Nara harus sedia menjadi pemuas hasrat Kakak tirinya, mewujudkan semua keinginan jahat serta menyiksa dari Noah. Kehidupan Nara yang sempit serta tidak berdaya sangat Noah andalkan untuk membuat Nara menjadi miliknya.
"Hentikan, Kak.. hentikan semua ini!" teriak Nara disaat tubuh Noah terus berpacu menikmati setiap adegan panas yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Kakak!" Nara tiba-tiba terbangun dari tidurnya, ia terkejut disaat melihat Clara yang ternyata duduk ditempat tidur.
"Ini Mama, sayang. Bukan Kakak.." Ucap Clara, ia mengelus pucuk kepala Nara dengan penuh kasih. Karena memang pada dasarnya Clara serta Jack sangat menyayangi Nara seperti anak kandung sendiri, hanya Noah saja yang tidak melakukan tindakan seperti yang orang tuanya lakukan.
Nara teringat dengan hal yang telah ia lakukan bersama dengan sang Kakak kemarin malam. Sontak kedua matanya langsung mengarah pada cermin, Nara menghela napas lega disaat melihat dirinya sudah berpakaian lengkap.
"Apa Kak Noah yang merapikan segala kekacauan kemarin malam?" Tanya Nara didalam hati, ia tidak tahu harus senang atau sedih dengan hal kecil yang Noah lakukan tersebut.
"Untuk apa aku senang, Kak Noah sedang menyembunyikan perlakuan buruknya sendiri. Tidak ada sisi membanggakan dari semua itu.." Nara menjadi sedih menyadari itu.
"Kak Noah di lantai bawah, sayang. Kamu segera mandi gih, kita sarapan bersama." Ucap Clara yang memecahkan lamunan Nara.
Clara membantu Nara untuk bersiap-siap mandi, sampai akhirnya anak gadis yang sangat Clara sayangi itu selesai juga bersiap. Nara dibantu oleh Clara untuk memakai pakaian dress berwarna pink lembut yang sangat menggemaskan jika Nara kenakan. Sewaktu mengancing di bagian dada ternyata dress tersebut sudah kekecilan pada tubuh Nara yang akhir-akhir ini cepat sekali berubah.
"Wah, baju kamu sudah kekecilan, sayang.." Ucap Clara setelah pada akhirnya berhasil mengancing satu persatu. "Nanti minta beli dress yang cantik sama Kakak, kalian harus belanja karna memang semua dress kamu Mama rasa sudah kekecilan semua." Lanjutnya.
Nara mengangguk mantap, memang Noah sudah berjanji akan mengajaknya berbelanja nanti. "Kakak tidak pernah perhitungan padaku, Ma. Dia selalu memberikan yang terbaik, aku menyayangi Kakak." Ucapan Nara yang sangat polos itu membuat Clara tersenyum manis.
Merasa semua persiapan Nara sudah selesai maka langsung Clara mengajak Nara untuk segera turun. Kemungkinan semua orang sudah menunggu mereka di lantai bawah, Nara juga sudah tidak sabar. Bukan untuk makan pagi melainkan melihat Noah di pagi hari ini, ia merindukan wajah menyebalkan itu.
Menuruni tangga bersama-sama hingga samar-samar Nara mendengar suara tawa Noah yang tidak pernah keluar untuknya. Dari sedikit kejauhan Nara melihat Erlin yang duduk disebelah Noah, mereka saling tertawa bersama.
"Kakak bisa aja, aduh.. aku tidak menyangka kalau ternyata orang sedingin Kakak bisa menceritakan hal lucu." Ucapan Erlin semakin membuat Nara iri, ia ingin juga mendapatkan keramahan seperti itu dari Noah.
"Wah.. akhirnya Tuan putri tercinta sudah datang, kebetulan kami semua lapar menunggumu." Ntah menyindir atau memang sambutan Erlin seperti itu. Hanya saja tetap Nara merasa tidak ada keramahan Erlin dari mulai pertama bertemu hingga saat ini.
Nara hanya tersenyum tipis dan semua ekpresi Nara sangat diperhatikan oleh Noah. Pria itu langsung berjalan menuju Nara, meraih tangan Nara untuk ia genggam erat.
"Ayo kita sarapan bersama.." Ajak Noah, ia tersenyum tipis kepada Nara yang masih setia dengan keterkejutannnya.
Semua orang pergi menuju meja makan yang mana sudah terhidang berbagai makanan enak-enak. Nara sangat lapar melihat makanan yang tersaji, ia duduk disamping Noah dengan Erlin yang berhadapan dengannya.
