NovelToon NovelToon
Good Mother

Good Mother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: MayyChy-

Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Thirteen : Dont Cry

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 dini hari. Veyra sudah tertidur di kursi penumpang pada mobil Risky. Risky ikut merasakan apa yang Veyra rasakan. Ia bertekad untuk membatu Veyra mencari baby Reno hingga ketemu.

"Lo tenang aja ya Vee, gue janji gue bakal cari Reno sampai ketemu" Risky mengecup kening Veyra sekilas lalu menggendong nya untuk masuk ke dalam kamar. Karena sejak tadi mobil Risky sudah tiba di rumah Veyra.

Setelah menempatkan Veyra di atas ranjang kamarnya, Risky segera kembali ke rumahnya.

"Dari mana Bang?" Fandi sudah berdiri membelakangi pintu utama dengan tangan yang dilipat di depan dada.

Risky yang langsung di sembur pertanyaan oleh Papanya terlonjak kaget dan Segera menetralkan detak jantungnya. "Habis nganter temen Pah"

"Dengerin Papa ya Bang, Papa nggak pernah ngajarin kamu buat jadi anak yang liar. Jadi Papa mohon, jangan pernah kamu ulangi ini lagi" ucap Fandi tegas dengan mata yang sudah menatap Risky tajam.

"Iya Pah, Risky ke kamar dulu"

Detik berlalu, malam berganti pagi. Ayam jantan sudah mengeluarkan suara gagahnya sebagai alarm alami.

Veyra berkedip sesekali menetralkan cahaya yang masuk di kornea matanya. "Lah kok gue udah ada di kamar?"

Veyra berlari menuruni tangga menuju meja makan. Kini yang ia cari adalah Bi Yati. "Bi! Kok Veyra bisa ada di kamar?" Veyra mulai mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Tenang dulu non, di minum dulu tehnya" kebetulan Bi Yati sudah menyiapkan teh hangat untuk Veyra. Veyra pun segera meneguknya.

"Jadi gimana Bi?"

"Tadi malem Den Risky yang bawa non ke kamar. Dia bilang non kecapekan, dia gak tega buat bangunin non" jelas Bi Yati. Di balas anggukan oleh Veyra.

"Non! Bapak tidak bisa menemukan Den Reno. Tapi Bapak sudah lapor polisi, biar polisi yang mencarinya"

Veyra termenung. Ia kembali mengingat insiden hilangnya Baby Reno. Ini semua akibat keteledoran nya.

"Ini semua salah Vee Bi, Pak!" Veyra menatap ke depan dengan tatapan kosong dan masih memegang gelas.

"Enggak non, ini semua bukan salahnya non. Kami semua yang teledor. Maafkan kami ya non"

Bu Siti yang datang dari arah belakang Veyra ikut menimpali. "Terutama Ibu non, Ibu yang salah disini. Ibu tidak bisa menjaga Baby Reno dengan baik" ucap Bu siti dengan kepala menunduk.

"Kalian semua enggak salah kok. Vee yang salah. Vee akan terus mencari keberadaan Reno. Janji Vee sudah di pegang oleh Tante Dian. Vee harus buktiin itu" Veyra tersenyum samar seraya meletakkan gelasnya di meja. "Vee mandi dulu" setelah itu Veyra kembali memasuki kamarnya.

Pukul sembilan, Veyra dengan segelas jus jambu yang menemani nya sedang duduk di pinggir kolam renang. Tatapan nya kosong. Hari ini dia sengaja tidak masuk sekolah dan tidak berangkat ke kantor. Ia terlalu sibuk memikirkan Baby Reno yang hilang entah kemana.

"Ada setan lewat, kejebur lo" Risky muncul dengan seragam abu-abu nya dari pintu kaca yang menghubungkan ruang keluarga dengan kolam renang.

"Gue jegal!" jawab Veyra tanpa menoleh.

Risky pun ikut duduk di sebelah Veyra dengan tangan kanan menopang dagu dan tangan kiri mencomot jus jambu Veyra. "Apaan sih Ky! Balikin gak!" perintah Veyra namun diabaikan oleh Risky.

"Enak! Makasih Vee" Risky mengembalikan gelas kosong kepada Veyra.

Veyra menatap kesal kearah Risky. Tatapan nya berubah menyelidik ketika melihat Risky masih memakai seragam abu-abu nya. "Lo bolos ya?" tuduh Veyra langsung.

