Qin Yichen adalah putra kesayangannya kaisar dan sangat dimanjakan. Karena sangat dimanjakan, Qin Yichen tumbuh menjadi remaja yang suka membuat masalah dan akhirnya dikirim ke akademi militer kerajaan di bawah bimbingan Jenderal Bao. Di sana dia bertemu dengan putri jenderal Bao yang tomboy. Putri jenderal itu bernama Bao Jiali. Qin Yichen jatuh cinta pada Bao Jiali. Namun, politik yang kejam membuat Qin Yichen ditarik kembali ke istana dan Jenderal Bao sekeluarga dibunuh kecuali Bao Jiali. Bao Jiali berhasil hidup dan masuk ke dalam istana sebagai penari untuk menuntut balas.
Ikuti kisah komedi romantis penuh suka dan duka ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagutan Kaisar
Dua orang dayang memapah pelan Bao Jiali dan setelah mendudukkan Bao Jiali di sebelah kanannya Qin Yichen, dua orang dayang itu membungkukkan badan lalu berjalan mundur belakang. Setelah pintu kamar ditutup dan kedua dayang menghilang, Qin Yichen menoleh ke Bao Jiali dan dengan senyum tulus dia bertanya, "Kamu ke mana saja selama ini?"
Bao Jiali hanya diam membisu dan duduk mematung.
Qin Yichen kembali bertanya dengan sabar dan menatap Bao Jiali dari arah samping dengan tatapan penuh cinta, "Apakah kamu baik-baik saja selama ini? Aku sangat menghawatirkan kamu dan aku sangat merindukanmu"
Bao Jiali langsung menoleh tajam ke Qin Yichen, "Jangan berkata yang manis-manis. Mana ada kamu merindukan aku. Kamu sudah memiliki Istri"
Qin Yichen tersenyum lebar di depan Bao Jiali.
"Kenapa kamu tersenyum?!" Geram Bao Jiali.
"Aku suka kamu cemburu seperti ini dan.......Ugh!" Qin Yichen menatap kaget dada sebelah kirinya.
Bao Jiali masih memegang tusuk kode yang dia tancapkan di dada kirinya Qin Yichen lalu perempuan itu menekan lebih dalam tusuk konde itu sambil menggeram, "Kau sudah membunuh keluargaku, kau membuat Ayahku menghilang, kau menculik adikku, dan kau membunuh Bai Long!"
Qin Yichen menarik tangan Bao Jiali dan memekik kesakitan saat tusuk kondenya Bao Jiali tercabut dari dadanya.
Qin Yichen sontak bangkit berdiri dan menatap Bao Jiali dengan tatapan tidak percaya karena Bao Jiali tega memfitnah dan menilai dirinya seburuk dan sekejam itu.
Bao Jiali ikut berdiri dan dia masih memegang tusuk konde yang berlumuran darah. Dia menyerang Qin Yichen dan dengan sigap Qin Yichen berhasil menghindar lalu dia menangkap tangan Bao Jiali, membuang tusuk konde ke lantai, kemudian pria tampan itu memutar tubuh Bao Jiali untuk dia dekap dari arah belakang dengan posisi kedua tangan Bao Jiali di atas punggung.
"Lepaskan aku!"
Qin Yichen menempelkan bibirnya ke telinga Bao Jiali dan berkata, "Kenapa kamu bisa memfitnahku sekejam itu A Li?"
"Aku tidak memfitnah kamu. Kamu putra mahkota saat itu. Siapa lagi yang bisa memberikan perintah sebesar itu kalau bukan Putra Mahkota. Lalu, kamu jadi Kaisar. Tega sekali kamu menyingkirkan keluarga Bao dan Ayah kamu sendiri"
"Kamu lupa kalau di istana ini ada kekuasaan yang lebih besar dari kekuasaan putra mahkota. Apalagi aku masih muda saat itu dan aku mencintai kamu dan kamu bisa bertanya ke semua orang di istana ini kalau aku juga sangat mencintai Ayahandaku. Apa kau pikir aku tega melakukan semua itu?"
Bao Jiali membisu sesaat lalu dia kembali berkata, "Lalu bagaimana dengan adikku?"
"Adikmu ada di tempat yang aman. Aku menyelamatkannya sebelum dia dilecehkan di rumah pelesiran. Kamu bisa bertanya ke adik kamu nanti apakah aku pernah bersikap buruk padanya"
Bao Jiali menoleh kaget ke Qin Yichen dan bibirnya tanpa sengaja menyentuh pipi Qin Yichen. Qin Yichen tersenyum senang dan kembali berkata di telinganya Bao Jiali, "Katakan saja kalau kamu ingin menciumku. Tidak usah memakai drama seperti ini"
Bao Jiali meronta dan berteriak, "Lepaskan aku! Siapa yang ingin mencium kamu? Kamu sudah membunuh Bai Long"
"Apa kamu melihat dengan mata kepala kamu sendiri kalau aku yang membunuh Bai Long?"
"Tidak"
"Tidak? Lalu, kau namakan itu bukan fitnah?"
