Deadline Your Died

Deadline Your Died

Bab 1. Janji

 

Angin berembus menyapa tubuh yang dibalut kesedihan yang mendalam. Rasa dinginnya tak mampu menyejukkan hawa panas yang membakar hati seseorang yang sedang kehilangan. Di samping gundukan tanah merah, seseorang duduk penuh penyesalan.

Dialah seorang lelaki bernama Ryan Alexander. Dirinya menyesal karena merasa gagal melindungi sosok perempuan yang kini jasadnya sudah tertimbun tanah yang ada di hadapannya. Karena kelalaiannya, perempuan yang sampai saat ini masih menjadi ratu di hatinya itu harus meregang nyawa di usia muda.

Ryan belum bisa move on dari kesedihan. Lelaki itu selalu dirundung rasa penyesalan. Andai saja dia bisa menyadari perasaannya lebih awal kepada Rara. Andai saja dia tidak selalu bersikap kasar terhadap perempuan itu. Andai saja dia tidak meninggalkan Rara hari itu. Andai saja.

"Andai aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian waktu itu, mungkin kamu tidak akan mengikuti penjahat itu sendirian, Ra. Andai aku bisa lebih peka. Andai aku selalu peduli padamu. Mungkin rasa sesalku tidak akan sebesar ini ...."

Kalimat pengandaian itu terus berputar seperti kincir yang membuat kepalanya terasa ingin meledak. Ryan belum sempat merasakan indahnya menuai bahagia bersama Rara. Ryan ingat jika sudah cukup lama Rara terus berjuang untuk mengejar cintanya itu, tetapi Ryan selalu bersikap acuh tak acuh. Namun, akhirnya lelaki itu sadar jika hatinya pun bisa luluh. Setelah selama ini hidupnya selalu dipenuhi dengan kebodohan yang selalu terperangkap oleh cinta semu.

Cinta yang dia pikir adalah cinta sejati yang tidak bisa terganti. Cinta pada seorang perempuan yang sudah bersuami, tetapi pada akhirnya lelaki itu pun tahu diri karena hal itu tidak boleh terjadi.

Rara mengira jika pengakuan cinta Ryan adalah awal dari bahagia. Hati perempuan itu sudah berbunga-bunga untuk memulai kisah romansa bersama lelaki pujaannya. Namun, sayangnya Ryan adalah type lelaki yang tidak peka. Dengan bodohnya Ryan membuat hati Rara kembali bimbang karena sikap tak acuh yang dia punya.

Bodoh! Ryan memang pantas mendapatkan julukan tersebut. Tiga tahun Rara mengejar cintanya, tetapi dia selalu berpura-pura menutup mata. Tentu saja umur seseorang adalah urusan Sang Pencipta. Lihatlah, kini Ryan harus merasakan patah hati setelah ditinggal mati oleh Rara.

"Kenapa kamu pergi meninggalkan aku di saat aku sudah merasakan cinta untukmu, Ra? Apa kamu sedang menghukum aku sekarang? Kamu mau membalas rasa sakit karena terus dicampakkan? Kamu jahat, Ra ... kamu benar-benar jahat! Kamu berhasil membuat aku patah hati sekarang!"

Isak tangis mengiringi kata-kata sarkas, tetapi penuh kesedihan itu. Dia tidak peduli jika orang-orang menyebutnya lelaki cengeng dan lebay hanya karena kehilangan cinta. Karena bukan hanya itu masalahnya, melainkan penyesalan yang membuatnya sangat terluka.

Apakah ini caranya Rara untuk menghukum Ryan? Rara ingin balas dendam dan membiarkan Ryan mengetahui rasanya memendam rasa cinta yang bertepuk sebelah tangan selama bertahun-tahun lamanya?

Ryan merasa adanya ketidakadilan dalam hal ini. Dahulu, Rara masih bisa melihatnya walaupun Ryan tak pernah menganggapnya ada. Namun, kini Rara sudah tiada. Bagaimana dia bisa menyembuhkan rasa rindunya jika ingin bertemu dengan Rara?

"Ra, apa mungkin kamu bisa hidup kembali?"

Ryan memelas penuh harapan ketika melontarkan kalimat yang tidak masuk akal itu. Bahkan kini tubuh Rara sudah tertimbun tanah yang sudah diinjak-injak dengan padatnya. Mana mungkin perempuan itu bisa bangkit lalu hidup kembali.

"Jika itu terjadi, aku janji akan memperlakukan kamu dengan sangat baik, Ra. Aku nggak bakalan nyakitin kamu lagi. Aku akan memperlakukan kamu seperti ratu. Aku juga akan menjadikan kamu sebagai istriku."

Ryan berkata sambil mengulas senyuman lucu. Pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosong dan penuh khayalan. Namun, beberapa detik setelahnya senyuman itu perlahan menghilang. Ryan sadar jika hal itu adalah sebuah kegilaan.

