Scandal Hubungan Masa Lalu

Aruna yang mau tidak harus menuruti apa yang di katakan Melvin. Dia tidak mau menambah masalah dengan Melvin yang akan membawa masalah itu ke hukum dan akhirnya dia akan menjadi imbas dari Monica. Karena Monica akan mengamuk tingkat dewa pada Aruna atas semua kesalahan Aruna. Padahal semua itu bukan hanya tanggung jawab Aruna saja.

Jadi Aruna yang mau tidak mau harus mengikuti kemauan Melvin yang seperti sekarang ini. Aruna yang duduk di samping Melvin yang menyuapi Melvin makan. Tangan Melvin memang mengalami patah tulang dan masih proses penyembuhan yang tidak bisa digerakkan begitu saja. Jadi Aruna harus menyuapi Melvin.

Jangan tanya bagaimana wajah Aruna yang terlihat begitu kesal dan penuh dengan dendam melihat bayi yang besar itu. Tetapi wajah Melvin seperti biasa yang merasa tidak bersalah sama sekali. Dia justru menikmati ekspresi wajah judes dan ketus Aruna.

"Jika kamu menjadi Suster dengan wajah yang galak seperti itu, maka dipastikan aku akan sembuh lama," protes Melvin sembari mengunyah makanannya.

"Kalau begitu ganti saja Susternya dan jangan gunakan aku!" tegas Aruna dengan kesal yang sampai menekan sendok masuk ke dalam mulut Melvin dan hampir saja membuat tenggorokan Melvin bermasalah.

"Aruna kok bener-bener ingin membunuhku," protes Melvin.

"Jika terus menggunakan ku. Kau akan mati di tanganku!" tegas Aruna dengan menatap horor Melvin.

Melvin hanya mendengus kasar yang justru sangat suka melihat wajah ketus Aruna. Dia bahkan sengaja memancing Aruna agar semakin mengoceh.

"Kau masih bisa-bisanya tersenyum, Kau pikir orang lain tidak punya pekerjaan hah! Ini itu Tidak sopan kau menyuruh seorang wanita yang sudah memiliki keluarga harus merawat dirimu!" tegas Aruna yang semakin emosi dan dia sekarang harus membawa-bawa nama keluarga.

"Salahnya dan tidak sopannya di mana Nona Aruna. Kau memang memiliki keluarga tetapi hanya memiliki seorang anak saja. Kau tidak memiliki suami. Jadi apa yang aku lakukan tidak mengganggu sama sekali!" sahut Melvin yang membuat Aruna kaget dan melihat ke arah Melvin. Aruna pasti bertanya-tanya kenapa Melvin bisa mengetahui hal tersebut.

"Aku mendengar dari beberapa orang yang bekerja di lokasi syuting dan mereka mengatakan jika kau single mom. Jadi kau sama sekali tidak punya pasangan alias kau sudah berpisah dengan suamimu. Jadi aku sama sekali tidak melakukan hal yang salah karena aku menyuruh wanita yang single untuk merawatku!" tegas Melvin dengan memberikan penjelasan yang menjawab pertanyaan di dalam hati Aruna.

"Kau mencoba mencari tahu bagaimana privasi kehidupan pribadi ku," sahut Aruna yang merasa tersinggung.

"Untuk apa? aku harus mencari tahu bagaimana kehidupan pribadi mu. Bukankah barusan aku mengatakan jika aku hanya mendengar dari selintingan orang-orang yang bekerja di lokasi syuting!" tegas Melvin.

Mendengar hal itu membuat Aruna sedikit lega. Dia terlihat begitu sangat khawatir jika Melvin tahu kehidupan pribadi. Memang bukan menjadi rahasia umum lagi jika Aruna yang memang single mom.

"Kita hanya sebatas rekan kerja. Jadi Aku minta kepadamu tidak pernah ingin tahu bagaimana kehidupan pribadiku!" tegas Aruna dengan wajah yang sangat serius penuh penekanan kepada Melvin.

"Kau terlalu percaya diri sekali. Siapa juga yang ingin mengetahui kehidupan pribadi mu, kau pikir aku tidak punya pekerjaan," sahut Melvin yang membuat Aruna lega jika Melvin tidak punya pikiran seperti itu. Dia seperti sangat takut jika Melvin harus mencari tahu tentang kehidupan pribadinya.

"Sudah makan lagi dan jangan banyak bicara!" tegas Aruna mengalihkan pembicaraan itu.

"Dasar galak!" celetuk Melvin dengan geleng-geleng kepala.

Tetapi dia terlihat lega dengan Aruna yang bisa merawatnya. Walau terpaksa bagi Melvin tidak masalah.

Setelah memberi Melvin makan. Aruna yang mengambil tasnya dan memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.

