NovelToon NovelToon
Kosmos: Odise Dimensi

Kosmos: Odise Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Sci-Fi / Penyeberangan Dunia Lain / Hari Kiamat / Peradaban Antar Bintang
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: D. Septian D

Memasuki pertengahan era millenium, dunia berada didalam huru-hara kontradiksi kepentingan para ilmuwan antara memilih demi planet bumi atau antariksa?

Alexey, seorang ilmuwan muda, mendalami sebuah penelitian setelah kasus ayahnya yang hilang secara misterius yang mengarahkan dirinya menuju dimensi kosmos dan akibatnya pada fisika modern.

Bersama dalam satu tekad demi jawaban ilmu pengetahuan astrofisika, namun segelintir ilmuwan mengakhiri ambisinya. Hingga mereka berada dalam puncak konflik, yang mengakhiri segala-galanya.

Apa jawaban untuk mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D. Septian D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15: Ada Udang Dibalik Batu

Sinar mentari memasuki ruang tempat tinggal Dr. Jim di Houston, membangunkannya dari tidur. Ia menatap kota yang memulai kebisingan pagi hari, menghela nafas dalam-dalam dengan tatapan kosong. Pikirannya masih terbayang percakapannya dengan Dr. Reynolds beberapa waktu lalu. Meskipun ada keraguan, Dr. Jim merasa bahwa sebagian dari kata-kata Dr. Reynolds ada benarnya. Jam menunjukkan pukul 07:00. Ia bersiap berangkat menuju pusat penelitian NASA.

Sesampainya di pusat penelitian, Dr. Jim segera memasuki ruang laboratorium. Dengan pakaian rapi, berdasi, dan jas lab seperti biasa, Ia bekerja dengan tekun dan teliti, dikelilingi oleh berbagai peralatan dan layar yang menampilkan mesin-mesin penerbangan. Kali ini, Ia bersama rekannya, Fernando, melakukan percobaan terakhir untuk hasil alat dan sistem propulsi buatan barunya. Ia tengah sibuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Tolong cek lagi data dari sensor mesin ini ya! Kita perlu memastikan apakah semuanya sudah baik atau cukup," kata Dr. Jim dengan sikap profesional.

Fernando, salah satu rekan kerja Dr. Jim di bagian propulsi, dengan segera memeriksanya. "Datanya normal, sepertinya baik-baik saja. Hanya saja, untuk memastikan 100% sempurna, kita harus memeriksa apakah komponen di dalamnya benar-benar terpasang dan tidak ada yang kurang satupun."

Dr. Jim tiba-tiba ragu. "Memang begitu. Tapi... kok saya jadi kurang yakin ya?"

Fernando tertawa kecil. "Jadi apa lagi? Bukankah Anda adalah orang yang selalu ragu?"

"Ah, tidak. Tapi saya yakin ini sudah sempurna. Besok kita akan memasangnya. Setidaknya sudah ada beberapa propulsi untuk setiap stage separasi badan roket," kata Dr. Jim dengan tegas.

Saat jam siang, Dr. Jim berbincang-bincang dengan rekan-rekannya, mencoba untuk berbaur lebih dalam di lingkungan baru.

"Jadi... Kamu darimana, Fernando?" tanya Dr. Jim.

"Sebenarnya saya berasal dari Spanyol, tapi dulu orang tua saya memilih pindah ke Meksiko. Sekarang saya tinggal di pusat kota ini," jawab Fernando sambil bersandar di tembok.

"Ya... ini berat untukmu?" tanya Dr. Jim sambil sedikit melirik ke Fernando.

"Tidak. Semua berubah begitu cepat. Tidak ada yang peduli dimakan oleh waktu," kata Fernando.

"Tapi ngomong-ngomong, berapa usiamu?" tanya Fernando.

"40 tahun," jawab Dr. Jim.

"Sedikit tua, sedikit bijak," kata Fernando dengan senyuman kecil.

Dr. Jim terdiam sejenak, memikirkan tentang Dr. Reynolds. Ia kemudian melanjutkan percakapan, mencoba mengorek informasi lebih banyak.

"Fernando, apa pendapatmu tentang Dr. Reynolds?" tanya Dr. Jim dengan hati-hati.

Fernando mengangkat bahu. "Dia memang cerdas dan berpengalaman. Tapi, dia juga suka sikut-sikutan kalau boleh jujur. Kenapa kamu tanya?"

Dr. Jim merasakan ada peluang untuk mendapatkan informasi lebih. "Hanya merasa ada yang aneh dengan cara dia mendekatiku. Apakah dia selalu begitu?"

Fernando mengangguk. "Entahlah tapi... Ya, dia suka mendekati orang-orang baru dan tampak ramah, tapi banyak yang bilang dia sedikit berbeda dengan yang lain. Kenapa? Ada masalah?"

Dr. Jim terdiam sejenak sebelum menjawab. "Waktu yang lalu saya menemukan beberapa dokumen yang mirip proyekku. Sepertinya ada yang mencurinya atau bisa saja menirunya. Saya rasa was-was disini."

