Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wasiat Antaka, sang ayah.
Kembali dihari dimana Antaka selesai dikubur dan diruang tamu rumah Warren sedang ada acara mengaji dan tahlilan untuk 7 hari kedepan.
Menurut imam masing masing yang diikuti contohnya Imam mahdi dan imam syafi'i walau sama sama islam beda aturan.
Seperti halnya Muhammadiyah dan NU.
Kebetulan ayah Warren pemilik pesantren Al Ikhlas di salah satu kota besar Semarang itu mengikuti imam Syafi'i,NU.
Dimana jika seseorang meninggal di tahlilkan selama 7 hari full.
Lalu kedua pas 40 hari. Ketiga pas 100 hari dan ke empat dimana sudah 1000 hari di tahlilkan kembali.
Dan tentunya setiap harinya sang keluarga berikanlah dan doakanlah al-Marhum selalu di setiap solat, agar jika dineraka mereka mendapat angin segar karna kiriman doa kita.
Nyatanya doa mudah hanya al-fatihah untuk yang sudah tiada saja banyak yang malas dan tidak mau mengirim doa pada mereka, padahal doa dari orang didunia juga membantu dialam akhirat sana karna kita tidak tau kita jatuh di Neraka Atau Surga .
Agama islam! Iya, tapi banyak kan yg membedakan seperti majelis dan imam yang diikuti, banyak juga perihal harus memakai cadar dan tidaknya, tapi yang satu pasti tutupilah auratmu karna itu wajib! Jangan memakai pakaian yang telanjang! Dimana kalian memakai baju ngepres body pakailah pakaian Muslimah pada umumnya jika tak bisa mencontoh Sayidina Fatimah contohlah wanita muslimah lainnya yang dimana mereka menjaga aurat mereka.
Bahkan istri dari Raja Fir'aun saja masuk surga padahal dia istri seorang raja yang murtad! Dia Asiyah,yang awalnya tertarik dengan pelayan yang bernama Masitoh sang penyisir rambut putrinya.
Dimana Masitoh beliau tak pernah lupa solat padahal sudah dilarang sang raja bahkan dia di hukum oleh Raja karna disuruh menyembah fir'aun bukan allah. dia tetap menunaikan ibadah dan menyerukan nama allah dengan istighfar. Sampai tubuhnya yang sudah meninggal memancarkan bau yang sangat harum.
Bahkan ada salah satu pemuka agama yang mengatakan ketika Asiyah dan sang raja akan berhubungan intim Asiyah tak pernah dikamar dia dikamar lain dan yang bersama sang raja adalah jin yang menyerupai Asiyah itu sendiri.
Keluarga Warren duduk di ruang keluarga dimana ada Warren, Cana, umi abi Antaka dan saudara kembar Antaka setelah selesai acara tahlil yang dihadiri warga setempat dan pak Rt dan Rw.
Semua sedih, mereka menangis berbeda dengan Warren yang seperti mayat hidup matanya terus menatap Aslana.
"Nak? " Panggil Abi Khalid yang hanya mendapat lirikan mata dari Warren dan kembali menatap Aslana.
"Menangislah Ren, jangan siksa batin kamu sayang! " Ucap cana sambil memeluk putranya pilu.
Warren menghembuskan nafasnya kasar dia menunduk.
"Aslana" Panggil lirih Umi Zahra yang diangguki oleh sang putra karna Zahra sadar dari tadi cucunya itu menatap Aslana pilu.
Cana mengerti kode sang mertuanya dia pergi karna Aslana akan mendekati anaknya.
Warren masih tertunduk dia juga ingin menangis tapi tak bisa,airmatanya seperti habis sampai datang pria memegang tangannya dan menunduk "son? " Ucapnya.
Warren menatap Aslana, kenapa bisa? Kenapa bisa orang yang memiliki wajah persis ayahnya itu memanggil dirinya seperti ayahnya? Cuman membedakan Aslana teduh ayahnya ceria.
Dada Warren sesak, matanya berkaca kaca, dadanya kembang kempis.
"Perkenalkan saya kembaran ayahmu, Aslana" Dibarengi senyuman khasnya.
