NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Mas Duda

Terpikat Cinta Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunda RH

Salwa Nanda Haris, anak sulung dari pasangan Haris dan Raisya. Salwa menolak perjodohannya dengan Tristan, pria yang berstatus duda anak satu.

Awalnya Salwa sangat menolak lamaran tersebut. Ia beralasan tak ingin dibanding-bandingkan dengan mantan istrinya. Padahal saat itu ia belum sama sekali tahu yang namanya Tristan.

Namun pernikahan mereka terpaksa dilakukan secara mendadak lantaran permintaan terakhir dari Papa Tristan yang merupakan sahabat karib dari Haris.

Sebagai seorang anak yang baik, akhirnya Salwa menyetujui pernikahan tersebut.

Hal itu tidak pernah terpikir dalam benak Salwa. Namun ia tidak menyangka, pernikahannya dengan Tristan tidak seburuk yang dia bayangkan. Akhirnya keduanya hidup bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanda-tanda

Keesokan harinya.

Pagi-pagi setelah shalat Shubuh Salwa makan roti bakar.

"Sayang, sepagi ini kamu sudah makan roti?"

"Iya, tadi lihat sekali kacang sepertinya sangat menggoda selera, jadi aku bikin saja roti bakar selai kacang, Mas. Kamu mau, Mas?"

"Tidak, tidak! Ini terlalu pagi, aku bisa sakit perut."

Tristan pergi ke ruang Olahraga, ia nge-gym di sana. Salwa pun hendak membuatkan minuman coklat untuk suaminya. Namun saat menambahkan susu coklat, ia malah mual mencium baunya.

"Huek...huek..."

Salwa lari ke kamar mandi dekat dapur. Ia memijat sendiri tengkuknya, namun ternyata tidak ada yang dimuntahkan. Saat akan melanjutkan pekerjaannya lagi, Salwa justru ingin muntah lagi mencium aroma minuman tersebut. Bi Eni baru muncul di dapur, ia melihat Salwa yang sepertinya tidak sedang baik-baik saja.

"Nyonya muda, apa anda baik-baik saja?"

"Bi Eni, tolong lanjutkan bikin minuman untuk Mas Tristan. Sekalian tolong anterin ke ruang Olahraga ya?"

"Baik, Nyonya muda."

Salwa pergi ke kamarnya. Ia mengoleskan minyak angin di bagian leher dan tengkuknya juga hidungnya.

"Tidak biasanya aku begini?" Lirih Salwa

Pay*dara Salwa rasanya mengembang dan ujungnya nyut-nyutan.

"Apa aku mau datang bulan ya? Eh tunggu sebentar, sekarang tanggal berapa?" Monolog Salwa. Ia pin melihat tanggal dari Handphone-nya.

"Hah, lewat dua hari!"

Salwa pun menghubungi Bundanya. Ia menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya. Bunda Raisya mendengarkan dengan baik curhatan putrinya.

"Sepertinya itu ciri-ciri hamidun, Wa."

"Ha-hamil maksud Bunda?"

"Iya, Wa. Coba nanti kamu beli testpack!"

"Iya, Bunda. Tapi aku takut, Bun!"

"Takut kenapa? Hamil dan melahirkan itu kodrat kita sebagai seorang wanita, bersyukurlah jika kamu diberikan amanah begitu cepat oleh Alkah. Tidak seperti Bunda dulu, harus menunggu lebih dari satu tahun untuk punya kamu dan Salman."

"Bukan itu yang aku takutkan, Bun! Tapi aku takut tidak bisa maksimal merawat Ira. Aku takut nantinya anak itu akan merasa tersaingi."

"Jangan mikir terlalu jauh, belum juga ketahuan hamil nggak-nya! Semua akan baik-baik saja. Ira anak yang baik dan mudah mengerti. Sangat mudah untuk memberi pengertian kepadanya."

"Hem, do'akan aku ya, Bun?"

"Iya, Bunda do'akan kamu positif hamil dan mendapatkan anak kembar. Ya sudah Bunda mau nyiapin sarapan dulu, nanti kabari lagi!"

"Iya Bun, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Saat ini Bi Eni sedang mengantarkan minuman ke ruang Olahraga.

"Mana istriku, Bi'? Kenapa Bibi yang antarkan?"

"Nyonya muda minta tolong tadi, Den. Sepertinya Nyonya muda tidak enak badan."

"Masa sih? Tadi baik-baik saja kok. Ya sudah, makasih, Bi'!"

"Iya sama-sama, Den."

Tristan pun meminumnya dan melanjutkan Olahraganya. Jam 7 pagi, ia selesai melakukan Olahraga dan kembali ke kamarnya. Hari minggu biasanya mereka akan sarapan lebih siang. Sampai di dalam kamar, ternyata Salwa baru selesai shalat Dhuha.

