Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Sah
Alisha hanya memperlihatkan wajah yang tersenyum dan bagaimanapun dia harus tersenyum dan sebenarnya sama saja dengan Agni yang mungkin tidak menyukai acara tersebut. Tetapi harus bersandiwara yang memasang wajah tetap tersenyum untuk menghargai orang-orang di sana.
Setelah seserahan di berikan yang sekarang giliran Adrian yang saling berhadapan dengan Alisha. Barulah Adrian bisa dengan jelas dan dekat melihat calon istrinya itu. Alisha begitu terlihat sangat gugup sekali.
Adrian yang langsung memberikan boucket bunga yang besar untuk Alisha dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi dan Alisha sendiri juga tidak melihat wajah Adrian sama sekali. Dia yang berusaha untuk mengalihkan pandangannya dan dia juga tahu laki-laki itu juga tidak ingin melihat dirinya.
Mungkin di dalam pikiran Adrian bagaimana caranya supaya cepat acara itu berakhir, karena bagi dia semua proses acara itu sangat membosankan. Walau wajah Alisha yang terlihat begitu cantik sama sekali tidak mempengaruhi perubahan pikiran Adrian untuk menerima pernikahan mereka.
"Ya Allah aku tidak tahu, sebenarnya apa hikmah dari acara ini. Aku hanya merasa banyak keterpaksaan dalam mengadakan acara ini dan apalagi melihat wajah pak Adrian seperti itu," batin Alisha yang juga begitu sangat gugup dan cemas dan dia juga bersandiwara di depan tamu-tamu yang hadir untuk memberikan senyuman agar tidak membuat orang-orang berpikir lain tentang acara yang sudah dibuat orang tuanya sedemikian rupa.
Padahal para tamu yang hadir dalam acara tersebut ikut merasa bahagia dengan pasangan yang memang terlihat begitu bahagia itu dan tidak tahu apa mereka bahagia atau tidak.
*****
Hari pernikahan.
Setelah melangsungkan acara lamaran yang sakral dengan semua seserahan yang diminta Alisha yang telah dipenuhi keluarga dan sekarang tibalah hari pernikahan Alisha.
Pernikahan Alisha yang di adakan di masjid terdekat. Pernikahan yang diadakan hanya dengan keluarga besar saja. Adrian yang menyuruh Alisha untuk meminta pernikahan itu tidak mengundang banyak orang dan memang tidak ada yang diundang selain keluarga besar Alisha dan juga keluarga Adrian.
Alisha lagi-lagi hanya menuruti apapun yang diinginkan Adrian dan selagi itu masih bisa dia turuti dan dia juga memang tidak ingin pernikahan yang harus mewah dan didatangi banyak orang. Dia juga mempunyai impian pernikahan dengan intimate saja.
Jadi orang-orang di rumah sakit juga tidak ada yang mengetahui jika Alisha dan Adrian menikah dan keluarga menyetujui permintaan Alisha dengan alasan yang masuk akal dan padahal semua itu hanya keinginan dari Adrian yang mungkin tidak menginginkan jika orang-orang mengetahui jika dia sudah menikah dan apalagi orang-orang di rumah sakit.
Semua keluarga besar sudah berkumpul di masjid yang indah itu. Penghulu yang juga sudah duduk di samping Agam yang akan menjadi wali nikah untuk putrinya. Sudah ada meja yang dilapisi dengan kain putih dengan pinggiran renda berwarna merah.
Adrian yang sangat tampan sudah duduk di sana yang menggunakan setelan putih yang lengkap dengan kopiah. Di bagian pinggang yang dililitkan kain sampai atas lutut.
Jangan tanya bagaimana wajah Adrian, ekspresi wajah yang sudah menjelaskan jika dia tidak menyukai pernikahan itu dan sangat terpaksa melakukan hal tersebut. Wajah Adrian sama sekali tidak pernah, dari pertama datang ke rumah Alisha, sewaktu di rumah sakit dan acara lamaran, tidak sekalipun senyum itu terlihat.
"Adrian, Eyang tahu kamu terpaksa menikah dengan Dokter Alisha. Tetapi percayalah jika ini keputusan yang terbaik dan juga terbaik untuk kamu. Jadi Eyang mohon untuk kamu bersikap baik dan jangan menunjukkan wajah seperti itu. Kamu jangan mempermalukan keluarga," ucap Eyang yang duduk di belakang Adrian yang mengingatkan Adrian dengan berbisik pelan.
