Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 HKSI
Semenjak malam itu Rio tidak pernah kembali dan menghilang seperti sebelum nya.
Retno yang sudah terbiasa melanjutkan hidup nya seperti biasa nya.
Sebagian para tetangga mulai membicarakan kehidupan Retno, ada yang perduli dan kasihan, mungkin ada juga yang tertawa karena sikap orang berbeda-beda.
Retno tidak perduli dengan semua itu dan terus melanjutkan hidup nya sehari-hari seperti biasa nya, Retno juga sudah tidak mau membahas nya lagi dengan siapa pun dan bahkan dengan mertua nya sendiri.
Waktu yang terus berjalan hingga beberapa hari lagi akan tiba bulan puasa ramadhan dan Rio tidak ada tanda akan pulang ke rumah.
Suatu pagi seperti biasa setelah selesai menyiapkan sarapan untuk Ardan dan Bela Retno siap-siap mau ngantar Bela dan pergi ke warung.
Sekilas terlihat ada sosok Rio di rumah mertua nya, "Sepertinya aku melihat mas Rio, apa dia sudah kembali." Gumam Retno di dalam hati.
Retno masuk ngambil tas yang selalu dia bawa kemana-mana lalu mendekati Ardan yang mau berangkat.
"Ardan sepertinya di rumah nenek ada ayah kamu."
"Beneran?"
"Entahlah, tapi barusan mamah seperti melihat ayah kamu di rumah nya nenek, coba kamu lihat sana tapi jangan bilang mamah yang ngasih tahu yah?"
"Oke mah." Ucap Ardan sambil mengangkat ke dua jari jempol nya lalu pergi ke rumah nenek nya.
Retno yang pura-pura tidak tahu keluar rumah dan siap pergi untuk ngantar Bela pergi ke sekolah, terlihat Ardan keluar dari rumah mertua nya.
Ardan mendekati Retno dan berbisik, "Iyah mah ada ayah."
"Oh Iyah, kamu mau bareng sama mamah ngga?"
"Ardan ikut sampai depan warung saja mah, nanti ke sekolah nya naik angkot saja."
"Ya sudah ayo, kamu belajar yang baik yah jangan sampai kamu bolos lagi." Ucap Retno sambil melajukan motor nya.
"Iyah mah." Setiap di nasehati Ardan selalu bilang Iyah tapi kelakuan nya sekarang semakin susah di kendalikan.
Selama di warung Retno terus kepikiran suami nya, "Kenapa mas Rio tidak pulang ke rumah yah? Apa dia malu atau dia masih marah karena aku tidak mendukung nya?"
Retno terus bertanya-tanya di dalam dirinya sampai-sampai Retno memutuskan untuk menceritakan semua nya kepada tante nya.
Selama ini Retno selalu menceritakan kisah hidup nya hanya kepada tante nya seorang.
Bukan Retno tidak percaya sama keluarga yang lain nya, tapi hanya kepada Rosma lah Retno merasa nyaman untuk bercerita.
Selama hidup berumah tangga dengan Rio, Retno tidak pernah sama sekali menceritakan masalah apa pun kepada ke dua orang tua nya, bukan Retno tidak mau dan tidak percaya dengan ke dua orang tua nya, Retno tidak mau ke dua orang tua nya sakit karena diri nya terutama ibu nya yang selalu sakit-sakitan.
Setelah menceritakan tentang Rio yang sudah pulang dan tinggal di rumah orang tua nya, Retno merasa sedikit lega apalagi Rosma berjanji akan datang dan menemui Rio bersama ke dua orang tua nya.
Hanya Rosma harapan satu-satu nya Retno untuk membantu nya untuk memperjelas hubungan antara dirinya dengan Rio.
Retno seperti biasa melakukan kegiatan sehari-hari nya, suatu hari Retno berpapasan dengan Rio, dan diantara ke dua nya seperti orang asing yang tidak saling mengenal sehingga mereka tidak bertegur sapa sama sekali.
