NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang CEO

Takdir Cinta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: relisya

Aruna Nareswari, seorang wanita cantik yang hidup sebatang kara, karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia. Ia menikah dengan seorang CEO muda bernama Narendra Mahardika, atau lebih sering dipanggil Naren.
Keduanya bertemu ketika tengah berada di tempat pemakaman umum yang sama. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Mereka berharap jika rumah tangganya akan harmonis tanpa gangguan dari orang lain. Namun semua itu hanyalah angan-angan semata. Pasalnya setiap pernikahan pasti akan ada rintangannya tersendiri, seperti pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari ibu tiri Naren yang bernama Maya.

Akankah Aruna mampu bertahan dengan semua sikap dari Maya? Atau ia akhirnya memilih menyerah dan meninggalkan Narendra?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya, terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon relisya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

"Wihh! Makanannya enak banget!" seru Haikal setelah memakan sesuap nasi bersama sayur sop buatan Aruna.

"Iya lah, orang yang masak kak Aruna!" seru Diandra yang disengaja.

"Hmm... Jadi istri emang harus pandai memasak, kalo nggak suaminya bisa mati kelaparan." Imbuh Maya sinis.

Sepertinya mereka bertiga sudah bersekongkol terlebih dahulu sebelum Aruna dan Narendra masuk ke ruangan itu.

"Sudah diam!" seru Narendra yang memang membenci ketika ada orang yang berbicara saat sedang makan. Lebih tepatnya ia juga marah karena Haikal memuji sang istri.

Maya, Diandra dan Haikal yang tidak mau membuat masalah dengan Narendra pun lebih memilih untuk diam, dan menikmati saja makanan yang sudah tersaji.

Sedangkan Aruna sejak tadi diam saja, karena ia tidak ingin membuat sang suami tambah marah.

.

Selepas sarapan bersama, tanpa banyak berkata-kata Narendra segera pergi menuju ke luar rumah, diikuti oleh Aruna yang berjalan di belakangnya.

Kali ini Maya dan Diandra tidak langsung pergi ke ruang keluarga, melainkan mereka berdua ikut pergi ke luar rumah. Begitu pula dengan Haikal yang selalu ikut dengan sang tante dan sepupunya itu.

Ketika Aruna dan Narendra akan membuka pintu mobil, Maya langsung menghentikannya, "Ehh... Ren, tunggu dulu!"

Aruna maupun Narendra mengurungkan niatnya. Lalu Narendra berjalan kembali memutari mobil, untuk menghadap sang ibu yang memanggilnya.

"Ada apa ma?" tanya Narendra.

"Biarin Haikal saja yang mengantar Aruna. Mama khawatir kalo kinerja kerja kamu jadi menurun hanya karena harus mengantar dan menjemput istri kamu," jelas Maya yang pandai mencari alasan.

"Nggak usah! Aruna sudah jadi tanggung jawab aku! Lagi pula dia istriku!" tolak Narendra mentah-mentah.

"Kok kakak gitu sih? Padahal niat mama baik loh kak, mama nggak mau kakak kecapean," Diandra membela sang mama.

"Iya Ren, lagian gue belum dapat pekerjaan. Jadinya untuk sementara waktu gue bisa jadi sopir pribadi Aruna," imbuh Haikal sekaligus mencari kesempatan untuk berdua dengan Aruna.

Narendra memutar kepalanya untuk menatap sang istri yang berdiri di belakangnya, "Masuk ke mobil!"

"Iya."

Aruna yang takut dengan nada tegas dan dingin dari Narendra pun langsung menurutinya. Jangan sampai laki-laki tersebut marah kepadanya, karena jujur saja ia takut ketika dibentak oleh sang suami.

Narendra memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, lalu ia menatap sinis ke arah Haikal, "Lebih baik lo cepat cari kerja, atau gue akan usir lo dari sini!"

"Jangan gitu Naren! Haikal ini sepupu kamu sendiri," ujar Maya ketakutan.

"Sepupu atau bukan, yang jelas aku nggak mau menampung seorang yang nggak berguna seperti dia!" tegas Narendra tanpa mengalihkan pandangannya dari Haikal.

"Makannya Ren, biarin gue jadi sopir pribadi istri lo, biar gue bisa berguna di rumah ini," ucap Haikal tanpa rasa malu.

"Iya Ren, daripada dia diam aja di rumah kan?" sahut Maya.

"Lalu, kenapa mama biarin dia datang ke sini, kalo mama juga nggak suka lihat dia di rumah?"

Pertanyaan Narendra mampu membuat Maya terdiam. Sungguh di luar ekspetasinya, ia tidak menyangka jika Narendra akan bertanya seperti itu.