"Paman, Tante.. Semua ini hasil masakan Erlin loh, silahkan dicoba.." Ucap Erlin dengan sangat percaya diri, ternyata dia sangat berbakat dalam melakukannya pekerjaan rumah.
Nara iri dengan semua itu, jangankan memasak besar seperti ini Nara saja tidak bisa memasak mie instan. Selain Noah tidak pernah mengizinkan memang Clara selalu tidak memperbolehkan Nara memegang sesuatu di Dapur.
"Putri cantik harus tetap duduk manis saja.." Itu yang Clara katakan sehingga membuat Nara menjadi gadis yang tidak serba tahu seperti ini.
"Wah.. keliatan enak ya.." Ucap Clara yang diangguki setuju oleh Jack serta Noah.
"Kau sangat pandai ternyata, Erlin. Hasil masakanmu juga enak," Puji Noah, berhasil mendapatkan perhatian dari Nara.
Melihat Noah yang makan dengan santai sambil tersenyum pada setiap cerita Erlin. Hal itu membuat Nara menjadi berpikir, apakah jika dirinya melakukan hal yang seperti Erlin lakukan. Akan mendapatkan perhatian serta pujian seperti itu dari sang Kakak?
"Aku harus mencobanya.." Gumam Nara didalam hati, suatu saat nanti Nara berniat untuk belajar memasak.
"Kalau Nara anak manja kan, Paman? Dia hanya tahu menangis saja dan merengek kepada Kak Noah, kapan dirimu akan dewasa, Nara?" Ntah ejekan atau sekedar basa basi, intinya perkataan Erlin menyinggung Nara.
"Aku belum sempat belajar bukan berarti tidak bisa, Erlin." Respon Nara cukup tenang, ia menelan semua rasa tersinggung itu. Melirik kearah Noah yang tetap diam melihat Nara diserang seperti tadi oleh Erlin.
"Alah memang kamu aja yang malas, kapanpun kalau memang ingin belajar bisa kok." Balas Erlin, ia melihat kearah Clara dan Jack yang masih belum angkat bicara.
Nara menunduk, ia memegang erat jari jemari tangannya sendiri. "Kamu manja padahal udah besar loh, jangan sampai pacaran bisa tapi masak tidak bisa. Astaga, semua itu memalukan sekali.." Ntah apa tujuan Erlin mengatakan semua itu.
Terus Erlin mengatakan hal-hal jelek tentang Nara dihadapan Clara, Jack dan Noah. Tidak tahu mengapa tiga orang manusia itu hanya diam saja, mungkin menjaga perasaan Erlin agar tidak malu jika dimarahi oleh Jack.
"Sudah, Erlin. Memang Nara tidak diwajibkan di Mansion untuk melakukan tindakan memasak, jangan mengatakan hal apapun lagi." Jack memberi peringatan kepada keponakannya itu.
Nara menatap kearah Jack, ia sangat menyayangi Ayah angkatnya itu yang selalu saja membela Nara dalam keadaan apapun. Kemudian menatap kearah Erlin yang tersenyum sinis padanya, sangat sinis hingga membuat Nara melakukan tatapan yang sama.
"Menangis? Astaga, anak angkat memang seperti itu baperan!" Ejek Erlin begitu saja hingga membuat Nara tersentak kaget, bisa Erlin mengatakan hal menyakitkan seperti itu.
"Kalau anak kandung Paman dan Tante tidak akan baperan sepertimu, Tahu! Dasar anak angkat baperan!" Ejek Erlin lagi, hingga jatuh sudah air mata Nara.
"Erlin, jaga bicaramu!" Jack murka, ia menatap tajam Erlin yang masih terlihat santai setelah mengatakan hal buruk.
Sementara Noah masih tetap santai menikmati makan paginya, ia tidak menghiraukan apapun kali ini. Hal itu semakin membuat hati Nara sakit, ia hanya menangis melihat Clara dan Jack yang marah akibat yang Erlin katakan tadi.
"Mungkin benar, memang seharusnya aku pergi dari keluarga ini. Pergi sejauh-jauhnya!" Ucap Nara didalam hati, ia langsung bangkit dari duduknya. Berlari kencang tidak menghiraukan panggilan Noah ataupun kedua orang tuanya, Nara hanya ingin melakukan tindakan yang sangat ia inginkan. Yaitu, KABUR.
tp saya bingung Nara itu saudara tiri atau adopsi??