereka masuk di ruangan sebelahnya agar dapat memantaunya. Beberapa menit kemudian, Wina meneriaki Hesti dan Lily kalau antriannya sudah kosong. Mereka pun mengambil formulirnya dan mengisinya masing-masing.
Setelah mengisinya dan mengumpulkannya kembali, mereka pulang ke rumah masing-masing. Saat Wina dan Hesti mengambil mobilnya di parkiran, ia melihat Lily jalan kaki menuju gerbang.
" Li, kok jalan kaki? Mobil kamu mana?" Tanyanya Wina lupa kalau tadi sudah bertanya di kelas.
" Dasar pikun si Nenek, 'kan aku tadi udah bilang kalau aku naik bus ke kampusnya," jelasnya kembali Lily sambil menahan kesal.
" Heheh... lupa," ucapnya Wina sambil tertawa.
" Bagaimana kalau aku antar saja Li? Kayaknya bus jam sekarang sudah jalan, paling kesorean baru ada," Tawarnya Wina.
" Boleh deh, daripada lumutan di sini," ucapnya Lily sambil menunggu Wina mengambil mobilnya di parkiran.
" Li, kapan latihannya?" Tanyanya Wina di dalam mobil yang tidak sabar untuk latihan.
" Sebentar sore bagaimana?" Tanyanya Lily menentukan waktunya.
" Boleh, soalnya aku juga tidak sibuk sebentar sore," ucapnya Wina.
" Ayo naik! Ucapnya Hesti di dalam mobil.
Lily pun naik di mobil Hesti sambil membahas tentang acara pentas nanti. sedangkan Wina, mengikuti mobil Hesti dari belakang.
Di pertigaan, mereka berpisah karena Hesti mengantar Lily ke rumahnya dulu dan Wina langsung pulang ke rumahnya. Lily memberi tau kalau sebentar sore latihan di rumah Wina. Setelah beberapa perbincangan, Lily tidak sadar kalau sudah sampai di gerbang rumahnya.
Lily pamit masuk dan mengingatkan kembali pada Hesti untuk latihan nanti sore. Lily pun masuk ke rumahnya, sementara Hesti juga menuju rumahnya untuk bersiap siap ke rumah Wina untuk latihan.