Serpihan Luka

Seperti biasa Prasetya sepulang dari kerja, Pras akan mengurus ibu nya bahkan hampir setiap hari pria itu mencuci pakaian dan mengurus rumah sendiri. pras seperti tidak memiliki istri.

Sedangkan Mende, entah pergi ke mana. sejak Pras pulang wanita itu sudah tidak ada di rumah.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai Pras segera menyiapkan makanan untuk ibu nya.

Sambil membawa piring berisi nasi dan lauk nya Pras masuk ke kamar Ibu nya, lalu menyuapin ibu nya yang cerewet itu.

"Gimana, kamu sudah ketemu sama Fiona dan Caraka belum"? tanya Bu Soraya.

" Sudah bu"

"Apa! kalau sudah kenapa gak kamu ajak Fiona sama Caraka pulang" sahut Bu Soraya.

"Fiona sekarang sudah berubah Bu" ucap Pras.

"Berubah gimana"? tanya Bu Soraya penasaran.

" Fiona sekarang sudah berani membantah ucapan ku Bu, dan Fiona yang sekarang tidak seperti Fiona yang dulu jelek gendut dan kumel. sekarang Fiona sexy, dan cantik" ucap Pras menjelaskan.

"Bodoh kamu Pras"

"Kenapa ibu bilang begitu" tanya Pras.

"Istri itu akan tetap cantik tergantung suaminya, coba kamu kasih Fiona uang lebih. tidak mungkin Fiona terlihat kumel seperti itu. kama pengen punya istri cantik tapi kamu kasih Fiona uang pas pasan, giliran bersama wanita jalang itu kamu royal" ucap Bu Soraya kesal.

Pras hanya diam saja, apa yang di katakan ibu nya memang benar.

bahkan uang tabungan nya pun rela iya gunakan hanya untuk membelika Mende mobil.

Pria itu teringat dengan Fiona yang tidak pernah minta apa pun pada dirinya, tapi melakukan semua tugas nya dengan iklas. sementara Mende wanita yang banyak sekali mau nya tidak bisa apa apa.

"Coba kamu temui lagi Fiona dan kamu bujuk dia agar mau rujuk dengan mu" pinta Soraya.

"Mana mungkin aku rujuk dengan Fiona, lalu gimana dengan Mende Bu"

"Ibu gak suka sama wanita itu, kamu bisa ceraikan dia dan kembali rujuk dengan Fiona" ucap nya.

"Tidak bisa Bu, bagai mana pun Mende saat ini sedang hamin anak ku, cucu ibu juga"

"Memang nya kenapa kalau kamu bercerai dengan Perempuan jalang itu yang sedang hamil anak mu? bukan kah kamu bercerai dengan Fiona yang juga sudah melahirkan anak kamu"! Ucap Bu Soraya mendengus kesal.

Pria itu seperti nya sudah benar benar lupa dengan darah daging nya sendiri.

"Pokok nya ibu mau kamu besok harus temui Fiona dan bawa dia kembali ke sini bersama Caraka" rengek Bu Soraya.

"Aku sendiri tidak tau sekarang Fiona tinggal dimana Bu, tadi kebetulan aku ketemu dia pas di toko kue" jawab Pras.

"Halah,, palingan dia tinggal di tempat dekat dekat dengan toko kue itu. atau mungkin di tempat kumuh"

Pras hanya diam, rasa nya tidak mungkin sekali Fiona tingal di tempat kumuh. Karena penampilan Fiona yang sekarang jauh lebih baik, bahkan saat itu ia keluar dari mobil mewah.

"Sepertinya tidak mungkin Fiona tinggal di tempat kumuh Bu, karena sekarang penampilan Fiona jauh lebih baik"

"Halah.. palingan juga dia jual diri, secara dia kan tidak punya keluarga, rumah juga tidak punya. mau kerja juga kerja apa kan ada anak kecil" umpat Bu Soraya.

