cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Alana pulang dengan tubuh menggigil. Meski sudah diberi jaket rajut oleh nenek di dalam bus tadi, tubuh alana tetap bergetar.
Jadilah gadis itu sekarang meringkuk di atas kasur dengan kompresan di dahinya. Alana demam tinggi setelah mengganti pakaian nya dan tertidur.
Bunda reni merasa bersalah karena tadi tak tahu anaknya menelpon. Tadi dia ke pasar dan lupa tak membawa ponsel. Bunda reni juga mengumpati anaknya yang tak becus menjaga istrinya, bahkan, sekarang ihsan entah kemana perginya.
Bunda reni tak meninggalkan anak mantunya, dia merawat alana dan mengompresnya. Meski alana tengah tidur, tetapi begitu terlihat dari keringat yang bercucuran gadis itu tengah demam. Sesekali Alana terdengar menggumam.
Setelah dirasa demam alana sedikit turun, bunda nilam memutuskan untuk mengganti air kompresan sekalian memasak makan malam.
Begitu sampai di bawah bunda reni melihat anak nya yang baru datang. Sontak saja dia menghampiri dan mengomelinya.
“Kamu dari mana aja? Gak becus jagain istri kamu. Gak tahu apa dia kehujanan sampe demam. Dari mana aja kamu keluyuran sampe lupa sama istri sendiri?!” Marah bunda reni.
Ihsan terkejut. “Alana demam?” Tanya nya.
“Iya. Kamu gak tahu kan? Dari mana aja kamu? Ngebiarin istri kamu kehujanan” Bunda reni memelotot tajam.
Bukannya menjawab ihsan malah hendak melewati bunda reni. Tetapi lebih dulu telinga nya di jewer oleh wanita yang melahirkan nya itu.
“aaaa bun bun sakit” ihsan meringis mencoba melepaskan jaweran sang bunda dari kupingnya.
“Jawab dulu pertanyaan bunda makanya. Darimana aja kamu?”
“aku ada pekerjaan bun” ihsan berbohong. Cowok itu memelaskan suaranya.
“Pekerjaan apa gak bawa peralatan sama sekali? Gak usah bohong kamera kamu masih ada di kamar” tegur sang bunda marah.
Ihsan menggaruk tengkuknya. Ah dia lupa kalau bunda nya susah di bohongi. “iya iya, ihsan habis main sama teman “ ujar cowok itu. Tak mungkin dia memberitahu bundanya telah berpacaran dengan avira.
Bunda Reni menghela napas dalam. Benar dugaan nya, anaknya belum dewasa.
“Kamu jangan lupa punya istri san. Dia kehujanan tadi menunggu yang menjemput, akhirnya dia ke halte naik bus. Kenapa kamu gak anterin dulu istri kamu sebelum pergi main?”
“Maaf bun, ihsan tadi buru buru” cowok itu kembali berbohong. Sangat banyak kebohongan nya sampai tak tahu karna nya seberat apa.
“Yaudah sana, ganti baju lalu makan.” titah bunda Reni melengos ke dapur.
Ihsan segera naik ke atas dan berjalan menuju kamarnya. Begitu dia membuka pintu, dapat terlihat alana yang terbaring di ranjang dengan keringat bercucuran.
Sontak dia mendekat, lalu mulai menghapus keringat istrinya. Punggung tangan nya dia tempelkan di dahi alana, dan benar panas.
Ihsan berniat mengompres gadis itu tetapi tingkah nya berhenti mengingat sesuatu. Cowok itu segera meraih ponselnya dan membuka gugel.
Benar saja, dia harus mengompres menggunakan air hangat. Ihsan memutuskan untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu lalu turun ke bawah.
“bunda, ada air hangat?” tanya ihsan pada bundanya yang tengah memasak.
Dengan alis mengerut bunda Reni melihat anaknya. “Buat apa air hangat?”
“Mau ngompres al bun” ujar cowok itu.
“Bunda udah siapin baskom sama kain di atas meja pantry. Kamu tinggal kasih air hangat dari galon” titah bunda Reni.
Ihsan mengangguk, seraya mengambil baskom itu dan mengisinya dengan air panas yang di beri air dingin supaya hangat.
Di rasa cukup dia kembali ke kamar dan mulai mengompres istrinya. Dengan telaten pula dia mengelap keringat yang bercucuran pada gadis itu.
Ihsan menatapnya dalam, apa dia terlalu keterlaluan dengan sikapnya. Dia bahkan tak tahu Alana kehujanan sampai sakit dan malah bersenang senang bersama pacarnya.
Ihsan menghembuskan napas nya dan menaruh ponsel nya sebelum ikut masuk ke dalam selimut dan memeluk Alana. Tak peduli Alana sedang sakit, dia hanya ingin membuat gadis itu tenang.
lanjut thor