Silent Love

Aldo, gery, arya dan vian duduk di sekitar sriya yang tidur di kelas mereka.

Keempatnya bermain ponsel sambil tetap bermain ponsel.

Hingga beberapa saat kemudian sriya pun terbangun sambil mengusap mata dengan tangan.

" Kalian sudah kembali.. Ucap sriya.

keempatnya menoleh dengan mata lembut,

" Maaf yah.. Karena kesibukan kami tadi, kau jadi tak terurus dengan baik. ucap vian mengelus tanganmu.

Aldo pun menyodorkan makanan padamu.

" Ini makanlah, kau belum makan sejak tadi, karena menunggu kami, kan..? Sahut aldo.

Sriya pun duduk dan makan, berawal dari sriya yang kurang nyaman dengan pengaman keempatnya.

Kini sriya mulai menikmati rasa nyaman dengan keempatnya,

Bahkan rekan wanita dari keempatnya tak di izinkan untuk menyentuh sriya.

Hanya boleh di ajak berbincang dan menatap, namun di larang melakukan kontak fisik dengan sriya.

Sriya sudah mulai terbiasa dengan sikap penjagaan ketat atasnya, membuatnya ingin tetap dekat pada keempatnya.

Karena di sekolah tkdaka adanya kegiatan belajar, karena ada kegiatan luar. Maka pihak sekolah membiarkan semua siswa untuk belanja makan di luar sekolah,

Jika mereka ingin. Namun meski begitu, sriya tetap dalam kawalan keempatnya.

" Mm... Permisi, boleh aku bicara sesuatu. ucapnya pada keempatnya.

Keempatnya sontak memandang sriya dengan wajah penasaran.

" Kau ingin bicara apa.. Tanya arya.

Sriya awalnya sedikit kaku dan bingung untuk bicara, namun akhirnya memberanikan diri untuk bicara.

" Bolehkah aku jalan berdua dengan kak vian keliling sekolah, aku lagi tak ingin di kawal kalian semua, boleh yah..

Pinta sriya dengan gugup namun mencoba berani.

Melihat itu keempatnya tertawa kecil lalu gery berkata,

" Astaga... Hanya minta hal itu kau sampai se kaku itu pada kami, apa kami pernah galak padamu, tidak kan.. Kami hanya melakukan tugas kami dengan baik,

Kau boleh jalan dengan vian, tapi tetap berada dalam pengawasan vian, yah.. Sambung gery mengelus kepala sriya.

Sriya hanya mengangguk pelan. Lalu vian dengan lembut meraih tangan sriya, lalu membawanya keliling sekolah yang amat luas itu.

Vian tetap menggenggam erat tangan sriya tanpa memperdulikan semua siswa yang melihat keduanya.

Semua siswa dan guru akhirnya paham dengan tugas dan tanggungjawab keempatnya dalam menjaga sriya di sekolah.

Dan hal itu membuat isu di sekolah yang sebelumnya membludak, kini meredup, dan hilang bak di telan bumi.

Vian menggandeng tangan sriya dengan erat, lalu berkata.

" Kau ingin kita keliling sekolah saja, mm..? Tanya lembut vian.

Sembari tetap mengawasi tiap orang yang berpapasan dengan keduanya.

Takut jika sriya di lukai oleh siswa lainnya.

" Kak vian, terima kasih yah.. Kau dan ketiganya sudah menjagaku selama di sekolah.

Minta maaf jika aku belum bisa balas budi. Ucap sriya agak tak nyaman dengan hal itu.

Vian menghela nafas dan berkata,

" Sriya,.. Kau tak perlu merasa keberatan atau pun lainnya, kami lakukan ini demi dirimu atas kehendak kami yang sudah banyak berhutang pada kakakmu.

Lagi pula aku nyaman menjagamu, membuatku sangat bahagia dan merasakan hal lainnya padamu.

Mendengar perkataan itu sriya berkata..

" Maksud kak vian..

Vian hanya bisa menghela nafas dan menatapmu tetap menggenggam tanganmu dan berkata.

" Sejujurnya sejak awal aku mulai menjagamu, kau sudah meluluhkan hatiku, sriya. Dan hal itu yang membuatku menaruh hati padamu.

Mendengar pengakuan itu sriya tampak terkejut dan bingung.

Karena sebenarnya sriya menaruh hati pada aldo.

Dan mengejutkannya lagi adalah aldo mendengar pengakuan vian pada sriya membuatnya hanya bisa bersandar di balik dinding sambil menghela nafas.

Namun sriya menoleh seperti merasakan kehadiran aldo di dekatnya.

Dengan berani sriya berkata,

" Maaf kak vian, tapi sejujurnya kakak lakukan ini karena sebuah tanggungjawab bukan karena perasaan. Sebaiknya kakak beri waktu untuk dirimu sendiri,

Kau menyukaiku sebagai adik bukan lebih dan aku mengetahui hal itu dari kak gery dan kak arya. Ucap sriya.

Akhirnya vian pun mengangguk pelan dan pergi dari sriya. untuk berfikir kembali tentang perasaan yang di rasa oleh hatinya sendiri.

Setelah vian pergi, sriya pun bergumam pelan pada dirinya sendiri.

(" Minta maaf kak vian, bukannya aku ingin melukai perasaanmu. Tapi kau mencampurkan kerja dan rasa. Karena itu kau salah dalam menilai sebuah rasa yang timbul di hatimu.

Selain itu aku sudah lama menyukai kak aldo, bahkan dari awal aku masuk sekolah ini, aku sudah menyukainya,

Aku menyukai sudah sejak 6 bulan lalu. Namun aku tetap diam. ") gumamnya sendiri.

Tanpa sriya sadari perngakuannya di dengar langsung oleh aldo yang bersembunyi di balik dinding.

Keduanya sama - sama berdiri bersandar pada dinding, namun sriya tak mengetahui jika aldo sudah mendengar pengakuan hati.

( " Andai saja aku bisa mengungkapkan perasaanku pada kak aldo, mungkin sudah kulakukan di awal,

Tapi aku takut karena kak aldo di sukai banyak wanita di sekolah ini ) gumam sriya kembali sembari menangis pelan.

Sriya hanya duduk di lantai sambil bersandar pada dinding, melipat kaki dan membenamkan wajah pada kedua lututnya.

Aldo yang mendengar pengakuan sriya lagi berdiri tepat di belakang sriya,

Ingin mengelus kepalanya dan menunjukkan perasaanya pada sriya.

Namun di tahannya tangannya karena ini sekolah.

Yang dimana keduanya ternyata sama - sama memiliki perasaan yang sama dan saling menyukai satu sama lain, namun sulit untuk bicara terbuka.