"Sayang, apa kamu baik-baik saja?"

"Iya, Mas."

"Em masa' sih? Tapi kok bau minyak angin, apa kamu masuk angin?"

"Mu-mungkin iya."

Tristan meraba kening Salwa.

"Nggak panas kok, ini pasti gara-gara keluar tadi malam."

"Ya sudah, Mas! Ini cuma masuk angin biasa kok, nanti juga sembuh."

"Jadi mau sarapan di kamar atau bagaimana?"

"Eh jangan! Aku akan sarapan bareng yang lain di bawah, Mas."

"Ya sudah, aku mandi dulu!"

Sambil menunggu Tristan mandi, Salwa mengenakan jilbab dan cadarnya lagi. Namun saat Tristan keluar dari kamar mandi dan mendekati istrinya, tiba-tiba Salwa mau kembali.

"Huek... huek..." Salwa segera lari ke kamar mandi.

Mendapati istrinya yang sedang mual, Tristan justru mengikuti ke kamar mandi. Namun mau Salwa semakin menjadi.

"Stop Mas, jangan dekat-dekat!"

"Lho, kenapa? Aku ingin memijit tengkukmu!"

"Tidak-tidak, justru aku nggak kuat mencium baumu!"

Sontak Tristan mencium tubuhnya.

"Perasaan harum, kan baru selesai mandi!"

"Kamu pakai aroma terapi yang varian apa sih, Mas?"

"Varian kopi, baru kemarin beli."

"Huek... Huek... cepetan air dibak mandinya dibuang, Mas! Baunya aku nggak suka."

"Tapi ini wangi lho!" Ucap Tristan sambil membuka penutup saluran air bak mandi.

Salwa keluar dari kamar mandi. Ia sedikit lemas karena sudah memuntahkan sedikit isi perutnya.

"Sayang, kamu masih bisa sarapan ke bawah nggak?"

"Iya bisa, Mas. Nanti tolong jangan bilang kalau aku mual-mual, Mas. Aku tidak mau mereka khawatir."

"Iya, iya."

Mereka pun turun untuk sarapan pagi bersama. Untungngya tidak ada insiden mual-mual lagi saat Salwa makan. Justru kali ini Salwa makan lebih banyak dari biasanya.

"Bunda, Ira boleh makan pakai sambal?"

"Jangan dulu, Sayang! Nggak baik untuk perutmu."

"Hem.. baiklah! Padahal Ira ngiler lihat Bunda makan pedas-pedas kayaknya enak banget, hehe..."

"Salwa ayo tambah lagi, Abi senang lihat kamu makan banyak kayak gini."

"Abi, Salwa kan jadi malu." Ujar Salwa.

"Masa malu bilang-bilang, Sayang."

"Haha..." Mereka tertawa bersama.

Selesai sarapan, Salwa mengajak Tristan keluar. Mereka juga mengajak Khumairah. Kali ini Salwa ingin mengajak Khumairah membeli baju busana muslim anak. Karena rencananya Salwa akan menitipkan Khumairah di TPQ dekat rumah Tristan. Agar Khumairah lebih rajin lagi belajar mengaji.

"Mas, kita ke butik ya?"

"Butik yang di mana, Sayang?"

"Yang di Mall saja, sekalian kita ajak Ira main."

"Siap Nyonya Bos." Ujar Tristan menirukan gaya Iyan.

"Abi kayak Mom Iyan, hehe..."

Mereka pun melakukan perjalanan ke Mall. Sampai di sana, mereka langsung menuju butik milik Salwa. Namun Tristan pamit untuk membeli minuman untuk mereka.

"Eh ada Mbak Salwa." Ujar Dira pegawai lama yang sudah kenal dengan Salwa meski mereka jarang sekali bertemu.

"Iya, Mbak Dira. Bagaimana kabarnya?"

"Baik, Mbak. Saya ke sini cuma mau beli busana muslim ukuran untuk anakku ini."

"Hah, Mbak Salwa sudah menikah?"

"Iya, Mbak! Tolong carikan ukuran yang pas untuk anakku. Brand E atau T juga boleh. Sama yang brand D juga."

"Baik, Mbak."

Dira memperhatikan Khumairah.

"Jangan diliatin gitu, Mbak Dira! Dia itu anak sambung." Bisik Salwa.

Dira pun mengangguk paham. Ia segera meminta Mita untuk mencari beberapa gamis yang cocok untuk Khumairah. Setelah mencoba beberapa baju, Tristan datang.

"Selamat datang, Tuan! Mari silahkan masuk, cari baju apa?" Ujar Dira.

Tristan masuk dan membuka kacamata.

"Mencari istriku."

Sontak Dira terkejut, dia tidak tahu kalau laki-laki tersebut adalah suami Salwa.

"Sayang, ini minum dulu!" Tristan menyodorkan minuman chesee milk.

