Jodoh Ke 2

" Mas Bandi mau kemana ?" tanya Eni. ia melihat suaminya menata baju ke dalam koper.

Eni tebak pasti suaminya itu akan pergi ke Jakarta untuk menyusul Kemuning. Kemarin Bandi sempat ngamuk saat mendengar Kemuning akan menikah dengan seorang laki - laki dari kota.

" Bukan urusan kamu En , kamu sudah aku nikahi, jadi jangan banyak mulut deh , atau aku akan melakukan hal yang tidak pernah kamu fikirkan ". Bandi naik pitam.

Heleh , dia pikir bisa menggagalkan pernikahan Kemuning seperti yang ia lakukan pada kak Fariz , dasar laki - laki tidak pernah bersyukur , sudah punya istri mau jadi Bapak juga masih mau ngejar perempuan lain , waktu masih di kampung saja Kemuning menolaknya, apalagi ini ....saingannya dokter....ngimpi kamu Mas..

Entah mengapa melihat istrinya itu ia selalu saja ingin meluapkan amarahnya. Hanya karena ia kehilangan Kemuning, Eni yang tidak salah apa - apa menjadi sasaran kemarahannya.

" Kenapa kamu sekarang makin kasar Mas ?".

" Karena salahmu aku kehilangan Kemuning ".

" Kamu menyalahkan aku Mas , bukannya Kemuning dari dulu menolak kamu Mas ". cibir Eni.

" Gara - gara kamu hamil juga ".

" Hamil juga karena siapa , Mas Bandi yang menikmati aku lebih dulu ". cibir Eni , ia tidak takut sama sekali

" Kalau saja aku tau akan begini jadinya, aku enggak mau kamu tiduri Mas ". gumam Eni...

Ternyata aku cuma kamu jadikan senjata agar Kak Fariz tidak menikah dengan Kemuning. Aku tidak akan tinggal diam Mas , kamu sudah menghancurkan hidupku dan juga kakakku...aku pastikan kamu juga akan lebih menderita dari aku dan kakakku ....

" Kamu berani sama aku En ?".

" Mau istri atau siapapun akan melawan jika di tindas, kalau punya nyali , dan sayangnya aku punya Mas ".

" Kamu tidak takut kalau aku ceraikan En !". Bandi berdiri.

" Silahkan Masv, kamu tidak bisa menceraikan istrimu yang sedang hamil ini ".

" Bagiku bisa ".

" Terserah kamu Mas ". Eni hanya mengangkat bahunya...meski marah beruntung Bandi tidak pernah main tangan padanya.

Bandi akui , sejak kelihat calon anaknya saat Eni melakukan USG hatinya tersentuh , mau bagaimanapun itu adalah bibitnya yang sengaja ia siramkan ke rahim Eni. Tapi ia merahasiakannya...jadi Eni masih berfikir jika Bandi tidak menginginkan anak yang ada dalam kandungannya.

" Dari pada kamu ngomong terus , mending buatkan aku kopi sana !"

Tanpa kata , Eni berlalu dari kamar , ia menuruti perintah Bandi.

" Akhirnya ada gunanya juga obat ini aku beli..". Eni mengeluarkan obat dari saku bajunya.

Ia tuangkan ke dalam kopi yang ia buat untuk Bandi....ia aduk perlahan. Eni tersenyum menyeringai.

" Nih Mas kopinya , di minum dulu mumpung masih hangat "

Bandi meminum kopi itu tanpa curiga sedikitpun. Belum habis kopi yang ia minum , ia merasakan kantuk yang luar biasa.

" Selamat bobo manis Mas , kamu bertemu Kemuning nya lewat mimpi saja ya ". Eni tersenyum, obat tidur yang ia berikan pada Bandi dengan cepat bereaksi.

Padahal Bandi sudah membeli tiket kereta untuk ke Jakarta , bahkan ia membeli tiket kereta yang paling mahal agar cepat sampai di Jakarta.

Eni yakin habis ini suaminya itu pasti akan ngamuk lagi , jadi ia bersiap- siap pulang ke rumah orang tuanya. Eni pergi mengungsi.

*

*

Suara sah menggema di rumah Rayyan. Hari ini lega sudah hati Rayyan , Kemuning sudah menjadi istrinya yang sah.