"Ck!"

Narendra hanya berdecak ketika tak mendapatkan jawaban. Lalu ia segera kembali masuk ke dalam mobil. Setelah itu, ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi, meninggalkan halaman rumahnya yang cukup luas.

Maya, Diandra dan Haikal terlihat kesal karena rencana mereka telah gagal total. Kini mereka harus memikirkan cara lain, agar Haikal bisa mendekati Aruna dengan mudah.

"Aku harus gimana tan? Sepertinya sampai kapanpun Narendra nggak akan ngizinin aku nganterin istrinya," ucap Haikal yang masih berdiri di tempatnya tadi.

"Kalo kamu nggak bisa anterin dia, kamu harus bisa jemput dia. Semalam Narendra pulang sangat larut malam, dan Aruna pulang sendiri. Semoga kali ini juga seperti itu," jawab Maya panjang lebar.

"Kalo Narendra pulang gimana tan? Sampai kapanpun aku nggak bisa dekatin Aruna," ujar Haikal dengan lemah.

"Kalo nggak gitu, gimana kalo kita temuin sekretarisnya kak Narendra aja? Kita suruh dia buat pekerjaan kak Naren itu banyak, sampai kakak lupa deh sama Aruna!" cetus Diandra dengan ide briliannya.

Maya yang mendengarnya langsung menatap ke arah sang putri dengan menyeringai, "Ide kamu bagus juga sayang, nggak sia-sia mama besarin kamu selama ini,"

"Iya dong ma! Diandra gitu loh!" serunya menyombongkan diri.

"Yaudah kalo gitu kamu ajak dia ketemuan jam makan siang nanti," pinta Maya.

"Oke ma."

Diandra langsung mengambil ponselnya yang ada di saku celananya, lalu ia segera mengirimkan pesan kepada Elena. Ya, mereka berdua pernah bertukar nomor telepon, jadi tidak sulit untuk menghubungi Elena.

Diandra.

Jam makan siang kita bertemu di restoran depan kantor kak Naren!

Elena.

Baik bu Diandra. Kalau boleh tau ada keperluan apa ya?

Diandra.

Nanti juga tau sendiri. Ingat jangan sampai telat!

Elena.

Baik bu, saya akan datang tepat waktu.

Setelah selesai bertukar pesan, Diandra kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Ia tersenyum senang, karena sudah memikirkan bahwa rencananya akan berhasil.

"Gimana Di?" lontar Maya yang penasaran.

"Beres ma! Nanti makan siang kita pergi ke restoran depan kantornya kak Narendra!" jawab Diandra dengan senang.

"Lo yakin kalo dia mau bantuin kita?" tanya Haikal yang sedikit ragu.

"Lo tenang aja kak, Gue yakin kalo dia mau bantuin kita. Kalo nggak mau ya tinggal iming-iming aja dengan uang, urusan selesai kan?" jawab Diandra tersenyum smirk.

"Anak mama emang pandai!" seru Maya seraya merangkul pundak sang putri.

"Iyo dong ma!"

"Yaudah deh, Haikal ikut kalian aja." Ucapnya yang pasrah.

Setelah menetapkan rencana tersebut, mereka bertiga segera masuk ke dalam rumah untuk menikmati waktu santai yang ada, sebelum nanti siang akan bertemu dengan Elena.

.

Sedangkan di kantor, Elena yang masih berada di lobi gedung sedikit heran ketika membaca pesan yang dikirimkan oleh Diandra.

"Kira-kira ada apa dia mau bertemu?" gumam Elena seraya berjalan menuju ke depan lift untuk pergi ke ruangannya yang berada tepat di samping ruangan Narendra.

"Arghhh! Jadi gagal deh gue buat ajak Narendra ke luar kota lagi. Sialan tuh anak! Hancurin rencana gue aja!" batin Elena yang terlihat sangat kesal.

Setelah itu ia langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya dengan kasar. Bahkan ketika berada di dalam lift seorang diri, wajahnya terlihat cemberut. Sangat berbeda ketika ia berada di luar lift dan bertemu dengan orang banyak.

.

Kini mobil Narendra sudah hampir sampai di depan butik milik sang istri, dan sejak berangkat tadi pula mereka saling tidak membuka suara.

Aruna yang takut Narendra marah lebih memilih diam dan melihat ke luar jendela, sedangkan Narendra hanya fokus dalam mengemudikan mobilnya saja dengan kecepatan sedikit lebih tinggi daripada biasanya.

Ketika sudah sampai di depan butik, Narendra langsung menghentikan laju mobilnya itu.

"Kalo kamu sibuk, aku ambil mobilku sendiri aja yang ada di rumah." Ucap Aruna memberanikan diri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!