NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:158.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Hhhh, kenapa jadi begini sih, sial banget. Udah jauh-jauh malah orangnya nggak ada." kata Lintang berjalan gontai menuju rumah buleknya. Doni tersenyum dan membuntuti Lintang dari belakang.

"Sudah lah, kamu ikut aku saja ya. Aku sedang terburu-buru sekali, ada urusan penting siang ini." kata Doni. Lintang menoleh kearah Doni sejenak, ia berpikir kasihan jika Doni harus mengantarkannya lagi, tapi untuk kembali dengan berjalan kaki sungguh ia tidak sanggup.

"Emm, ya udah deh, aku ikut kamu aja." jawab Lintang pasrah. Doni lalu mengambil tas milik Lintang yang berisi pakaian lalu memakainya, kemudian menarik tangan Lintang untuk langsung naik keatas motornya.

Saat berada di jalan yang berada di perbatasan, Doni menghentikan laju motornya dan mengatakan pada Lintang untuk turun.

"Turun yuk." kata Doni membimbing Lintang turun. Ia lalu melepaskan helm yang di pakai Lintang dan helm miliknya lalu meletakkannya diatas jok motor. Ia kemudian mengajak Lintang untuk menaiki mobil sedan BMW berwarna hitam kinclong.

Lintang menarik tangannya dari genggaman Doni. "tunggu sebentar." kata Lintang lalu menghentikan langkahnya.

Doni yang terkejut seketika menoleh kebelakang. "Ada apa Lintang?" tanya Doni bingung.

"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kita tiba-tiba turun, dan ini mobil siapa?" tanya Lintang penasaran.

Doni tersenyum ketika mengetahui kebingungan Lintang.

"Hhh, baiklah akan ku jelaskan semuanya. Tapi sekarang kita naik mobil dulu ya, aku benar-benar sangat buru-buru Lintang." kata Doni dan kembali meraih tangan Lintang. Lintang pun akhirnya menuruti Doni.

Doni membukakan pintu untuk Lintang, setelah lintang masuk ia lalu menutupnya dan beralih ke pintu sebelahnya.

"Eeh, itu motormu bagaimana?" tanya Lintang penasaran.

Doni mulai melajukan mobilnya membelah jalanan yang tidak terlalu ramai.

"Tenang saja, nanti akan ada anak buahku yang akan mengembalikan motorku ke rumah di kampung." jawab Doni santai.

Lintang kembali mengingat ucapan nenek tadi yang mengatakan hal aneh pada Doni, untung saja Doni tidak mengerti artinya. Tapi saat ini ia curiga pada Doni, lintang menoleh kearah Doni dan menatapnya lamat-lamat. Hatinya bertanya apakah maksud nenek itu Doni, apakah Doni menjadi pemuja setan. Tapi mana mungkin, Doni sudah kaya dan juga tampan. Menurut cerita bapaknya, Doni baru 3 bulan tinggal di kampung Sedap malam, itu karena Doni ingin memiliki tempat yang bisa menghilangkan penat nya dari pekerjaannya di kota. Dan saat melihat Doni kemarin berada di Singapura membuat Lintang menepis anggapan nya.

"Mana mungkin orang yang modis seperti Doni menjadi pemuja iblis, lagi pula ia melihat Doni rajin beribadah." ucap Lintang dalam hatinya. Ia lalu menepuk-nepuk kepalanya sendiri.

Doni menolehkan kepalanya karena melihat Lintang menepuk-nepuk kepalanya.

"Apa yang kau lakukan Lintang?" tanya Doni heran.

"Eeh, emm, nggak papa, cuma kesel aja hehehe." Jawab Lintang berbohong.

Doni tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "perjalanan masih lama, kamu tidur aja dulu, nanti kalo udah sampai aku bangunin." kata Doni dengan mata fokus ke jalanan.

"Eem, nggak papa aku tinggal tidur?" tanya Lintang memastikan. Doni menoleh dan tersenyum. "nggak papa, ya udah tidur aja dulu. perjalanan masih panjang."