"Pekerjaan ku sudah selesai. Aku harus kembali ke lokasi syuting. Kau istirahatlah dan jaga kesehatan dan jangan bertingkah agar kau cepat sembuh!" tegas Aruna.

"Baiklah!" sahut Melvin dengan santai.

Aruna yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung pergi. Melvin tiba-tiba saja tersenyum tipis melihat kepergian Aruna.

"Aruna sebenarnya tidak ada yang berubah dari kamu. Kamu masih sama dengan Aruna yang dulu," gumam Melvin yang masih saja tersenyum yang lama-lama seperti orang gila.

**

Aruna baru saja keluar dari ruangan Monica yang memberikan laporan dan juga laporan kesehatan tentang Melvin.

"Aruna!" tegur Giselle yang menghampiri Aruna

"Bagaimana? Apa masalahnya akan dilanjutkan?" tanya Giselle.

"Tidak! Pihak Melvin sudah berjanji tidak akan membawa masalah ini pada hukum," jawab Aruna.

"Syukurlah kalau begitu! aku bener-bener sangat lega mendengarnya," ucap Giselle.

"Iya, kamu doakan saja semoga Melvin cepat sembuh dan masalah ini cepat selesai dan kita bisa melanjutkan proses syuting lagi," ucap Aruna.

"Apa kesembuhan Melvin masih lama?" tanya Giselle.

"Sama dengan Dokter. Aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa dan kita doakan saja semoga semuanya berjalan dengan lancar," jawab Aruna.

"Iya," sahut Giselle.

"Aku harus kembali kerumah sakit. Untuk mengontrol kesehatan Melvin," ucap Aruna.

"Iya sukses dan salam untuk Melvin," sahut Giselle yang membuat Aruna mengangguk dan dia yang juga langsung pergi.

**

Aruna yang kembali menjalankan tugasnya sebagai perawat pribadi Melvin. Setelah Melvin makan, Aruna membantu Melvin untuk turun dari ranjang dengan Melvin yang memang harus menggunakan tongkat dengan kaki sebelah kirinya yang masih sangat sakit dan tangannya juga masih tetap di gypsum.

"Pelan-pelan!" ucap Aruna yang menuntun laki-laki itu ke kamar mandi. Di pintu kamar mandi yang sangat kecil itu membuat mereka berdua berhimpitan dan saling melihat.

Deg.

Jantung Aruna dan Melvin sama-sama berdebar dengan kencang ketika tatapan mata itu bertemu dengan hembusan nafas yang saling menerpa. Keheningan diantara mereka berdua terjadi beberapa detik sampai akhirnya Aruna tersadar.

"Aku akan tunggu di luar!" ucap Aruna yang mengalihkan pandangannya.

Melvin hanya menganggukkan kepala dan perlahan masuk ke dalam kamar mandi.

Sebenarnya tanpa Aruna menuntun langkah Melvin juga pasti bisa. Tetapi Melvin yang memang kadang-kadang sangat lebay dan banyak mau. Jadi harus dengan Aruna.

Aruna yang menutup pintu kamar mandi tiba-tiba memegang dadanya yang berdebar begitu kencang.

Rasa yang pernah dia rasakan waktu SMA dulu, bagaimana saat bersama Melvin dadanya tidak pernah berhenti berdebar.

Masih tetap berdiri di depan kamar mandi dengan melamun yang tanpa menyadari pintu kamar mandi sudah terbuka dan Melvin yang keluar dari kamar mandi barulah Aruna tersadar.

Aruna dengan sedikit canggung membawa Melvin untuk kembali ke tempat tidur.

"Aku sangat bosan berada di rumah sakit. Aku ingin jalan-jalan sebentar," pinta Melvin.

"Baiklah! Aku akan minta kursi roda pada Suster," ucap Aruna.

Melvin menganggukkan kepala dan Aruna yang langsung pergi keluar dari ruangan Melvin.

"Jika aku terus berduaan dengan dia, sangat tidak memungkinkan rasa yang dulu akan kembali ada," gumam Melvin dengan tersenyum yang geleng-geleng kepala.

Mungkin mereka berdua sebenarnya belajar untuk tidak memiliki perasaan yang dulu pernah ada. Tetapi hal itu sudah berjarak begitu lama yang mungkin sudah melupakan rasa itu. Apalagi Aruna sudah pernah menikah yang pasti dia sudah pernah mencintai orang lain selain Melvin dan tidak tahu bagaimana dengan Melvin. Apa pernah mencintai orang lain atau tidak.

karena selama ini di media sosial hanya terdengar isu kedekatan melting dengan beberapa aktris terkenal tetapi tidak ada klarifikasi jika mereka menjalin hubungan yang lebih dari teman.

Bersambung