Sakit hati Retno melihat suami nya sekarang tidak perduli dengan nya sementara ikatan diantara mereka belum terpisah.
Entah apa mau nya Rio sekarang, apa mungkin Retno harus bersimpuh dan bersujud di hadapan nya sementara Retno sama sekali tidak salah.
Retno juga tidak habis pikir dengan pemikiran ke dua mertua nya, seharusnya mereka mempertanyakan perihal Rio yang tidak pulang ke rumah untuk menemui istri dan anak-anak nya padahal rumah yang sedang di tempati istri dan anak-anak nya di belakang rumah mereka.
Setelah kejadian berpapasan pagi itu Retno langsung menceritakan kepada Rosma sehingga membuat Rosma ikut sakit hati dengan kelakuan Rio.
Rosma berjanji besok siang akan datang menemui Rio dan ke dua orang tua nya.
Retno merasa sedikit tenang dan berusaha melupakan kejadian tadi pagi, Retno ingin segera esok hari agar dirinya bisa mendapat kejelasan dari Rio.
Jam terus berputar sehingga pagi pun menjelang, untung nya hari ini hari Minggu dan sekolah pun sudah mulai libur karena dua hari lagi akan segera memasuki bulan suci Ramadhan.
Pagi-pagi Retno langsung pergi ke warung dan tidak menyiapkan sarapan seperti biasa nya karena Ardan tidak ada di rumah sementara Bela setelah melihat ayah nya ada di rumah nenek nya langsung pergi ke rumah mertua Retno.
Sementara untuk sarapan Retno memilih untuk membeli nya di warung nasi langganan nya.
Retno sangat bersyukur sekali karena hari ini banyak sekali pembeli yang datang sehingga membuat Retno melupakan masalah nya.
Hingga siang hari tiba Retno memilih untuk melaksanakan sholat di mesjid yang dekat dengan warung nya, Retno sangat malas sekali untuk pulang ke rumah seperti biasa nya karena takut bertemu lagi dengan Rio.
Bukan Retno takut di pukul atau di hina lagi, tapi Retno takut sakit hati seperti hari kemarin.
Setelah melaksanakan sholat Retno memilih untuk membeli makanan untuk makan siang nya, terdengar suara ponsel nya berdering membuat Retno langsung menerima nya.
Ternyata orang yang menghubungi nya adalah Rosma tante nya, Rosma mengatakan kalau dirinya akan segera datang dan menemui Retno.
Retno langsung membereskan warung nya agar ketika tante nya datang Retno tinggal menutup warung nya.
Beberapa menit kemudian baru saja Retno merapihkan warung nya, terdengar suara motor berhenti di depan warung nya, Retno melihat ke arah motor yang berhenti dan ternyata Rosma yang baru saja datang.
"Cepat sekali Tan?"
"Iyah soalnya tadi kan pas hubungi kamu Tante ada rumah teman jadi cepat sampai."
"Oh pantas saja, ya sudah kita duduk dulu saja." Ucap Retno lalu mencium punggung tangan Rosma, Retno mengajak Rosma untuk duduk terlebih dahulu karena ingin menceritakan nya secara langsung.
"Jadi suami kamu itu sudah pulang tapi tinggal di rumah orang tua nya begitu?" Tanya Rosma sambil duduk di kursi yang sudah di siapkan oleh Retno.
"Iyah Tan, sudah satu Minggu dia pulang, dan selama satu Minggu itu dia tidak pernah pulang ke rumah dan memilih tinggal bersama orang tua nya, padahal kalau di lihat dari posisi jelas-jelas mas Rio yang salah, tapi kenapa sekarang malah aku yang sepertinya salah." Ucap Retno sambil menangis, Retno sudah tidak kuat lagi sehingga menumpahkan nya di depan Rosma.
Rosma hanya terdiam lalu memeluk Retno, sungguh Rosma ikut sakit hati melihat saudara nya di sakiti batin nya.