Yang di tuduh pun hanya nyengir tak bersalah. "Gue bingung Ky. Gue harus cari kemana Reno. Gue nyesel Ky, nyesel banget" Veyra menunduk.

"Apa yang bikin lo nyesel?"

"Gue gak bisa jagain anak gue Ky. Gue ingkar janji sama Tente gue. Gue sibuk ngurusin geng sama ngurusin kerjaan gue. Sampe-sampe gue lupa kalo gue punya anak" Veyra menitikkan air matanya.

"Gue ngerti perasaan lo Vee" Risky menangkup kedua pipi Veyra. Kemudian membawa Veyra kedalam dekapannya. Mengelus punggung nya untuk menguatkannya.

Veyra menangis pada dada bidang Risky. Ia tak peduli dengan kemeja Risky yang sudah basah akibat air matanya. Yang ia butuhkan hanya posisi ternyaman sekarang.

"Vee lo tau kan gue cinta sama lo? Gue gak mau lihat lo sedih kaya gini. Gue gak tega Vee. Gue bakal terus cari Reno, karena gue juga sayang sama dia" Veyra tertegun. Ia mendengar jelas penuturan Risky. Ia pun melepaskan pelukannya dan menatap Risky.

"Lo beneran cinta sama gue?"

Rizky tersenyum tulus. Ia menghapus sisa air mata yang mengalir di pipi Veyra. "Beneran Vee, sejak pertama kali gue kenalan sama lo di warung mang Bejo"

"Tapi Ky-"

"Sttt!" Risky meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Veyra. Veyra pun bungkam membiarkan Risky melanjutkan perkataan nya. "Gue gak pernah maksa lo buat bales cinta gue Vee. Cukup dengan gue ada buat lo dan buat lo nyaman di deket gue aja gue udah seneng. Jadi, kapan pun lo bales perasaan gue, gue bakal tunggu itu Vee" Risky kembali memeluk Veyra.

"Asal lo tau Ky, gue juga cinta sama lo. Tapi ada Shyiren yang masih gue jaga hatinya. Gue masih anggep dia sahabat gue, walaupun dia memutuskan untuk melepas persahabatan kita" batin Veyra.

"Udah ah nge bucin nya" ucap Risky.

"Elo kali yang bucin, bukan gue" ucap Veyra dengan suara bindengnya seraya memukul pelan lengan Risky.

"Siapa? Gue? Jadi duta shampo lain?"

Risky receh mode on.

"Gaje lo Ky" Veyra sedikit terkekeh.

"Dulu pernah pake oli, sekarang pake bensin" Risky melanjutkan perkataannya meniru gaya anggun iklan shampo pantine yang ia ubah liriknya.

Veyra tertawa menanggapi tingkah konyol Risky. Risky suka itu. Risky suka Veyra yang tertawa, bukan yang menangis.

"Gue suka lihat lo ketawa" ucap Risky tiba-tiba.

"Veyra menghentikan tawanya secara perlahan. "apa?"

"Gue suka lihat lo ketawa. Gue gak pernah lihat lo ketawa sebelumnya"

Veyra menggelengkan kepalanya. "Ada-ada aja sih lo Ky"

"Ya ada lah Vee. Kalo nggak ada yang udah innalillahi" ucap Risky mengelus dadanya sendiri, seakan-akan meratapi nasib.

"Huss! Pamali ngomong kaya gitu"

"Iyaa deh iyaa. Jadi sekarang apa yang buat lo seneng?"

"Deket sama lo" ucapan Veyra membuat Risky diam. "Hhahahaha! Bercanda kali Ky, tegang amat muka lo" Veyra memercikan air kolam renang ke wajah Risky.

"Berani ya ngerjain gue" Risky mendekatkan wajah nya ke wajah Veyra. Saat hidung mereka sudah bersentuhan, Veyra mulai gelagapan dan mencari topik.

"Anterin gue yuk Ky?" sontak Risky menjauhkan wajahnya.

"Kemana?"

"Ada deh" Veyra bangkit dan menarik Risky keluar dari rumahnya. Dan menuju tempat yang ingin di tuju Veyra.

...----------------...

To be continued….

1
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Victor
Woww! 😍
Ryoma Echizen
Jangan-jangan aku udah terjebak obsession sama tokoh di cerita ini😍
Takahashi HitomiLửa
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!