NovelToon NovelToon
Selalu Menunggu

Selalu Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Windia

Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan

"kamu tidak perlu berbicara banyak-banyak Devan, ini sudah menjadi keputusan papa untuk kamu segera bertunangan dengan Amanda, masalah pernikahan kalian bisa melakukannya setelah kalian lulus kuliah".

Ucap Johan merasa kesal dengan tingkah Devan dan langsung membuat keputusan yang sama sekali tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

"Aku capek ah diginiin mulu aku mau istirahat aku nggak punya waktu buat menguras tenaga berdebat sama papah yang nggak pernah ngertiin perasaan anaknya sendiri, hanya mementingkan urusan reputasi bisnisnya, aku mau masuk kamar dulu mah aku istirahat permisi". Pamit Devan yang telah berjalan menuju kamarnya.

Sepeninggalan Devan dari ruang tamu tersebut Amanda ingin menyusul Devan ke dalam kamarnya akan tetapi langsung dihentikan oleh Nidya.

"Biarkan Devan sendiri dulu sayang jika dia sudah mulai tenang maka kamu bisa menemuinya".

"Itu benar Amanda biarkan Devan menenangkan diri dulu". Ucap thalia yang mengerti sifat anak semata wayangnya itu.

"Tapi mah tante pertunangannya tetap berjalan kan besok lusa?" Tanya Amanda begitu khawatir karena dia sudah ingin sekali mendapatkan Devan walaupun dengan cara bertunangan terlebih dahulu.

"Semuanya akan berjalan dengan lancar Saya jamin itu Devan akan menerima pertunangan ini" jawab Johan dengan penuh keyakinan.

Mendengar jawaban dari Johan membuat Amanda tenang.

'sebentar lagi lo bakal jadi milik gue Devan' batin Amanda yang begitu mengharapkan Devan padahal dia tahu Devan sama sekali tidak menyukainya, tapi bagi Amanda tidak ada kata menyerah selagi dia belum mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Selidiki semua teman-teman Devan terutama selidiki perempuan yang sedang dekat dengan Devan di Indonesia sekarang juga" ucap Johan memerintahkan kepada anak buahnya untuk mencari informasi tentang Devan.

Johan langsung mematikan teleponnya secara sepihak dan mulai berpikir apa yang harus dia lakukan agar Devan bisa menerima pertunangan yang akan dilaksanakan besok lusa.

...........

Saat ini Lila sedang berada di restoran untuk makan siang karena sehabis pulang dari kampus Dia sangat lelah dengan tugas-tugas yang menumpuk dan akhirnya dia mencari refreshing yaitu makan sepuasnya.

"Kira-kira Devan lagi ngapain ya sekarang, apa gue teleponij aja kali ya" ucap Lila meyakinkan dirinya sendiri.

"Halo dev" ucap Lila.

"Iya halo sayang tumben nelpon lagi kangen ya?" Tanya Devan kepada Lila.

"Dih apaan sih kamu, nggak ya aku cuma mau nelpon kamu aja soalnya aku lagi sendirian di sini"

"Emang kamu lagi di man"

"Aku lagi di restoran biasa mau makan siang soalnya abis ngerjain tugas numpuk banget jadi aku laper"

"Tapi nggak sama cowok kan?"

"Ya enggaklah aku kan tetap setia sama kamu"

Kini Lila Dengan terang-terangan mengucapkan hal itu kepada Devan.

"Ingat ya sayang 3 tahun ke depan aku bakal pulang dan kamu harus doain aku semoga aku berhasil terus aku pulang ke Indonesia langsung aja kamu ke danau di mana tempat surat dan harapan kita ada di sana"

"Kamu nggak usah bahas itu aku kan jadi kepengen ke danau tapi nggak bisa kalau aku pergi sendiri pasti kurang feel-nya" ucap Lila sedikit lemas.

"Kamu tunggu ya sayang aku bakal pulang secepatnya buat ketemu sama kamu dan Kita langsung ke danau itu terus kita bacain harapan Kita bareng-bareng". Devan sebenarnya terdekat ketika mengingat harapannya yang ia tuliskan di selembar kertas tersebut. Dan juga mengingat bahwa keadaan dan situasinya tidak mendukung untuk tetap bersama Lila. Akan tetapi Devan akan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu memperjuangkan cintanya kepada Lila.

"Oh ya kamu di situ lagi ngapain?" Tanya Lila begitu tiba-tiba.

