NovelToon NovelToon
Bangkitnya Arwah Penari Ronggeng

Bangkitnya Arwah Penari Ronggeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: JK Amelia

Novel ini merupakan lanjutan dari "susuk nyironggeng"

"Ampun Sari jangan,"Juragan Karta berlari keluar dari kamar,sedangkan perempuan yang bersama nya mengigil ketakutan,terlihat sosok penari ronggeng melayang mengejar Juragan Karta.
Sudah 10 tahun sejak peristiwa pembakaran yang menyebabkan kematian seorang penari ronggeng,kini desa itu sudah maju dan berganti nama menjadi desa sukamulya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Abah Harun

Ica terbaring ditempat tidur,kang Jejen dan lelaki yang menolongnya berada disampingnya.

"Pak terima kasih,maaf bapak siapa ya?sepertinya saya baru lihat bapak?"

"Oh ya,kenalkan saya Harun,Uwanya ustadz Salim dari Banten."

"Oh,punten saya manggil apa yah?takut nanti tidak sopan."

"Panggil saja saya Abah Harun,saya tadi baru sampai desa,sedang keliling sebelum kerumah Salim,tapi pas lewat ada yang berteriak jadi saya samperin."

"Iya Abah,terimakasih atas pertolongannya,oh ya Abah,kenal kan saya Jejen,ini istri saya Ica,kalau tidak ada Abah,kita enggak tahu bagaimana jadinya."

"Sudahlah,kebetulan saja saya lewat,mungkin Allah menunjukkan jalan saya harus kesini menolong kalian,saya ini hanya perantara semua datangnya dari Allah,kalau begitu saya permisi dulu,nanti kalau dia bangun berikan air ini, isya Allah tidak apa-apa dan banyak-banyaklah berdoa agar dihindarkan dari hal-hal yang negatif."

"Iya Bah,makasih banyak,"Kang Jejen pun mengantar Abah Harun sampai kepintu.

Setelah Abah Harun pergi dari rumah Kang Jejen,ia masih melanjutkan keliling kampung,ia pergi menyusuri jalan-jalan didesa itu.

"Auranya di desa ini kok tidak enak,aku harus mencari tahu penyebabnya,sepertinya ada yang sedang bermain-main dengan hal gaib."

Abah Harun sengaja keliling desa,untuk mencari dari mana sumber energi itu berasal,ia terus berjalan sambil terus berzikir.

Ia berjalan mengikuti bisikan ditelinganya,tanpa terasa ia sampai di sebuah pemakaman,energi negatif itu semakin kencang ia rasakan.

Ketika Abah akan memasuki area kuburan banyak suara yang ia dengar lolongan anjing saling bersahutan,pohon-pohon bambu bergoyang kencang padahal tidak ada angin,tapi Abah mengabaikannya,ia mulai memfokuskan pada satu titik yang paling besar energi gelapnya dan sampailah dia disalah satu kuburan,disitu tertulis nama Sari dan tahun meninggalnya.

"Keliatan ia sudah meninggal lama,tapi tidak mungkin ia ditarik dan dimanfaatkan orang,biasanya kalau matinya masih baru atau perawan,atau mati pada malam-malam tertentu saja."

Ketika abah sedang fokus memperhatikan makam Sari,suara-suara seperti rintihan,teriakan dan geraman terdengar dari pohon-pohon bambu yang bergerak semakin kencang seakan ingin mengusir Abah pergi dari tempat itu.

"Aku tidak menganggu kalian,kalian juga jangan mengangguku,kita mempunyai dunia masing-masing,"setelah berkata seperti itu,Abah mengangkat tangannya dan berdoa untuk semua yang ada disitu,lalu ia menyebarkan bubuk putih dikantongnya ke segala arah.

"Bismilah,pergilah kealammu jangan ganggu,"setelah menyebarkan garam kesegala penjuru keadaan menjadi tenang,kemudian Abah Harun bergegas pergi.

Tapi ketika Abah hendak beranjak dari kuburan,tiba-tiba angin kencang menerjang tubuhnya dan ia terjatuh menimpa batu nisan karena tidak menyangka akan mendapatkan serangan.

"Brukhhh...."

"Akhhhhhh....."Abah mengeluh kesakitan.

"Hihihihi...."