"Sama tapi beda! " Gumamnya didengar oleh Aslana. Warren masih menatap Aslana lekat andai yang di depannya ayahnya pasti dia akan tersenyum dengan deretan giginya kalau yang ini hanya tersenyum biasa dengan lemah lembut.
"Menangislah Ren, kamu Warren kan? Salam kenal ya son" Senyum "kamu mempunyai banyak sandaran sekarang kamu tak usah pura pura kuat untuk menguatkan ibumu" Ucapnya.
Cana menangis terisak dan langsung dipeluk umi Zahra.
"Ren, kamu boleh nangis sekalipun kamu sudah 21 tahun! Kesedihan dikeluarkan jangan ditahan" Aslana menunjuk dada Warren "biarin dia lega, kasihan hati ka-".
Belum selesai Aslana menyebut kamu Warren sudah menangis dia meraung dan memeluk Aslana.
" Ini gak adil! Kenapa papa pergi ninggalin Mama dan gue? Kenapa? G-gue anak yang tak becus! Gue gak bisa melindungi keluarga gue sendiri padahal gue udah segede ini! Gue takut! Takut sendirian setelah papah mereka mengincar mamah!" Warren memeluk erat Aslana dengan terus meraung,walau pelaku sudah di tangkap tak memungkinkan pesaing lain melakukan hal yang sama, keluarga saja bisa gila karna harta apa lagi orang lain? "gak ada yang ngejek kalo gue lagi galau, katanya kan papah mau liat aku nikah tapi ck, bulshit dia malah pergi! Dia gak bertahan! Dia bahkan pergi ninggalin gue gak pamitan padahal sebelumnya sudah sadar" Warren menangis pilu, setelah 1 hari dia bak mayat hidup kini dia melampiaskan ketakutan, kesedihan dan tak keberdayaannya.
Cana yang baru pertama kali melihat anaknya seperti itu merasa tercabik cabik pasalnya anaknya selalu ceria, bergajulan dan aktif. Dia tidak tau saja akhir akhir ini Warren menangis karna patah hati dan hanya Warren dan ayahnya yang tau.
"Sayang, " Cana.
"Sabar nak, biarkan putramu mengeluarkan unek uneknya" Umi Zahra sambil mengusap airmatanya.
Sedangkan abi Khalid dan Aslana mereka menangis dalam diam, Aslana memeluk erat Anak dari kembarannya itu penuh kasih dan setelah beberapa waktu berlalu Warren mulai tenang, dan mereka pergi istirahat dikamar asing masing.
Paginya mereka berkumpul setelah sarapan.
Disana sudah ada pihak rumah sakit dan David asisten Antaka yang menemani pihak rumah sakit memberikan kartu memori untuk Warren dan Cana, namun saat Warren mengantar mereka David mendapat card berbeda hanya untuknya sendiri.
"Warren mari kita berkenalan cu," Abi Khalid.
"Kakek" Lirih Warren "gue tau kok kalian keluarga ayahkan? Yang selama ini tak pernah ayah bahas" Warren duduk di samping Aslana, dia benar benar ingin berdekatan dengan pria itu karna rasanya dia bisa merasakan hadirnya ayahnya walau Aslana bukan Antaka tapi mereka sama persis wajahnya mengobati kerinduannya pada yang ayah, sedekat itu Warren dengan Antaka ayahnya, sedewasa apapun dia dia menjadi sangat manja dan anak kecil jika bersama Antaka.
"Benar nak, semua ada alasannya" Khalid.
"Jadi? " Warren meminta penjelasan.
"Kami, ah tidak. Maksudnya saya sebagai ayah dari Antaka dulu menolak keras dia menjalin hubungan sebelum menikah karna itu dosa, bahkan saya berniat menjodohkan dia namun dia dengan lancang berpindah agama mengikuti ibumu" Jelas Khalid dengan biasa namun membuat Cana tak enak hati.
