Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arc Disturbia Bab 9 Turunnya Dewa Disturbia
Mereka semua bersiap-siap, bahwa perang sebentar lagi akan dimulai, mereka semua membuat strategi untuk berperang. Saat prajurit Disturbia yang berpatroli memberikan kode bahwa pasukan iblis datang dari arah jam 12, suasana langsung berubah tegang. Pasukan iblis datang dengan jumlah yang sangat banyak. Kakek Jyan, Rull, Arlecchino, Blade, Jack, dan para pasukan Disturbia segera mengambil posisi.
Kakek Jyan memberi perintah, "Semuanya ambil posisi masing-masing! Sisanya berlindung di bawah markas tempat patung suci berada. Sebagian prajurit jaga markas."
Salah satu prajurit berkata dengan cemas, "Apakah kita akan berhasil? Jumlah mereka sangat banyak dibandingkan kita."
Mendengar itu, Rull segera memanggil pasukannya, "Ifrit, Shadow Army, bangkitlah!"
Pasukan Shadow Army bangkit dengan jumlah yang cukup banyak. Prajurit Disturbia merasa lega melihat pasukan tambahan ini. Perang antara Disturbia dan iblis pun dimulai. Suara pedang beradu dan teriakan perang memenuhi udara. Rull dan Ifrit menyerang para iblis dengan keberanian dan kekuatan yang luar biasa.
Arlecchino bertarung dengan penuh semangat, mengayunkan pedangnya dengan presisi, sementara Blade dan Jack menunjukkan keahlian tempur mereka yang luar biasa. Pasukan Disturbia berjuang dengan gigih, mempertahankan markas tempat patung suci berada.
Ifrit, dengan pedangnya yang menyala, bertarung habis-habisan melawan iblis-iblis yang lebih kuat. Dia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan yang luar biasa, membuat para iblis kewalahan.
Sementara itu, Arlecchino dan Blade bekerjasama mengatasi sekelompok iblis yang mencoba menyerang markas. Jack, dengan kepintarannya, menggunakan ketapel untuk menyerang iblis-iblis dari kejauhan, memberikan dukungan kepada teman-temannya.
Pertarungan berlangsung dengan sengit. Pasukan iblis terus menerus menyerang, tetapi pasukan Disturbia tidak menyerah. Mereka bertarung dengan segenap tenaga, mempertahankan tanah mereka dan patung suci yang menjadi harapan terakhir mereka.
Rull, meski terluka, tidak berhenti bertarung. Dia tahu bahwa masa depan Disturbia bergantung pada kemenangan mereka dalam pertempuran ini.
Rull mencoba mengambil kesempatan untuk menggunakan kekuatannya. Di tengah-tengah perang, dia berteriak, "Almighty encouragement!" Namun, tidak terjadi apa-apa. Para prajurit dan iblis bingung melihatnya. Rull merasa sangat malu, "Ahhhh... Sial, ini memalukan. Mengapa tidak bekerja?"
Terpaksa, Rull melawan para iblis itu dengan besi hitam dan ilmu bela dirinya. Dia mengayunkan besinya dengan kekuatan penuh, mengatasi setiap iblis yang mencoba mendekatinya. Meskipun kekuatan khususnya tidak bekerja.
Blade, yang melihat Rull kesulitan, berteriak, "Rull, tetap fokus! Kita bisa mengalahkan mereka bersama-sama!"
Jack dan Arlecchino juga terus bertarung dengan gigih, melindungi markas dan rakyat Disturbia. Arlecchino, meskipun masih merasa bingung dengan kejadian sebelumnya, mengayunkan pedangnya dengan presisi, memotong barisan iblis yang mencoba menyerang.
Jack menggunakan ketapelnya untuk menyerang dari kejauhan, membantu melemahkan barisan musuh dan memberi ruang bagi pasukan Disturbia untuk bergerak maju. "Ayo, kita bisa melakukannya!" teriak Jack, memberikan semangat kepada rekan-rekannya.
Ifrit, meskipun sudah terluka parah, tetap berdiri di sisi Rull, melindunginya dari serangan iblis yang lebih kuat. "Tuanku, kita harus bertahan!" katanya dengan suara tegas.
Pertempuran terus berlanjut dengan sengit. Pasukan Disturbia bertarung dengan segenap kekuatan mereka, mempertahankan tanah dan patung suci mereka
Pasukan iblis terus bertambah, membuat semua prajurit kewalahan. Rull terpojok dan berusaha menahan kapak besar yang diayunkan oleh iblis dengan sekuat tenaga. Kakek Jyan merasa bingung melihat pasukan iblis yang tampaknya tidak ada habisnya. Di markas, orang-orang tak berdaya menangis dan memohon ampunan.
"Ya Dewa, tolong ampuni dosa kami. Selamatkan anak-anak kami yang tidak berdosa ini," teriak mereka dalam ketakutan dan penyesalan.
Semua rakyat Disturbia merasa bersalah karena telah meninggalkan pelindung mereka. Mereka mengakui kesalahan mereka dan berharap Dewa Disturbia memaafkan mereka. Di tengah-tengah perang, langit tiba-tiba menjadi terang benderang. Semua orang terkejut melihat perubahan tersebut.
Dewa Disturbia turun dari langit dengan cahaya yang menyilaukan. Dalam satu jentikan jari, tumbuhan besar tumbuh dari tanah dan menusuk pasukan iblis. Rull, yang sedang berjuang mati-matian, terkesan dan terkejut.
"Apakah ini kekuatan dewa?" pikir Rull dengan takjub.
Pasukan iblis mulai berkurang dengan cepat di bawah serangan tumbuhan-tumbuhan yang muncul dari tanah. Prajurit Disturbia yang melihat kedatangan dewa merasa semangat mereka terangkat kembali.
"Dewa Disturbia datang untuk melindungi kita!" teriak salah satu prajurit.
Arlecchino, Blade, dan Jack juga melihat keajaiban itu dengan kagum. "Jadi dialah dewa," kata Arlecchino dengan kagum.
