Raka Chandra Wijaya, merasa bersalah dengan apa yang saat ini dia lakukan terhadap istrinya. Dia memiliki anak dengan wanita lain, karena kesalahan satu malam yang dilakukannya. Seharusnya, dia jujur dari awal pada Yuna Dafhina Aryadi agar wanita yang sangat dicintainya itu tidak pergi. Sayangnya, Raka terlambat mengatakan kebenarannya pada sang istri. Alhasil, Yuna pergi meninggalkan dirinya sembari meninggalkan surat perceraian mereka. Tapi, Raka tidak menyerah dia ingin kembali pada sang istri apapun yang terjadi. Apakah Raka berhasil mendapatkan cinta Yuna kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~15 ~
Livia hari ini mengikuti casting drama yang akan dimainkan olehnya. Sesuai dengan instruksi Raka, dia harus mengikuti audisi dulu, kalau tidak orang-orang akan mencurigainya. Wanita itu juga memakai sepatu hak tinggi, serta pakaian yang dia beli dari uang hasil pembelian Raka. Dia merasa sangat bahagia bisa menjadi ibu Yudha, dia bisa memanfaatkan anak itu untuk mengancam Raka. Dengan begitu, dia hidup sejahtera tanpa harus meminta belas kasihan dari Yuna. Dia sungguh tidak suka, saat orang-orang selalu saja menceritakan kebaikan tentang Yuna, sementara itu dirinya hanyalah seorang anak yatim piatu yang harus dikasihani oleh semua orang. Dia sangat tidak suka dengan statusnya tersebut.
Awal dia jatuh cinta pada Raka adalah saat Yuna membawanya ke panti asuhan tempatnya. Sekitar, dua belas tahun yang lalu, atau sekitar usianya sudah sembilan belas tahun. Yuna mengenalkan Raka sebagai tunangannya, hal itu membuatnya iri. Karena, Yuna adalah wanita yang mendekati sempurna. Dia cantik, kaya raya, dan memiliki keluarga yang sangat bahagia. Ibu dan ayah angkatnya, adalah ibu Yuna. Saat dia tahu kalau Yuna adalah anak orang kaya, yang menjadi donaturnya dia mulai mendekati wanita itu. Setelah dia dekat dan dianggap sebagai adik oleh Yuna, dia merasa ingin lebih. Seperti halnya boneka beruang yang Yuna miliki, dia sangat menginginkannya. Dan, bodohnya Yuna memberikan itu secara cuma-cuma. Sebab, bagi Yuna Livia adalah adiknya.
Namun, berbeda dengan Livia, wanita itu menganggapnya saingan. Terlebih, saat Yuna memperkenalkan Raka padanya, dari situlah dia menginginkan Raka juga, dia ingin memiliki kekasih seperti Raka, agar dia bisa menjadi wanita terhormat, seperti Yuna, saingannya. Dan saat ini tidaklah gilirannya, dia maju ke depan dengan anggunnya. Lalu memberi salam kepada para dewan juri, setelah itu dia diminta untuk berakting layaknya gadis polos, dari pedesaan. Akting nya cukup mumpuni, sehingga membuat para dewan juri terkesan dengan akting nya. Tidak hanya itu, parasnya yang lumayan cantik itu, membuat mereka terpesona.
" Oke, kita tunggu hasil dari para dewan juri ya. Nanti kalau terpilih, kalian akan dihubungi melalui nomor ponsel masing-masing! " ujar salah satu dewan juri yang lebih dikenal sebagai aktor senior tersebut.
" Akhirnya, casting hari ini berjalan dengan lancar. Raka, aku tidak sabar untuk menjadi pendampingmu. Kalau aku terkenal, kau pasti bangga dan mau meninggalkan Yuna si mandul itu, bukan ? " batin Livia sembari tersenyum miring.
***
" Yudha, kamu mau kemana? " tanya Chandra saat melihat anak kecil itu tengah berlari dengan terburu-buru.
" Yudha mau menyusul Tante Yuna! "
" Hah? Dimana kamu melihatnya? "
Yudha menoleh, " Kemarin Yudha berbelanja dengan om Aryo di mall. Yudha melihat tante Yuna sedang bersama seorang nenek-nenek di sebelahnya. Keduanya pergi ke tempat khusus sayuran, dan daging-dagingan kayaknya mereka ingin membeli bahan makanan Opa," kata Yudha dengan wajah yang amat serius.
" Oh begitu, memang Yudha mau berangkat dengan siapa? Kok buru-buru sih? " tanya Chandra penasaran.
" Yudha mau berangkat sama Om Aryo, katanya mau jemput Yudha sekarang. " ujar Yudha sembari menatap wajah kakeknya tersebut.