Beberapa saat kemudian mobil Doni mulai memasuki kompleks perumahan elit. Ia lalu menghentikan mobilnya di depan pagar rumah berwarna hitam kemudian masuk.

Doni tersenyum menatap Lintang yang sedang tertidur pulas, ia mengusap pipi halus Lintang dengan tangannya pelan.

"Lintang." seru Doni pelan. Lintang mengerjapkan matanya dan menatap di sekelilingnya.

"Udah sampe ya?" tanya Lintang dengan mengucek matanya. Doni tersenyum dan mengangguk.

"Bangun yuk, nanti lanjutin lagi tidur nya di kamar." ajak Doni

Lintang mengangguk dan tersenyum. Mereka berjalan mulai memasuki rumah. Lintang celingukan menatap rumah yang ia masuki.

"emm, rumah siapa ini Don?" tanya Lintang heran, karena rumah yang saat ini berbeda dengan rumah yang waktu itu ia datangi.

"Ini rumah orang tuaku, tapi aku hanya tinggal sendiri disini, mereka sudah meninggal dalam peristiwa kecelakaan pesawat beberapa tahun lalu." jawab Doni menjelaskan dengan tangan menggandeng Lintang. Lintang menatap wajah Doni yang berubah sendu. "maaf ya, aku nggak tau." kata Lintang.

Doni tersenyum tulus. "tenang, aku udah ikhlas kok. Ayuk aku antar ke kamar. Setelah ini aku harus kembali ke kantor, kamu nggak papa ya aku tinggal sendiri, dirumah ini ada bibik kok, nanti aku minta dia buat temenin kamu kalo kamu takut."

"Eeeh, Disni aman kan Don?" tanya Lintang sambil menatap kagum pada furniture di rumah Doni.

"Jelas dong, didepan ada 3 security yang berjaga, disini juga seluruh ruangan terdapat CCTV yang terhubung langsung ke ponselku, jadi kamu jangan takut ya." jelas Doni.

"bukan itu maksudku, maksudnya disini aman kan dari mahluk halus?" ralat Lintang. mendengar itu Doni terkekeh hingga memperlihatkan barisan giginya yang putih bersih.

"Untuk itu tenang saja, teror hanya berlaku di kampungmu, disini aman bahkan kau mau berkeliling di luar rumah jam 12 malam tidak akan ada mahluk halus yang mengganggumu." kata Doni. Mereka sudah berhenti di kamar yang berada di lantai 2. Donu membuka pintu bercat putih itu dan memperlihatkannya pada Lintang.

"Nah, ini kamarnya. Kau bisa langsung beristirahat di kasur. Masuklah!" ajak Doni menarik tangan Lintang untuk masuk. setelah di dalam kamar Doni meletakkan tas berisi pakaian untuk Lintang di atas sofa yang berada di dalam kamar tersebut.

"Don, ini kamarnya luas banget. Aku nggak enak deh, ada kamar yang lebih kecil nggak, aku di kamar itu aja deh." ucap Lintang. Doni tersenyum dan memegang kedua pundak Lintang.

"Kamar paling kecil di rumah ini ya kamar pembantu, kamu mau tidur di kamar pembantu, disana tidak ada AC nya. Hanya kipas angin saja."

"Nggak papa deh, aku tidur di kamar pembantu aja kalo gitu, aku merasa nggak pantes tidur di kamar besar dan mewah seperti ini."

Doni terkekeh mendengar perkataan Lintang. "Terus kalo kamu tidur di kamar pembantu, pembantu aku mau tidur dimana?" tanya Doni berbohong, sebenarnya ia memiliki 3 kamar ART di rumahnya dan masih ada 1 kamar kosong. Tapi ia tidak ingin Lintang merengek minta pindah, ia ingin Lintang tidur di kamar miliknya. Sebenarnya Doni memiliki maksud terselubung dengan membawa Lintang menginap di rumahnya.

Lintang terdiam mendengar jawaban Doni, ia hanya bisa pasrah saat ini.