Tiba-tiba muncul sosok perempuan berdiri tidak jauh dari Abah Harun,perempuan itu kembali menyerang Abah Harun dengan mengibaskan selendangnya melihat Abah terjungkal,dia adalah sosok Sari yang tidak suka dengan kedatangan Abah Harun.

Abah yang belum sempat bangun kembali terhempas dan terjengkang disalah satu kuburan.

"Kenapa kamu pencampuri urusanku,tinggalkan desa ini,atau aku akan membunuhmu!!"Sari terlihat marah matanya merah nyalang menatap Abah Harun.

"Aku tidak akan mencampuri urusanmu,tapi tolong jangan ganggu para warga desa."

"Hihihihi...."

"Mereka yang memulai sudah kejam membunuhku dengan cara keji,aku tidak akan memaafkan mereka,"sosok arwah Sari kembali melayang menyerang Abah Harun.

Kali ini Abah sudah bersiap-siap,Abah merapalkan doa dan menyatukan kedua tangannya,kemudian ketika sosok Sari mulai mendekati Abah,Abah menghentakan satu tanganya kedepan.

"Hiatttt......"

Sari terkejut ada semacam sinar merah seperti tali melilit tubunya dan sinar putih yang membuyarkan serangan Sari,ia terlambat menghindar,tubuhnya terlilit tali.

"Akhhhh....."

"Kurang ajar,apa yang kamu lakukan,kenapa kamu mencampuri urusanku,"Sari kemudian memutar tubuhnya melayang keatas,dari tubuhnya keluar api dan lilitan tali itupun putus.

"Hihihihi..."

Sosok Sari melayang sambil tertawa,tubuhnya diselimuti sinar merah menyala,ia kemudian mengerakan tanganya,seketika angin kecang terjadi ditempat itu,angin itu menerjang kearah Abah Harun.

"Kekuatannya sangat besar,sebenarnya apa yang terjadi?"Abah bergumam,Abah kembali merapalkan doa,kemudian menghentakan kaki,angin yang datang itu seperti membentur dinding dan berbalik.

Sosok arwah Sari terkejut, tubuhnya terpental melayang.

"Akhhhhhh..."

"Kurang ajar,kali ini aku kalah tapi ingat aku akan meneror semua warga desa kalau kamu masih mencampuri urusanku,"sosok Sari yang merasa terpojok,melayang menjauh lalu menghilang sambil mengancam Abah Harun.

Abah Harun melihat kesekeliling area pemakan,kemudian dia mengangkat tangannya dan berdoa,mendoakan semua arwah yang ada disitu,setelah selesai ia pergi meninggalkan area pemakaman menuju desa.

Abah Harun berjalan menyusuri jalan desa yang sepi menuju tempat Ustadz Salim.

Dari kejauhan terdengar suara kentongan,tanda para peronda sedang keliling kampung.

Abah Harun melihat kearah depan banyak senter terarah padanya,ia berhenti menunggu mereka.

Sedangkan para warga yang melihat Abah Harun dari kejauhan malah berhenti,mereka mengira Abah adalah hantu karena jubah yang berwarna putih menjuntai ditiup angin.

"Lihat kedepan,itu jurig bukan yah?"ujar salah seorang warga.

Mereka mengarahkan senternya kearah Abah Harun,tapi karena jaraknya jauh mereka belum melihat jelas.

"Kita kesana,kita cek saja,dia tidak bergerak malah diam saja,"usul salah seorang warga.

"Kalau jurig gimana?"kata salah seorang yang lain.

"Kitakan banyakan,masa kalah sama jurig satu,"sahut yang lain.

"Huhhhh..."

Perkataan warga itu mendapat sorakan dari yang lain.

"Iya,kamu tuh pintar kalau ngomong,tapi giliran ada jurig lari duluan,"kata yang lainnya.

"Hahahaha...,betul itu,"sahut yang lain.

"Sssttt....,diam dia bergerak kesini ayo siap-siap,"ujar salah seorang warga.

"Siap-siap apa?"ujar yang lain.

"Lari lah,terus mau ngapain,tapi sepertinya itu manusia,lihat kakinya nginjak tanah,"ujarnya.

"Iya betul,"sahut warga lainya.

Walaupun mereka mengatakan itu manusia,tapi para warga itu terlihat tegang,masing-masing sudah bersiap-siap.