Chanda hanya bisa mengangguk, dia bertanya-tanya mengapa anak ini semakin hari semakin mirip dengan Yuna anak sahabatnya tersebut. Saat Yuna kecil, dia sama persis seperti Yudha, jika ingin meminta maaf dia akan mendatangi orang tersebut agar bisa memaafkan kesalahannya. Begitu pula dengan Yudha, dia ingin Yuna bisa memaafkan kesalahan yang telah dilakukan oleh ibunya, sebab dia ingin Raka bahagia.
***
" Kamu tahu aku sudah berusaha begitu keras, tapi kamu malah mengacuhkan aku seperti ini! " bentak Livia pada Raka.
Ya benar! Livia saat ini sedang berada di ruang kerja Raka. Wanita itu dengan tanpa malu-malu memeluk pria tampan di depannya tersebut. Dia ingin memberitahu Raka, kalau dia memenangkan casting. Dan mulai minggu depan, syuting akan segera dilaksanakan. Terang saja Raka tidak suka dengan pelukan wanita itu, dia merasa jijik pada Livia. Wanita itu berkali-kali selalu menginginkan pelukan darinya, padahal selama ini dia berbuat baik padanya semata mata hanya untuk anaknya saja.Tapi sepertinya, Livia salah mengartikan kebaikannya tersebut.
" Livia, bisa tidak kamu tidak kecentilan seperti barusan? Lama-lama aku risih menghadapi kamu yang seperti ini. Dengar ya, aku ini berbuat baik padamu semata mata hanya karena aku menghormati kamu sebagai ibu Yudha, tidak lebih. Jadi, berhentilah bersikap kurang sopan seperti itu! "
Livia menatap nanar wajah pria pujaannya itu, " Raka apa kurangnya aku dibandingkan dengan Yuna? Aku ini cantik dan bisa melahirkan anak untuk kamu, sedangkan Yuna dia mandul tidak bisa memberikan keturunan untukmu "
Mendengar nama istrinya dihina, Raka menampar wanita cantik yang ada di hadapannya itu.
" Jangan pernah menghina dia lagi, kamu bahkan tidak sebaik istriku. Camkan itu! " ujar Raka sembari berlalu pergi.
Sementara itu, Livia jatuh terduduk di lantai. Dia begitu syok, dan memegangi pipinya yang terasa perih itu, akibat tamparan dari Raka.
" Bertahun-tahun aku mencintaimu, tapi kamu justru memperlakukan aku dengan buruk. Sebenarnya apa kurangku ini? Mengapa kamu begitu jijik melihatku, bukankah kita telah memiliki anak bersama? Mengapa kamu begitu kejam padaku Raka? Aku harus bagaimana supaya kamu bisa mencintai aku? " batin Livia.
Livia bangkit, sembari mengusap air matanya, dia kemudian berjalan keluar dari ruang kerja Raka. Sementara itu, orang-orang kantor memperhatikannya dengan tatapan heran, dia berpura-pura tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Raka berdiri dari kejauhan sembari memperhatikan wanita itu, sebenarnya dia kasihan melihat Livia saat ini. Apalagi, Livia merupakan sahabat istrinya juga sang istri sudah menganggapnya seperti adiknya sendiri. Raka ingat, dulu dia sering diajak oleh Yuna ke panti asuhan yang dimana kedua orang tua Yuna adalah donatur tetap panti asuhan tersebut. Sehingga, dia selalu bertemu dengan Livia yang merupakan anak panti asuhan itu. Begitu dewasa Livia tidak pernah terlihat lagi di sana, dan begitu dia menikah dengan Yuna Livia datang meminta bantuan pada sang istri untuk mencarikannya pekerjaan. Lalu, wanita itu diberi kepercayaan oleh Yuna untuk bekerja di toko roti milik pamannya sebagai kasir.
Namun sayangnya hanya sebentar, karena toko roti pamannya itu hangus dilahap api, yang tidak diketahui darimana asalnya. Alhasil, Livia harus berhenti bekerja dan tinggal di kosannya. Karena Yuna merasa kasihan, dia akhirnya membebaskan biaya kosannya, dan membantu Livia membiayai kosannya tersebut. Lalu setelah itu, Livia pulang ke kampung halamannya dan saat itulah dia tidak bertemu lagi dengan Yuna. Dan datang kembali enam tahun kemudian, sembari membawa Yudha ke hadapannya sekaligus membawa surat tes DNA dari rumah sakit di kota B.
" Sebenarnya, kamu tidak mencintai aku Livia. Kamu hanya mencintai harta dan kekuasaanku ' kan ?" batin Raka.
Bersambung