Tiba-tiba saja ingatan Ryan kembali pada momen keangkuhan sikapnya ketika Rara terus menempel tiga tahun silam.

"Apa, sih, nempel-nempel terus! Kayak ulat bulu aja!" seru Ryan sambil menepis tangan Rara yang merangkul tangannya. Namun, karena Rara sangat menakuti binatang tak bertulang itu, perempuan itu malah semakin mengeratkan rangkulannya pada lengan Ryan.

"Ah ... di mana ada ulat bulu, Bang? Rara takut ulat!" seru Rara sambil berjingkrak tidak jelas.

Ryan memutar kedua matanya dengan malas, lalu melepaskan tangan Rara begitu kasar. "Kamu ulat bulunya!"

Rara sampai terhuyung beberapa langkah karena ulah Ryan. Kedua matanya langsung terbuka, lalu genangan air yang datang tanpa aba-aba membuat Rara segera memalingkan muka. Rara takut orang lain tahu jika hatinya begitu remuk dengan sikap Ryan tersebut.

Ryan tahu akan hal itu. Ujung matanya hanya mendelik tidak suka. Waktu itu dalam hatinya hanya berisi rasa muak saja. Lalu dia pergi tanpa mengatakan apa-apa.

"Maafkan aku, Ra! Kembalilah! Aku janji nggak akan bersikap seperti itu lagi ...." Kembali sadar dengan ingatannya saat ini, Ryan meraung dengan sangat frustrasi.

Janji Ryan tidak ada artinya sekarang. Kenangan yang menyakitkan itu hanya akan menjadi beban dalam wujud penyesalan.

Tanpa Ryan sadari, tak jauh dari tempatnya kini ada seekor kucing yang tengah menatapnya tanpa berkedip. Kucing itu seperti saksi yang mendengarkan Ryan sedang melontarkan janji.

Langit seolah peka dengan suasana hati Ryan yang tengah gundah . Seketika cuaca pun ikut berubah. Angin kencang berembus dari segala arah. Hal itu membuat tubuh Ryan sedikit goyah. Kepalanya yang tadinya menunduk langsung menengadah. Menengok ke arah langit yang tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda air akan segera tumpah.

"Sepertinya mau hujan, Ra. Aku mau ngambil payung dulu ke mobil, ya!" ucap Ryan lalu berdiri dan beranjak pergi.

Beberapa saat kemudian Ryan pun kembali sambil membawa payung berwarna navy. Ia melebarkan payung itu, lalu menyimpannya di atas batu nisan yang bertuliskan nama 'Rara Anggraeni'.

"Biar kamu nggak kehujanan di dalam sana, aku payungin kamu," ucap Ryan sambil mengusap batu nisan.

Orang lain yang melihat pasti akan mengatakan Ryan gila, tetapi memang segila itu cintanya kepada Rara. Hati dan pikirannya seperti disegel dan terkunci rapat. Ryan seperti orang yang sekarat.

"Aku pulang dulu. Nanti aku ke sini lagi."

Ryan pamit pulang pada gundukan tanah yang tak bisa menanggapi perkataannya. Walaupun demikian, Ryan tetap mengulas senyuman. Kakinya yang baru mengayun selangkah tiba-tiba berhenti tatkala kedua matanya menangkap benda aneh teronggok di bagian bawah pusara Rara.

"Itu benda apa? Perasaan tadi nggak ada," ucap Ryan sambil berjongkok lagi. Menatap aneh benda berbentuk tabung kaca yang berisi pasir di dalamnya. "Kayak jam pasir?" imbuhnya setelah berhasil meraih benda tersebut lalu memeriksanya.

Suara petir yang menggelegar membuat Ryan hampir terjengkang. Jam pasir itu pun terlepas dari tangan.

"Ya, Tuhan ... lain kali kalau mau ngasih petir bilang-bilang, ya! Biar bisa persiapan," celetuk Ryan yang malah disambut dengan suara petir berikutnya. Membuat dia terkejut untuk kedua kalinya.

"Astaga! Aku harus segera pulang." Ryan yang ketakutan segera pergi tanpa memedulikan jam pasir yang ditemukannya tadi. Namun, beberapa saat setelah Ryan pergi, jam pasir itu pun hilang sendiri.

to be continued ....

