Sinopsis : Menceritakan seorang siswa sma biasa saja tanpa mencolok, dan tidak suka terlibat dalam masalah.Dia awalnya bergumam ingin dunianya hancur....
Tiba tiba sebuah objek besar terlihat dari luar jendelanya seperti sebuah meteor, Dan kemudian...
Bagaimana kelanjutan petualangan yang akan dilalui oleh Leon?
Genre : Adventure, Isekai, Fantasy, Magic, Harem School, Mystery
Theme : Isekai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zairiru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan Sehari Hari Akademi
Suatu hari di kelas 1-C, seperti biasa Leon bersandar di kursinya, mata terpejam, seolah-olah sedang tidur.
Banyak yang tidak berani mendekatinya untuk mengobrol dengannya, mungkin karena auranya yang misterius atau karena dia sering terlihat menyendiri.
Suasana kelasnya selalu berisik, dan mengganggu ketenangan Leon. Namun, ada tiga orang teman sekelasnya yang selalu berusaha mengajak Leon berbicara atau berinteraksi.
Mereka adalah Rendi, Reno, dan Tono. Ketiganya selalu mengoceh tentang berbagai hal, mulai dari pelajaran sihir hingga gosip terbaru di akademi.
Leon hanya mendengarkan dengan setengah hati, sesekali memberikan jawaban singkat. "Leon, nanti setelah pulang akademi, mau ikut main game VR terbaru di kafe dekat sini?" tanya Rendi dengan semangat.
"Tidak, terima kasih," jawab Leon singkat.
"Ah, ayolah, Leon! Sekali-kali ikutlah bersenang-senang dengan kami," bujuk Reno.
"Aku sibuk," jawab Leon datar. Tono menimpali, "Sibuk apa sih? Kamu kan selalu tidur di kelas."
Leon hanya mengangkat bahu, tidak ingin menjelaskan lebih lanjut. Dia memang sering terlihat tidur di kelas, tapi sebenarnya dia sedang menganalisis pelajaran atau memikirkan hal lain yang lebih penting.
Saat pelajaran teori sihir dasar, Leon kembali tertidur di kelasnya dan memandang ke luar jendela. Guru Galatea, yang sudah terbiasa dengan kebiasaan Leon, langsung memanggilnya untuk menjawab pertanyaan. "Leon!" Suara tegas Guru Galatea membuyarkan lamunan Leon.
"Jelaskan prinsip dasar dari sihir transformasi!" Leon membuka mata dan berdiri dengan tenang. "Sihir transformasi," jawabnya dengan suara yang jernih, "adalah manipulasi energi aether untuk mengubah bentuk atau sifat suatu objek. Prinsip dasarnya melibatkan pemahaman mendalam tentang struktur materi dan kemampuan untuk mengendalikan aliran energi aether."
Guru Galatea terkesan dengan jawaban Leon yang komprehensif dan akurat. "Bagus sekali, Leon! Kau tampaknya sudah menguasai dasar-dasarnya."
Dia kembali duduk dan tertidur lagi menghadap ke jendela luar-teman sekelasnya menatapnya dengan kagum dan sedikit iri.
Bagaimana bisa Leon, yang selalu terlihat tidur di kelas, bisa menjawabnya? Pelajaran pun dilanjutkan seperti biasanya.
Setelah kelas teori, bel istirahat pun berbunyi. Leon tetap saja bersandar di kursinya, terlihat malas. Tiba-tiba, Archalia, putri kerajaan, mendatangi kelas Leon bersama dengan Mira, sahabatnya.
Kehadiran mereka berdua langsung menarik perhatian seluruh kelas. "Leon," sapa Archalia dengan lembut. Leon membuka mata dan melihat Archalia dan Mira berdiri di hadapannya.
Dia sedikit terkejut, tapi tidak menunjukkannya di wajahnya. "Ada apa, Archalia?" tanya Leon dengan datar.
"Leon, maukah kamu makan siang bersama kami di kantin?" tanya Archalia dengan perhatian sembari menunjukkan bekal makan siangnya.
"Yah, aku tidak keberatan sih," jawab Leon dengan nada acuh tak acuh. "Kalau begitu ayo!" seru Mira dengan penuh semangat. Mereka bertiga berjalan menuju kantin, meninggalkan teman-teman sekelas Leon yang tercengang.
Saat melewati koridor, mereka bertemu dengan Luna, adik Isabella, yang juga sedang menuju kantin. "Luna," sapa Leon. Luna terkejut melihat Leon bersama Archalia dan Mira.
"Eh... L-Leon..." jawabnya terbata-bata. "Sepertinya kamu mau ke kantin ya," kata Leon. "Bagaimana kalau kamu bergabung dengan kami?" Luna tersipu malu.
"Eh, itu... ka-kalau kamu tidak keberatan," jawabnya dengan gugup. Mereka berempat akhirnya makan siang bersama di kantin.
Tak lama kemudian, Isabella, ketua OSIS, dan Seraphina, sekretaris OSIS, juga datang ke kantin. Isabella melihat Leon dan teman-temannya, lalu menghampiri mereka.
"Wah, Leon-kun, apakah aku boleh bergabung denganmu?" tanya Isabella dengan senyum ramah. "Yah, boleh saja sih," jawab Leon dengan ekspresi datarnya.
"Bagaimana, Seraphina? Apa kau tidak keberatan?" tanya Isabella pada Seraphina. "Yah, kalau ketua bilang begitu, aku tidak keberatan," jawab Seraphina dengan dingin.
Mereka semua akhirnya makan siang bersama sambil mengobrol. Isabella mencoba mencairkan suasana dengan bercerita tentang kegiatan OSIS, sementara Mira sesekali melontarkan lelucon yang membuat semua orang tertawa.
Leon hanya mendengarkan dengan tenang, sesekali memberikan komentar singkat. "Leon-kun, apa kamu menyukai putri Archalia?," tanya Isabella dengan nada menggoda.
Leon yang sedang makan pun tersedak, "Apa?" tanyanya, "Kenapa tiba-tiba begitu?" Archalia tersipu malu,
"Ka-kami hanya teman," jawabnya dengan gugup. Mira tiba-tiba menjawab dengan nada bercanda, "Aku suka Leon!"
Luna terdiam, memperhatikan mereka dengan rasa penasaran dan sedikit cemburu.
Seraphina, yang biasanya dingin, juga terlihat sedikit terkejut dengan pertanyaan Isabella.
Dia mengamati reaksi Leon dengan seksama. “Leon-kun..., Dari kami semua siapa yang kamu pilih”, Kata Isabella dengan nada tegas dan penasaran.
"Ah, kalau disuruh menjawab begitu, aku kebingungan," kata Leon, berusaha mengalihkan pembicaraan. "Daripada itu, sepertinya harus ada yang kulakukan sekarang" Leon pun pergi dan kabur...
......................
mungkin ane juga buat drama kek gini ya, tapi yg kena si Luna sepupu si Rina 😹
Rio : udh lah bro, terima nasib aja. aku juga pernah ditanya kek gini alhasil ngeharem ampe punya 6 istri 🗿😁