Sesuai dengan permintaan Kemuning, mereka menikah dengan sederhana. Mungkin Kemuning masih trauma jika pernikahannya akan gagal lagi .

Papa Rafi dan Mama Rima memberi selamat pada putranya.

" Selamat Ray , Papa menunggu kamu di perusahaan ". ucap Papa Rafi.

" Terima kasih Pa , tapi maaf Pa , Ray mencintai pekerjaan Ray yang sekarang ".tolak Ray.

" Kamu kan anak Papa Ray ".

" Masih ada Rega Pa , suruh pulang tuh anak ".

" Ya sudahlah ". Papa Rafi mengalah , putra pertamanya itu memang tidak mau kerja di perusahaan, ia lebih senang menjadi dokter.

Menolong orang hingga kembali sehat adalah kenikmatan tersendiri bagi Rayyan. Ia ingin di kenal sebagai dirinya sendiri bukan sebagai putra seorang pengusaha.

" Papa ini, masih saja membicarakan itu , kan sudah tau jawabannya seperti apa ".

" Namanya juga usaha Ma ".

" Selamat ya Ray, Kemuning....akhirnya kamu benar - benar jadi mantu Mama , lihat Chika ia sangat senang sekali sudah punya Momny sekarang , Mama titip Rayyan dan cucu Mama ya Ning , cintai mereka sepenuh hati kamu ". pesan Mama Rima.

" Tentu Ma , Ning sayang kok sama Chika ".

" Sama aku tidak ?? tanya Rayyan.

" Dia cemburu Ning...lihat Ray , saingan kamu berat ". ledek Mama Rima. Kemuning hanya tersenyum malu.

Pak Gunawan , Bu Azizah, Laras , Bude Wati dan juga pardi mengucapkan selamat pada Rayyan dan juga Kemuning.

Begitun dengan orang - orang yang hadir di sana , yang kebanyakan keluarga dari Rayyan. Ada juga beberapa tetangga sekitar rumah Rayyan. Tak ketinggalan Bu Darmi , Bambang dan juga Indra.

" Sayang, aku mau bicara dulu sama Mama ya ". Rayyan minta ijin pada Kemuning, di panggil sayang oleh Rayyan membuat pipi Kemuning merona karena malu.

" Ma..ikut Ray sebentar!". Mama Rima di tarik tangannya oleh Rayyan.

" Ray , pelan - pelan apa....ada apa sih sampai narik Mama kayak gini ".

" Ma , nanti ajak Chika menginap di rumah Mama ya !".

" Kamu narik Mama hanya untuk ngomong seperti ini Ray...Mama tidak habis pikir ".

" Tolonglah lah Ma , Mama kan tau ini malam pertama Ray dengan Kemuning, jadi..".

" Jadi ...kamu enggak mau ada yang mengganggu kamu gitu kan ?" Rayyan mengangguk.

" Sudah Mama tebak , Mama kira Chika akan menolak kali ini , kamu tenang saja ...ada Laras ".

" Oh iya , Larasati pasti bisa menangani Chika ". Rayyan baru ingat di rumahnya ada Laras , adik Kemuning itu sekarang tengah menjadi kesangannya Chika. gadis kecil itu dari tadi terus saja mengekori Laras , kemanapun Laras pergi , bahkan ketika di kamar mandi pun sampai ditunggui oleh Chika.

" Ya sudah, enggak perlu Mama ajak pulang kan...".

" Tetap harus Mama ajak, ajak saja semuanya, Bapak , Ibu , Bude dan Pardi , terutama Laras...biar mereka semua menginap di rumah Mama , lalu ajak mereka jalan - jalan besok paginya, untuk uang akan Ray transfer seperti biasa ".

" Baiklah , akan Mama ajak semuanya menginap di rumah Mama , tidak perlu kamu transfer , uang Mama masih banyak kok ".

" Tumben Mama nolak duit ".

" Mau Mama berubah pikiran?".

" Eh tidak- tidak Ma...Ray cuma bercanda, jangan marah....terima kasih Mama Ray yang paling cantik. ".

Rayyan lega masalahnya sudah teratasi......sekarang yang ada di pikirannya adalah malam pertama dengan istri kecilnya itu.

Rayyan sudah membayangkannya...ia tidak sabar menunggu acara selesai dan semua orang pergi dari ruamhnya.....tak perlu menunggu malam kan untuk eksekusi.

Bersambung....