Jangan lupa cek novel keren di bawah ini juga, ya

Terpopuler

Comments

michela sherla

michela sherla

😱😱😱 kok bisa gituu. hilang? serem

2024-11-20

0

michela sherla

michela sherla

udah udah yang berlalu biarlah. toh nyeselpun gabisa bikin dia kembali huhuhuhu

2024-11-20

0

michela sherla

michela sherla

turut berduka cita ya Ryan. semoga tenang dialam sana untuk perempuan itu😭

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Janji
2 Bab 2. Dejavu
3 Bab 3. Siapa Dia?
4 Bab 4. Tiga Tahun Lalu
5 Bab 5. Orang Gila
6 Bab 6. Memastikan
7 Bab 7. Penasaran
8 Bab 8. Bertetangga
9 Bab 9. Kesempatan Kedua
10 Bab 10. Panggil Aku Abang!
11 Bab 11. Merasa Sial
12 Bab 12. Membuat Jatuh Cinta
13 Bab 13. Bertemu Istri Orang
14 Bab 14. Gugup
15 Bab 15. Mulai Luluh
16 Bab 16. Misi Kedua
17 Bab 17. Kelar Lebih Awal
18 Bab 18. 'Orang Dalam'
19 Bab 19. Hanya Mengingatkan
20 Bab 20. Modus Doang
21 Bab 21. Saudara Kembar
22 Bab 22. Bisnis Papa
23 Bab 23. Dengan Berbagai Cara
24 Bab 24. Mengusir Ryan
25 Bab 25. Hilang Sendiri
26 Bab 26. Maling Teriak Maling
27 Bab 27. Konsekuensi
28 Bab 28. Jangan Salahkan Aku!
29 Bab 29. Aku Pergi
30 Bab 30. Tidak Bisa Bohong
31 Bab 31. Diajak Makan
32 Bab 32. Tukang Gombal
33 Bab 33. Bertemu Idola
34 Bab 34. Nostalgia
35 Bab 35. Sudah Resmi
36 Bab 36. Insiden Tabrak Lari Terjadi Lagi
37 Bab 37. Salah Sangka
38 Bab 38. Sesuatu yang Tertinggal
39 Bab 39. Sudah Kecolongan
40 Bab 40. Mengancam Tuhan
41 Bab 41. Mau Nikah
42 Bab 42. Membuat Gara-Gara
43 Bab 43. Merasa Aneh
44 Bab 44. Jangan Grasak-Grusuk!
45 Bab 45. Buru-Buru
46 Bab 46. Kejutan
47 Bab 47. Berani Macam-Macam
48 Bab 48. Nggak Suka Aku
49 Bab 49. Kecewa
50 Bab 50. Prasangka
51 Bab 51. Permintaan Mama
52 Bab 52. Ke Pantai
53 Bab 53. Pulang
54 Bab 54. Bertengkar
55 Bab 55. Ikut Campur
56 Bab 56. Wejangan
57 Bab 57. Imbalan
58 Bab 58. Berwisata
59 Bab 59. Mengubah Takdir
60 Bab 60. Sudah Setuju
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1. Janji
2
Bab 2. Dejavu
3
Bab 3. Siapa Dia?
4
Bab 4. Tiga Tahun Lalu
5
Bab 5. Orang Gila
6
Bab 6. Memastikan
7
Bab 7. Penasaran
8
Bab 8. Bertetangga
9
Bab 9. Kesempatan Kedua
10
Bab 10. Panggil Aku Abang!
11
Bab 11. Merasa Sial
12
Bab 12. Membuat Jatuh Cinta
13
Bab 13. Bertemu Istri Orang
14
Bab 14. Gugup
15
Bab 15. Mulai Luluh
16
Bab 16. Misi Kedua
17
Bab 17. Kelar Lebih Awal
18
Bab 18. 'Orang Dalam'
19
Bab 19. Hanya Mengingatkan
20
Bab 20. Modus Doang
21
Bab 21. Saudara Kembar
22
Bab 22. Bisnis Papa
23
Bab 23. Dengan Berbagai Cara
24
Bab 24. Mengusir Ryan
25
Bab 25. Hilang Sendiri
26
Bab 26. Maling Teriak Maling
27
Bab 27. Konsekuensi
28
Bab 28. Jangan Salahkan Aku!
29
Bab 29. Aku Pergi
30
Bab 30. Tidak Bisa Bohong
31
Bab 31. Diajak Makan
32
Bab 32. Tukang Gombal
33
Bab 33. Bertemu Idola
34
Bab 34. Nostalgia
35
Bab 35. Sudah Resmi
36
Bab 36. Insiden Tabrak Lari Terjadi Lagi
37
Bab 37. Salah Sangka
38
Bab 38. Sesuatu yang Tertinggal
39
Bab 39. Sudah Kecolongan
40
Bab 40. Mengancam Tuhan
41
Bab 41. Mau Nikah
42
Bab 42. Membuat Gara-Gara
43
Bab 43. Merasa Aneh
44
Bab 44. Jangan Grasak-Grusuk!
45
Bab 45. Buru-Buru
46
Bab 46. Kejutan
47
Bab 47. Berani Macam-Macam
48
Bab 48. Nggak Suka Aku
49
Bab 49. Kecewa
50
Bab 50. Prasangka
51
Bab 51. Permintaan Mama
52
Bab 52. Ke Pantai
53
Bab 53. Pulang
54
Bab 54. Bertengkar
55
Bab 55. Ikut Campur
56
Bab 56. Wejangan
57
Bab 57. Imbalan
58
Bab 58. Berwisata
59
Bab 59. Mengubah Takdir
60
Bab 60. Sudah Setuju

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!