Mungkin sejak awal Eyang sudah memperhatikan ekspresi Adrian dan baru menegur hari ini. Karena sudah merasa kelewatan.
Adrian hanya menghela nafas yang mencoba untuk tenang di acara tersebut, pandangan mata Adrian menoleh ke arah Mike yang ternyata sejak tadi Mike memperhatikan Adrian.
Adrian dan Mike saling menatap dengan penuh arti, Mike memang sangat kurang yakin dengan pria yang dijodohkan dengan adiknya dan sementara Adrian sangat tidak menyukai Mike yang selalu saja menatap dia dengan penuh curiga dan seolah menyelidiki dia.
Hal itu membuat Adrian langsung mengalihkan pandangan dengan rasa kesal. Pernikahan jelas membuat dia sangat muak dan belum lagi keluarga Alisha.
"Apa kita sudah bisa memulai acara ini?" tanya penghulu.
"Adrian apa kamu sudah siap?" tanya Erlangga.
"Iya saya sudah siap," jawab Adrian dengan suara berat dan pasti sangat begitu terpaksa.
"Kalau begitu langsung kita mulai saja," sahut penghulu.
"Mari, Pak silahkan!" sahut Agam.
Tangan Agam yang langsung berjabat tangan dengan Adrian.
"Ahmad Adrian Harayanza saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya Alisha Citra Aulia binti Agam firdaus dengan mas kawin emas 125 mayam dan seperangkat alat salat dibayar tunai,"
"Saya terima nikahnya Alisha Citra Aulia binti Agam firdaus adalah mas kawin tersebut dibayar tunai,"
"Bagaimana saksi sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah!"
Ijab kabel tersebut langsung ditutup dengan doa
Eyang yang merasa begitu lega yang akhirnya cucu yang sangat dia inginkan menikah dengan wanita pilihannya yang akhirnya sah menjadikan Alisha sebagai istri Adrian.
Akhirnya doa selesai saat itu juga pengantin wanita hadir yang didampingi seorang wanita yang tak lain adalah sahabat kecil Alisha. Wanita itu sama dengan Alisha yang berjilbab. Anindya wanita cantik yang tersenyum manis ikut bahagia dengan sahabatnya yang akhirnya sudah menjadi istri seseorang.
Pandangan mata tertuju pada pengantin wanita yang sangat cantik dan begitu sangat anggun, dengan penampilan yang simpel menggunakan dress putih berbalut busana muslim dengan hijab menutup dada yang dibentuk yang sangat cocok dengan Alisha yang memperlihatkan aura kecantikan seperti bidadari.
Untuk menjaga nama orang tuanya mau tidak mau Adrian harus bersandiwara di acara pernikahan itu, dia harus melihat ke arah sang istri dan Adrian harus mengakui jika istrinya memang cantik. Walau memperlihatkan ekspresi datar, tapi paling tidak Adrian melihat ke arah wanita yang semakin lama semakin dekat pada dia daripada dia tidak melihat sama sekali.
Adrian berdiri dari tempat duduknya dengan sejajar menghadap Alisha yang semakin dekat dengan dia sampai langkah itu sudah berada di depan Adrian. Dengan tangan yang bergetar dan sangat gugup Alisha mengeluarkan tangannya yang ingin mencium punggung tangan Adrian dan Adrian juga memberikan punggung tangannya yang dicium pertama kali oleh Alisha.
Adrian juga mencium lembut kening Alisha dan tidak lupa cipratan kamera yang mengabadikan momen pasangan suami istri itu dalam hal sakral.
Semua keluarga tersenyum yang ikut bahagia atas pernikahan itu dan entahlah bagaimana Agni yang sejak tadi memperlihatkan wajah datar yang tidak ada tersenyum sama sekali.
Setelah melakukan ritual cium tangan dan cium kening Alisha dan Adrian juga sama-sama bertukar cincin yang sekarang sudah terpasang cincin di jari Manis Alisha sebagai cincin pernikahannya dan sama dengan Adrian yang sudah dipasangkan Alisha.
Setelah itu mereka berdua sama-sama menandatangani surat pernikahan mereka dan tidak lupa juga mengabadikan moment berfoto sembari memegang buku nikah masing-masing.
"Jangan salahkan aku jika pernikahan ini tidak sesuai dengan yang kau mau, menginginkan semua ini," batin Adrian.
"Jika Allah memberikan kelancaran sampai hari ini, aku sangat yakin jika ini adalah jalan yang terbaik," batin Alisha yang berpikir positif.
Bersambung