AKU MASIH PERAWAN

Susi juga ikut memohon, pada Dirga untuk tidak menyiksa aisyah.

"Tuan tolong, jangan menghukum Ais dengan kekerasan, Aisyah tidak bersalah, memang nona Oliv tadi bertindak semena mena sama kami, semua harus melayani dia dengan baik, dulu, dan tidak ada habisnya, sementara pekerjaan kami masih banyak tuan. Susi juga memberikan keterangan terhadap tindakan Oliv.

"Hei lo, kalian itu di bayar untuk melaksanakan semua perintah majikan, jadi jangan protes, Sayang lihatlah, semua pembantu kamu memojokkan ku, pasti gara gara di hasut wanita ini, beberapa hari ini kamu kan yang mendekatkan mereka, jdi mulai sekarang, pindahkan saja di sini kamarnya, lalu di kunci dari luar sayang." Rengek Oliv.

" Semua urusan rumah aku serahkan padamu sayang, terserah kamu apakan wanita ini aku tidak peduli, asal jangan di bunuh saja, bisa panjang urusannya."Jawab Dirga. Pemuda itu. masih berdiri diam di tempatnya sambil melipat tangannya di dada.

Oliv mendekati Aisyah dan mencengkeram rahangnya.

"Apa tadi lo bilang, gue murahan dan lo nyuruh gue ngaca, denger ya asal lo tahu, lo itu pelakor, perebut laku orang, jelas jelas Dirga pacar gue,tapi kenapa lo terima saja lamaran si tua bangka sialan itu, cih." Oliv dengan kejamnya meludahi muka Aisyah.

Oliv juga menarik Jilbab Aisyah hingga terlepas dari tempatnya, Rambut hitam lurus dan panjang terpampang di depan Mereka, karena ikat rambut Aisyah juga Ikut tertarik.

Oliv jadi kelimpungan sendiri melihat mahkota Aisyah yang lebat dan indah, yang selama ini tertutup rapi oleh Hijabnya.

"Eh, lo pasang kembali itu penutup kepalanya!"Perintah Oliv pada Susi.

Dirga juga melihatnya, tapi pemuda itu segera membuang mukanya ke lain arah, dia tidak mau tergoda dengan kecantikan alami Aisyah.

Dirga keluar dari gudang itu dan menyerahkan semua kepada oliv.

" Sayang aku ke kamar dulu, kamu selesaikan urusanmu." Dirga keluar dari tempat itu, membuat Oliv tersenyum miring.

Dia menarik kembali jilbab yang tadi Susi pasangkan, lau menjambaknya dengan kuat.

" plaak." sebuah tamparan keras, mendarat di pipi Aisyah.

"Ini belum seberapa, ingat aku gue buat hidup lo seperti di neraka." Ucap Oliv dan kembali meludahi Aisyah, tapi Minah segera memasang tubuhnya di depan Aisyah, jdi kena dada Minah.

Oliv menghentakkan kakinya dengan kesal, dia tidak habis pikir kenapa par pembantu di rumah itu membela Aisyah, padahal baru kemarin dia berada di sini.

" Lebih baik kalian bertiga menginap di sini saja." Dengus Oliv, lalu dia keluar dari gudang tersebut dan kembali ke dalam rumah.

Minah dan Susi segera membuka ikatan Aisyah dan mereka saling berpelukan

" Kok ada sih, wanita sekejam Itu, lihat saja nanti kita harus mengerjai dia sebelum dipecat dari sini budhe."Ucap Susi dengan geram.

"Atau kita kabur saja dari sini sama sama, di luar sana kita pasti bisa mendapatkan pekerjaan baru yang lebih layak dari ini, lihat kelakuan tuan muda yang kejam banget kepada istrinya, dan lebih membela selingkuhannya itu." Minah menambahkan.

" Terima kasih mbak Susi budhe minah, kalian sudah membelaku bahkan menentang majikan kalian, Ais tidak tidak tahu harus membalas dengan apa." Ucap Aisyah kepada kedua Art yang bahkan baru di kenalnya itu.

" Mereka pasti kualat apalagi, Aisyah anak yatim piatu, aku takut karma keji akan segera mereka dapatkan."Kata Minah sambil membersihkan muka Aisyah.

Mereka membersihkan. gudang tersebut dan mencari beberapa kardus untuk alas duduk.

Oliv lupa kalau masih butuh tenaga mereka, bahkan mengurung semuanya di gudang.

Setelah bersih bersih diri Dona keluar dari kamarnya, menuju ruang makan, mengecek menu untuk makan malam mereka. Dona melihat meja makan yang masih kosong menjadi marah.

" Minah, Susi, mana makan malamnya, kenapa sampai sekarang belum siap, sudah jam berapa ini sekarang, Susi, Aisyah." Panggil Dona.

"Kenapasih ma, teriak teriak." jawab Dirga yang juga baru keluar kamar, dengan Oliv di sampingnya sambil bergelayut mesra di lengan Dirga.

"Apa yang kalian lakukan pada Minah dan Susi, serta si Aisyah, kenapa tidak ada seorangpun disini, lihat meja makan bersih, di dapur juga tidak ada orang."Kesal Dona.

Oliv menelan salivanya dengan kasar, lalu sembunyi di belakang Dirga.

"Sayang aku lupa mengunci semua di gudang belakang sana, habisnya aku kesel, mereka membela wanita miskin itu." Jawab Oliv

" Kalau begitu kamu yang masak, jangan mentang mentang Dirga mencintai kamu, terus seenaknya di rumah ini, dengar ya, semua yang ada di rumah ini dibawah kendaliku, jadi kau tidak berhak mengusir dan memecat Pembantuku." Tunjuk Dona pada Oliv.

"sayang, tanganku bisa hancur kalau memasak, bagaimana kalau terkena minyak atau Air panas, bisa bisa tidak cantik lagi."Kesal Oliv, dia protes dengan gaya manjanya.

" Ma, kitakan bisa delivery, masak calon nyonya rumah ini yang harus masak."Bela Dirga.

"Enak saja, tidak mau susah, sini kamu harus masak, sebagai wanita harus bisa memasak, dulu mama yang memasak untuk semua anggota rumah ini, termasuk untuk nenek kamu Dirga, Dan tidak ada ceritanya perempuan tidak bisa masak."Marah Dona.

Dia menarik tangan Oliv menuju ke dapur, melempar sebuah celemek masak pda Oliv.

"Cepat, hasilkan suatu masakan, jangan manja Dirga tidak akan bisa menolong kamu."Ucap Dona.

Perempuan paruh baya itu duduk di pojok Dapur, di sebuah kursi malas, dia mengawasi Oliv jangan sampai Dirga membantunya.