"Oh aku lagi mikirin kamu" gombal Devan yang membuat Lila tersenyum. Seandainya jika ada Devan di depannya Sekarang pasti ia akan mencubit sekencang-kencangnya pinggang Devan.

"Aku juga lagi mikirin kamu" kata Lila balik menggoda Devan mendengar ucapan Lila Devan langsung tertawa dibalik handphonenya.

"Oh jadi sekarang udah pinter nih ngegombalnya diajarin siapa?"

"Ya siapa lagi pacarnya kalau bukan Devan Raharja". Jawab Lila dan dibarengi dengan kekehannya.

"Coba aja ya kalau kamu ada di depan aku sekarang aku bakal cubit pipi kamu hidung mancung kamu sama" ucapan Devan terhenti dan tidak mau melanjutkan ucapannya.

Mengerti dengan ucapan Devan yang ingin ia sampaikan dan terjeda tadi Lila dibuat sama malu oleh Devan.

"Dev kamu apaan sih nggak usah ngehayalin kayak gitu jadinya kan aku malu"

"Ya maaf soalnya kan aku udah jauh dari kamu sekarang jadi udah nggak bisa kayak gitu lagi"

Kini Lila sudah tidak mau melanjutkan pembicaraannya lagi karena Devan yang membuatnya sangat tersipu malu.

"Sayang aku mau nanya sama kamu?"

"Tanya apa"

"Kalau misalkan aku bohongin kamu kamu bakal ngapain?" Hanya devan penuh hati-hati.

"M mm ya aku nggak bakal maafin kamu lagi"

Mendengar ucapan Lila Devan langsung dibuat cemas atas penuturan kekasihnya.

"Tapi kok kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu sih ke aku apa jangan-jangan kamu nyembunyiin sesuatu?" Lila langsung bertanya balik kepada devan.

"Enggak sayang aku cuma mau nanya ke kamu doang"

"Biasanya kalau orang yang nanya kayak gitu berarti pasti ada sesuatu yang disembunyiin" Lila mulai curiga dengan pertanyaan Devan.

Tak mau membuat Lila semakin bertanya tanya dan cemas Devan langsung mengalihkan pembicaraan.

"Enggak sayang kita nggak usah ngebahas ini sekarang aku mau tahu kamu nggak mikirin sesuatu kan"

"Enggak aku cuma pusing sama tugas kuliahku aja" jawab bila singkat.

"Kalau pusing langsung telepon aku aja soalnya kan obat pusing kamu itu aku" jawab Devan dengan begitu percaya diri.

"Dih jangan kepedean obat pusing ya minum obat pusing masa kamu mau disamain sama obat sih"

"Aku rela disamain sama apapun asalkan yang berkenaan dengan kamu yang". Ucap Devan dibarengi dengan kekehannya.

"Emang tingkat kepedeannya tuh nggak pernah dihilangin dari dulu"

"Iyalah siapa lagi kalau bukan pacarnya Lila"

"Ya udah dev, udah dulu ya aku mau pulang"

"Kamu udah makan tadi?" Tanya Devan yang heran dengan Lila sedari tadi dia mengobrol dengan Devan akan tetapi tidak terdengar suara Lila makan sedikitpun.

"Aku nggak jadi makan soalnya kan udah kenyang sama omongan kamu" canda Lila kepada Devan. Sebenarnya lila memang ingin makan tetapi dia belum memesan pesanan makanannya karena sejak tadi dia menelpon Devan.

"Aku belum pesan makanan Dev makanya aku belum makan kan aku nelpon kamu dulu"

"Sayang kayaknya aku butuh ke rumah sakit deh"

" Kenapa?" Panik Lila mendengar ucapan Devan.

"Karena kamu udah memprioritasin aku dari pada diri kamu sendiri jadi sekarang kamu tahu nggak, detak jantung aku jadi jedag jedug sayang" ucap Devan yang membuat sedikit Lila kesal akan tetapi lebih banyak saltingnya.

Haduh Lila itu hati gimana kabarnya dari tadi dibikin salting melulu sama si Devan hhhhhh.

"Udah ih Dev ntar lagi ya teleponnya aku mau makan dulu".

"Ya udah sayang kamu makannya yang banyak biar kamu nggak sakit supaya aku juga nggak khawatir sama kamu by love you"

"Love you too" sambungan telepon pun terputus. Merasa puas dengan obrolannya Lila langsung segera memesan makanan nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!