"Ayahmu mencintai wanita yang berbeda agama saat seusiamu, mungkin jika dia jujur dan mau membuat ibumu yaitu Cana yang dulu masih gadis pindah ke islam semua akan berbeda tapi dia malah murtad! Dia berpindah agama karna kakek dari ibumu sangat berkuasa, bukan karna harta tapi karna cinta buta ayahmu pada ibumu dia jadi bertindak sedemikian rupa, membuat saya tak Terima dan tak mau menganggapnya anak".
"Loh, kenapa jika islam ke agama lain di bilang murtad dan kafir? Kita kan sama sama punya agama kalo kita yang pindah islam kenapa kalian pada suka? Toh kita kan udah jelas penganut agama masing masing, lagian islam ribet gak boleh ini itu padahal hidup di bumi ya harus menikmati apa yang tersedia termasuk pacaran,ke club dan yang lainnya" Warren biasanya tak seperti ini dia memiliki toleransi yang sangat tinggi taoi mengingat islam islam dan islam membuatnya kesal karna perbedaan agama dia bersama Citra jadi penghalang padahal yang jadi penghalang adalah ego dari Warren sendiri yang telat memulai.
Abi Khalid,Aslana, dan umi Zahra beristighfar tapi mereka mengerti karna Warren tak mengenal islam.
"Sungguh agama yang seharusnya adalah agama islam, mukjizat yang diturunkan pada Baginda Muhammad SAW dalam bentuk al-qur'an yang lengkap dibanding kitab sebelumnya seperti Zabur, injil dan Taurat yang dimaksud dengan zaman Akhir" Khalid.
"Udah deh gak usah bertele tele gue gak bakal ngerti yang gak gue ngerti tuh kalian yang para orang islam bilang kita sebagai kafir bahkan yang lebih kafir kalian yang bergolongan agama islam dalam bentuk melakukan kejahatan, kita yang agama beda mah sibuk menghasilkan cuan dan foya foya gak kaya kalian pada munafik! ".
" WARREN!!" Bentak Cana "mama gak pernah ajarin kamu menghina beda agama loh ya! Kita harus toleransi! teman kamu juga ada yang islam nak! Mama juga gak ajarin kamu kurang ajar sama yang lebih tua! Kamu sudah dewasa harus bisa membedakan mana yang baik dan buruk dalam pikiran yang dingin!".
"Sorry mah" Warren menunduk.
"Maafkan Warren umi, abi dan juga adik ipar atas sikap Warren kami membesarkannya dengan manja jadi dia seperti itu maafkan saya dan anak saya" Cana tak enak hati.
Sungguh Cana tak pernah membenci keluarga suaminya beda dengan suaminya yang malah membenci keluarganya, karna dulu umi Zahra diam diam menemui Cana dan mencium serta memeluknya dia meminta untuk menjaga anaknya dia merestui dan menerima Cana sebagai menantu walau ada kekecewaan karna pilihan Antaka, tak ada seorang ibu yang lupa pada anaknya walau anak itu berbuat salah yang fatal, seorang ibu dapat merasakan kesesakan hati anak anaknya.
"Kita lihat dulu Card Memory yang tadi datang" Aslana mencoba menenangkan situasi.
Wartawan setuju dia mengambil laptop dan mulai mengotak atik laptop sampai menemukan File rekaman suara.
Dengan cepat Warren menyalakan itu dan terdengar suara deru nafas yang tersegal segal.
"Sss-sonnn" Satu kata yang membuat semua yang mendengar mematung dan membuat Warren menahan air matanya.
"R-ren, Ca, C-cana maaf, Cana jika berkenan masuklah ke agamaku, aku sudah kembali pada agamaku dulu ketika kecelakaan menimpaku. maaf C-cana, jelaskan pada putra kita agar aku merasa tenang, dan to-tolong datanglah kerumah orang tuaku, minta maafkanlah pada mereka atas namaku aku merindukan mereka tolong turuti Wasiat terak sssttt rak hirrr ku " Dan setelahnya hanya ada suara suster dan dokter yang mulai menangani Antaka laku rekaman itu selesai.
Semua mematung berbeda dengan Warren yang pergi meninggalkan mereka yang masih terdiam dengan pikiran mereka masing masing.