Entah apa yang di pikir kan Bu Soraya, wanita paruh baya itu sangat menginginkan Fiona untuk kembali tapi dia juga menjelek jelekan Fiona.

"Apa kamu mau, anak kamu di kasih makan dengan uang haram" sambung Soraya kemudian.

Pras termanggu, pria itu tiba tiba kepikiran apa yang baru saja ibu nya katakan.

Sebenar nya Pras merasa heran, kenapa penampilan Fiona menjadi berubah seperti itu. sedangkan saat dia keluar dari rumah ini dia tidak membawa apa pun.

"Ibu benar, pasti Fiona sudah menjual diri. penampilan dia saja jauh berbeda dari biasa nya, karena sebenarnya dia memang cantik. pasti banyak laki laki hidung belang yang mau sama dia" ucap Pras dalam hati nya.

Pras kembali menyuapi ibu nya sampai selesai, setelah ibu nya minum obat Pras keluar dari kamar Bu Soraya.

Sampai malam pun Mende belum juga pulang. entah kenapa Pras merasa begitu tenang saat Mende tidak ada di rumah.

Sedangkan Mende sendiri saat ini sedang menikmati waktu bersama seorang pria.

Dia lah mantan pacar nya yang sudah menghamili Mende.

Sebenarnya selama bersama Pras, Mende juga berhubungan badan dengan pria tersebut.

Bodoh nya Pras sudah mempercayai wanita seperti Mende.

Perut Mende yang sudah semakin membuncit itu tidak mengurangi nafsu birahi nya untuk bercinta.

wanita ini memang nakal, hanya saja Pras tidak mengetahui sifat asli nya wanita yang ia anggap jauh lebih sempurna dari pada Fiona.

"Pulang lah sayang, nanti suami mu tau kalau kamu sedang bersama ku" ucap pria bernama Mario ini sambil mengecup manis bibir Mende.

"Ah,, rasa nya malas sekali aku mau pulang, aku tidak betah di rumah itu apa lagi ada nenek lampir cerewet itu"

"Bersabarlah ini hanya sebentar. dan setelah anak kita lahir, anak ini bisa kita jadikan alat untuk menguras harta pria itu" ujar Mario.

"Iya sayang, aku juga pengen nya nenek lampir itu cepat mati. dengan begitu aku bisa menjadi pemilik rumah itu, dan setelah semua nya menjadi milik ku. akan ku ceraikan Prasetya" ucap Mende terkekeh.

"Terserah kamu, yang penting saat ini kamu harus pulang dulu" titah Mario.

"Tapi sebelum aku pulang, aku hanya ingin kenikmatan darimu"

Mario pun mengiyakan, bagi Mario Mende sangat jago dalam memuaskan hasrat nya meski tengah hamil sekali pun.

Setelah puas menuntaskan hasrat nya, Mende pun memutuskan untuk pulang.

Jam sepuluh malam ia baru sampai di rumah Pras, Pras yang baru selesai mengosok baju pun melihat Mende masuk ke dalam rumah.

"Dari mana saja kau? kenapa jam segini baru pulang"?

" Aku bosan di rumah terus mas, apa salah kalau aku pergi jalan jalan. lagi pula sekarang sejak kita menikah kamu tidak pernah lagi mengajak ku jalan jalan" jawab Mende.

"Kamu tau kan kalau dirumah ini ada ibu yang sedang sakit, seharusnya kamu tidak meningalkan ibu sendirian apa lagi sampai jam segini"

Mende hanya tertawa mendengarkan ucapan suami nya.

"Kau pikir berada di rumah seharian tidak bosan? apa lagi harus berdua dengan ibu kamu yang sudah sakit sakitan cerewet pula. aku ini sedang hamil mas, tidak boleh sampai stress" ucap Mende panjang lebar.

Wanita itu langsung masuk ke dalam kamar nya, tanpa mengunggu tanggapan dari suami nya.

Pras hanya bisa membuang nafas kasar. Mende suka sekali membantah dirinya, beda sekali desa Fiona yang hanya diam dan menurut.