"Assalamualaikum..."Abah Harun mendekati mereka dan memberi salam.

"Waalaikum salam..."jawab mereka serempak.

"Manusia eui,manusia,"ucap salah seorang warga sambil menarik nafas lega.

"Iya..."Sahut yang lain.

"Maaf Bapak ini siapa dan mau kemana kok malam-malam keluyuran,sepertinya bapak bukan warga desa ini?"tanya seorang warga.

"Hahahaha....,Abah Harun tertawa melihat mereka tegang,"panggil saya Abah Harun,aku mencari rumah Ustadz Salim,aku saudaranya."

"Ohhhhh....,"jawab warga serempak.

" Oh,Uwanya Ustadz Salim,Abah!apa Abah enggak takut malam-malam datang kekampung kami?"tanya salah seorang warga.

"Loh memangnya ada apa?"Abah malah balik bertanya.

"Ih Abah mah(tuh),pan (kan)kampung kita lagi banyak teror,banyak warga yang mati dibunuh hantunya Sari."ucap salah seorang warga warga.

"Iya Bah,betul itu,"warga yang lain menimpali ucapan warga yang tadi.

"Benarkah!sudah perbanyak saja ibadahnya,insya Allah kita dijauhkan dari hal-hal buruk,bagaimana nih,apa kalian mau mengantarku ketempat Salim?"

"Iya boleh Bah,ayo kami antar kebetulan searah sama jalur yang akan kita lalui,"ucap para warga.

Akhirnya para warga meronda sambil mengantarkan Abah ketempat Ustadz Salim.

"Bah,ini rumahnya,apa perlu kita yang bangunin pak Ustadznya, Bah?"ucap warga.

Tidak usah,kalian teruskan saja berkeliling dan ini sebagai rasa terima kasih,aku berikan tasbih ini untuk kalian,"Abah Harun merogoh saku bajunya dan mengambil tasbih.

"Ini buat temani kalian ronda,buat zikir,"ujar Abah Harun.

"Makasih Bah,kami permisi dulu,"jawab salah seorang dari mereka sambil mengambil tasbih dari tangan Abah.

Para peronda itu kemudian meneruskan keliling kampung ,sepanjang jalan mereka membicarakan tentang keberanian Abah Harun, malam-malam mendatangi desa mereka.

1
MasWan
ceritanya kampung sedap malam berada dimana?
awal aku ngebayangin daerah karawang, kan daerah penari.
lalu kalau jalur tempuh tengah malam bisa nyampe Banten, berarti deket, antara Bogor atau Sukabumi.
ah jadi lieur kumaha othor wae lah hehehe
up
up
up
MasWan
jaga maharani dengan baik zam
MasWan
sari sari.. jurigh sia
Amelia: he eh si Sari mah jadi manusia sifat kawas jurig,ayena jd jurig kawas naon nya...
total 1 replies
MasWan
Alhamdulillah ada yg nyelametin ica
MasWan
boa² si imran jeung guru penolong na
MasWan
saha nya?
MasWan
heuh emak jeung anak sarua wae kelakuan teh... nyalawading
Amelia: teu aya walungan kang...ayana sumur...
MasWan: nya thor... lelepkeun we ka walungan hahahaha
total 3 replies
MasWan
geng sugeng... modyar kowe
MasWan
keburukan akan selalu terbongkar
MasWan
nya si euceu mah, bikin gaduh wae da
MasWan
huh dasar si nini lebih parah dari nyi ronggeng ini mah, nyi ronggeng versi manusia nya
MasWan
wah sudah dimulai dendam arwah nyai sari
MasWan
wah sdh 10 atau 11 tahun terlewati nih sejak kejadian sari meninggal
MasWan
eh, nenek ipak dan mbah jarwo sdh mendiang?
MasWan
waw ini kelanjutan nya ya... asyik
Arsy Rhesy
Luar biasa
tundra mahkota
susah nih
FiaNasa
susah klau ngajak orang penakut,,bukannya perjalanan lancar malah begini jadinya
neng ade
mereka sengaja mengganggu perjalanan ustadz Salim dan Akhmad agar. tak busa sampai ke rumah abah Harun
FiaNasa
benang merah Abah Harun kurang manjur karena segitu mudahnya dukun itu mengambilnya.
Amelia: ok siap mba...
FiaNasa: lanjut thor
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!