"Terima kasih, Mas."

"Ira nggak dibeliin, Bi?"

"Ini untuk Ira."

"Terima kasih, Bi.

"Iya sama-sama, gimana udah ada yang cocok bajunya?"

"Ini sudah dapat dua."

Dira dan Mita memperhatikan mereka. Akhirnya ada enam baju yang pas dan cocok untuk Khumairah.

"Mbak Dira ditotal ya?"

"Lho, nggak usah, Mbak! Ini kan, milik Mbak Salwa."

"Nggak pa-pa, biar ketemu pemasukannya." Ujar Tristan sambil mengeluarkan kartu debit.

"Sudah, Mbak Dira. Lakukan perintah suamiku. Dia juga Bos-mu, hehe..."

"Baik, Mbak."

Setelah ditotal dan dibayar, mereka pun keluar dari butik dan menuju tempat bermain.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak...

1
Ariyani Ariyani
l love you too mas Tristan ♥️♥️♥️
Ariyani Ariyani
ada apakah gerangan dengan perjalanan Tristan dn Nabila?
Ariyani Ariyani: siiiaaaappp
Bunda RH: lanjut baca kak
total 2 replies
Ariyani Ariyani
akhirnya lulus jga 😅
Jue
Khumaira memang bukan anak kandung Tristan tapi jangan sekali-kali lupa bahawa Nabila dan Tristan pernah ada bahtera perkahwinan maka Khumaira itu jatuh jadi anak tiri kepada Tristan dan mereka adalah mahram sampai ke mati , Di bandingkan Tristan dan Daniel , Tristan lebih berhak ke atas Khumaira.
Bunda RH: iya, makanya Tristan tidak lepas tanggung jawab kak
total 1 replies
Jue
Harta untuk anak angkat anak tiri mahupun anak tanpa nasab bisa diberi tapi bukanlah dalam keadaan faraid melainkan secara hibbah di pindahkan sesuku bahagian ketika si ayah masih hidup , Ataupun dalam surat wasiat bertulis untuk mewariskan sesuku harta untuk anak-anak dari golongan tersebut .
Bunda RH: iyap betul
total 1 replies
Jue
Kalau orang Islam jatuh wajib Tes DNA bila timbul rasa syak wasangka mahupun di panggil was-was ,

1 : Soal wali saat Khumaira nikah kelak , Anak tanpa nasab harus berwakil wali dari sebelah pihak Nabila serta wali hakim

2 : Soal pembahagian harta faraid kelak , kerana anak tidak sah taraf mahupun anak tiri tidak berhak menerima harta pusaka setelah selesai faraid , Mereka boleh menerima harta dalam keadaan hibbah ( Wasiat berupa surat di tulis semasa hidup )

3 : Soal bin atau binti / Anak tanpa nasab tidak boleh berbin atau bintikan bapak kandung

4 : Perlu kejelasan sesungguhnya tentang Khumaira yang dia hanya anak tiri atau anak kandung

5 : Selain itu ada banyak sebab lagi salah satunya bagaimana hubungan Khumaira dengan anak kandung dari Ayah tirinya sekiranya terbukti mereka bukan saudara satu Ayah .
bunda syifa
maaf Thor, karena ni novel nuansa islami nya lumayan kental akan lebih bagus klo si " Astaga" d ganti dengan kata "astaghfirullah" atau minimal kata " ya ampun" atau semacamnya lah🙏😊
Ariyani Ariyani
cayo Salwa cairkan beruang kutub nya 🥰💪
Ariyani Ariyani
semangat Salwa💪
Ariyani Ariyani
assalamu'alaikuum wr wb ijin hadir dn menyimak 🙏
Bunda RH: Terima kasih kembali kak🥰
Ariyani Ariyani: insyaallah suka soalnya ceritanya gk bertele-tele mkasih ya dd othor 💪💪💪💪💪🌷🥰
total 3 replies
Leni
mulai datang bibit" pelakor
Dy Idtoudiah
seruuu
Dy Idtoudiah
Luar biasa
Bunda RH: Terima kasih Kak 😍
total 1 replies
Siti Tanisah
akhirnya selesai jg bacanya maraton Thor.. lanjuuuuuttt baca karya author yg lain semangat thor
Bunda RH: makasih banyak kak🥰
total 1 replies
MPit Mpit MPit
mampir akuh
Bunda RH: makasih kak
total 1 replies
Siti Tanisah
angger klo udh mulai bahagia ada aja ulet bulu nongol.. lanjut baca lagi nih hihihi
Bunda RH: selingan kak😄
total 1 replies
Siti Tanisah
lanjuuuuuttt baca masih nyimak
Siti Tanisah
mampir Thor
Bunda RH: Terima kasih Kak, semoga suka dengan karya author
total 1 replies
lia rahma
Luar biasa
Susiwisnu
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!