"Aku melihat ada pedang emas. Pedang itu bisa membunuh seekor naga dan......."
Qin Yichen tersentak kaget, "Bai Long itu naga?"
"Iya! Dan dia mati karena pedang emas. Pedang emas itu ada di pojok kamar ini. Ini kamar kamu, kan?"
"Pedang emas?" Qin Yichen menoleh ke pojok kamar, lalu dia kembali berkata, "Oh, pedang emas itu. Itu hadiah ulangtahun dari Selir Agung. Kau bisa tanya ke seluruh orang di istana ini kalau pedang emas itu pemberian dari Selir Agung"
Bao Jiali menggigit tangan Qin Yichen yang berada tepat di bawah dagunya dan di saat Qin Yichen menarik tangannya karena kaget dan kesakitan, Bao Jiali melesat ke depan lalu berputar badan dengan cepat untuk berhadapan kembali dengan Qin Yichen.
Bao Jiali menatap Qin Yichen dengan sorot mata penuh dengan kebencian.
Qin Yichen memegang tangannya di bekas gigitannya Bao Jiali lalu dia menatap Bao Jiali dengan sorot mata sedih, "Apa kamu membenciku A Li?"
"Iya!" Sahut Bao Jiali dengan tegas.
"Kamu boleh berpikiran macam-macam soal aku saat ini karena kamu belum melihat kebenarannya. Tapi, sebelum kamu melihat kebenarannya, jangan mengambil tindakan sembrono yang bisa menjadi bumerang bagi dirimu sendiri" Qin Yichen berkata dengan nada kesal sambil mengambil bantal dan melemparkan bantal itu di lantai.
"Kenapa kamu melemparkan bantal ke lantai?"
"Aku akan tidur di lantai sampai kamu tidak menatapku dengan kebencian lagi" Qin Yichen merebahkan dirinya di lantai lalu dia memunggungi Bao Jiali.
"Kamu tidak takut aku menusuk punggung kamu dari belakang?"
Qin Yichen memejamkan mata dan memilih untuk tidak menyahut. Hatinya benar-benar sedih karena perempuan yang dia cintai dan rindukan selama ini tega menusuk dadanya, tega memfitnahnya, tega menatapnya dengan penuh kebencian, dan tega membiarkannya tidur di lantai.
"Baiklah. Aku juga akan tidur dan jangan naik ke sini kalau tidak ingin aku tusuk lagi!" Pekik Bao Jiali kesal. Bao Jiali menunggu reaksi dari Qin Yichen dan saat dia melihat Qin Yichen tidak memberikan reaksi apapun, Bao Jiali naik ke ranjang dan tidak lama kemudian, gadis cantik itu tidur dengan lelap.
Qin Yichen bangun saat dia mendengar dengkuran halus. Dia berjalan ke tusuk konde yang jatuh di bawah meja makan. Lalu, dia bersihkan darah di tusuk konde itu kemudian dia letakkan tusuk konde di atas meja rias. Setelah itu, Qin Yichen mengambil kotak obat dan duduk di depan meja kerjanya karena dia ingin mengobati luka di dada kirinya. "Sshhhhh!" Qin Yichen mendesis lirih saat dia mengoleskan salep di atas lukanya, "Untung tidak begitu parah lukanya jadi masih bisa aku tutupi"
Qin Yichen bangkir berdiri setelah dia menyimpan kembali kotak obatnya. Kemudian pria tampan yang sudah berumur dua puluh lima tahun itu berjalan pelan ke ranjang. Dia menyelimuti Bao Jiali lalu mencium pelan pelipis Bao Jiali kemudian bergumam lirih, "Selamat tidur Istriku, aku mencintaimu"
Setelah memandangi cukup lama wajah cantik istri barunya, Qin Yichen kembali merebahkan diri di atas lantai dan tidak lama kemudian dia pun tertidur lelap.
Keesokan paginya, Qin Yichen membuka kedua kelopak matanya lebar-lebar saat dia mendengar suara langkah kaki. Maka dengan cepat dia bangun, mengempit bantal di ketiak lalu berlari ke ranjang. Dia dengan cepat meletakkan bantal di ranjang lalu dia melemparkan baju dan sepatunya ke sembarang arah sambil melompat ke ranjang.
Qin Yichen mendekap erat Bao Jiali yang membeliak kaget dan memekik kesal, "Kenapa kamu naik ke ranjang? Lepaskan aku?!"
"Sstttttt!" Qin Yichen mengempit kaki Bao Jiali yang terangkat ingin menendang Qin Yichen.
"Lepaskan aku!"
Alih-alih melepaskan istri barunya,
Qin Yichen justru mempererat pelukannya dan kembali mendesis, "Sssttttt!!!!"
"Yichen! Lepaskan aku atau.... hmpppttthhh!" Bao Jiali membeliak kaget saat bibirnya dipagut Qin Yichen.
semoga tetap di beri kesehatan yaaa🥹🥹
semangat up tiap hari🤭🤭
iklan buatmu thor...
semangt💪
sehat terus kakak🥹