"Sudah sekarang kau istirahat saja ya, aku harus segera kembali kekantor, nanti aku pulang malam. jika mengantuk tidak usah menungguku ya."

"Emm." Lingga menganggukkan kepalanya dan mengulum bibirnya.

Sebelum keluar kamar Doni mengajak Lintang untuk menuju ke walk in closet yang berada di dalam kamarnya.

"Lintang, ini ada pakaian yang bisa kamu pakai ya, semua ini aku sediakan khusus untuk mu. Kau bisa memakai manapun yang kau mau dan," Doni menggantung perkataannya hingga membuat Lintang bingung.

"Dan apa Don?" tanya Lintang penasaran.

Doni menggenggam tangan Lintang dan menatap netranya dengan serius. Jantung Lintang berdegup kencang mendapatkan tatapan tak biasa dari Doni.

"Lintang, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Lintang mengangguk pelan. Doni mengajak Lintang untuk duduk di depan meja rias sedang ia berlutut di depannya.

"Lintang, aku ingin jujur padamu. Sebenarnya aku menyukaimu." ucap Doni jujur. Lintang tak tau harus menjawab apa, ada perasaan senang di hatinya namun juga ia bingung, karena seumur hidupnya belum pernah ada pria yang menyatakan perasaanya. Jadi ia tak tau harus bagaimana mengambil sikap.

"Kamu nggak perlu jawab apapun sekarang, tapi nanti setelah pulang kerja aku mau kau menjawabnya," Doni bangkit dan berjalan menuju lemari yang menyimpan gaun malam yang sudah ia sediakan khusus untuk Lintang. Ia lalu mengambil gaun malam berwarna pink muda berbahan sutra yang sangat lembut dengan tali pasta dan belahan dada rendah, semata kaki dan disisi sebelah kanan terdapat belahan sampai paha.

Doni menatap gaun tersebut dan tersenyum, lalu membawanya kehadapan Lintang. "Jika kamu menerima perasaanku, nanti malam sebelum aku pulang kamu pakai gaun ini, tapi jika kamu tidak menerima perasaan cintaku kamu pakai pakaian lainnya."

Lintang menatap gaun yang Doni berikan merasa merinding. Ia menyukai Doni, bahkan sangat nyaman bila bersamanya. tapi apakah ia harus memakai gaun itu, dan setelah ia memakai gaun itu apa yang akan terjadi setelahnya. pikiran Lintang sangat kacau saat ini.

"Tenang saja, aku bukan pria yang biasa mengumbar cinta Lintang, setelah mantan istriku, kamu adalah wanita selanjutnya yang aku inginkan, aku tidak pernah menyatakan cinta pada wanita lain selain mantan istriku dulu dan kau saat ini. Aku harap kau mempertimbangkan pernyataan ku ini." Doni kembali meletakkan gaun berwarna merah muda itu di tempat semula dan menarik tangan Lintang untuk menuju ranjang. Lintang hanya diam sejak tadi, ia benar-benar masih syok belum bisa mengatakan apapun, Lidahnya masih kelu, dan jantungnya masih berdegup kencang.

"sekarang istirahatlah, aku harus kembali ke kantor." Doni merebahkan Lintang di atas ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

ia lalu mengambil dasi miliknya dan memakainya, kemudian memakai setelan jas berwarna navi. Lintang sangat kagum dengan penampilan Doni saat ini. Doni terlihat sangat tampan dan berwibawa sekali hingga membuatnya tidak berkedip.

'Aku pergi dulu ya, ingat jam 8 aku sampai rumah." kata Doni sebelum menutup pintu kamar nya dengan mengedipkan sebelah matanya dan senyum yang menawan.

Sepeninggal Doni, Lintang memegangi dadanya karena jantungnya masih berdegup kencang. Ia menetralkan kembali rasa gugupnya, setelah itu ia memejamkan matanya untuk beristirahat. Masih ada waktu untuk memikirkan jawabannya nanti.

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!