Fernando terlihat terkejut. "Kamu pikir itu ulah Dr. Reynolds?, mungkin saja data yang kamu miliki sudah tersebar dari awal. Mungkin kamu tidak menyadarinya bukan? Maksudku, kamu mungkin pernah menyebarkan itu lewati jurnalmu dulu."

"Entahlah. Tapi cukup waspada." jawab Dr. Jim.

Fernando menghela napas. "Kamu tahu, dunia astronomi di Eropa sedang mengalami perubahan besar. Dulu, bidang ini sangat dihormati dan menarik banyak minat. Tapi sekarang, banyak cendikiawan dan lembaga pendidikan yang mulai mengabaikannya. Walaupun tidak semuanya."

Dr. Jim terkejut. "Serius? Kenapa bisa begitu?"

"Ya, semakin banyak yang berpikir bahwa eksplorasi luar angkasa bukan lagi prioritas. Banyak yang lebih fokus pada teknologi yang dapat digunakan langsung di Bumi. Padahal, dulu kita begitu bersemangat tentang masa depan di luar angkasa," jelas Fernando.

"Itu mengerikan," kata Dr. Jim. "Jadi, orang-orang kehilangan minat pada astronomi dan eksplorasi luar angkasa?"

Fernando mengangguk. "Benar sekali. Dan itu membuat situasi semakin sulit bagi kita yang masih percaya pada pentingnya penemuan di luar angkasa. Tapi... Hey, kamu dari COSPAR bukan? Seharusnya kamu tahu itu."

Dr. Jim termenung, merasa semakin terpojok oleh keadaan. Ia sadar bahwa tantangan yang dihadapinya bukan hanya dari rekan-rekan yang tidak bisa dipercaya, tetapi juga dari perubahan sikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan.

Keesokan harinya, Dr. Jim dan timnya bersiap melakukan uji coba sistem propulsi. Semua perangkat telah dipersiapkan dengan teliti, dan Dr. Jim berdiri di depan monitor, memperhatikan setiap detail.

"Fernando, kita siap?" tanya Dr. Jim dengan nada optimis.

"Siap, Dr. Jim. Semua sudah diperiksa dan sesuai prosedur," jawab Fernando.

"Baiklah, mulai hitungan mundur. Lima... empat... tiga... dua... satu... mulai!" Dr. Jim memberikan komando.

Sistem propulsi mulai menyala, dan pada awalnya, semuanya berjalan lancar. Api bersuhu tinggi menyembur keluar propulsi. Api didalam propulsi mengandung gas nitrogen cair yang merupakan bahan bakarnya. Namun, beberapa detik kemudian, alarm peringatan berbunyi dan layar monitor menunjukkan adanya masalah serius.

"Ada yang tidak beres! Tekanan terlalu tinggi!" teriak Dr. Jim.

Sistem propulsi semakin tidak kuat melewati batas tahan panas, akibatnya membuat beberapa proyektil didalamnya terhempas keluar. Alarm monitor dan ruangan berbunyi. Tiba-tiba...

DUAARR....

Ledakan keras terdengar, dan ruang uji dipenuhi asap dan api. Sistem propulsi meledak, menyebabkan kerusakan parah dan melukai beberapa anggota tim, termasuk Fernando yang terkena luka bakar. Beruntung Dr. Jim tidak terluka.

"Evakuasi sekarang! Semua keluar!" Dr. Jim berteriak panik, mencoba membantu rekan-rekannya yang terluka.

Situasi di laboratorium berubah menjadi kacau. Para petugas medis segera datang untuk memberikan pertolongan pertama, sementara Dr. Jim panik. Pikirannya mencoba memahami mengapa bisa seperti ini.

Dr. Reynolds tiba di tempat kejadian beberapa saat kemudian, menatap kekacauan yang terjadi. Ia segera berbicara kepada para atasan dan media yang datang meliput insiden tersebut.

"Kejadian ini sangat disayangkan. Kami harus menyelidiki lebih lanjut, tapi saya rasa tanggung jawab utama ada pada Dr. Jim sebagai kepala proyek ini," kata Dr. Reynolds dengan nada penuh kepastian.

Dr. Jim hanya bisa terdiam, merasa disudutkan dan bersalah. Ia tahu bahwa ini salahnya, tetapi tidak harus berakhir seperti ini. Namun, dalam benaknya, Ia menyangkal bukan dirinyalah yang sepenuhnya bersalah. Karena tidak mungkin gagal separah ini.

Sementara itu Dr. Reynolds dengan tatapan marah tapi tersenyum dari kejauhan. Berpikir rencananya telah berhasil.

Malam sebelumnya, Dr. Reynolds diam-diam memasuki laboratorium saat Dr. Jim dan timnya sudah pulang. Dengan keahlian yang dimilikinya, ia mengubah beberapa parameter pada sistem propulsi dan mengurangi daya ketahanan yang membuat propulsi tidak dapat menahan peningkatan suhu secara drastis saat uji coba.

"Ini akan memastikan Jim gagal total," bisik Dr. Reynolds dengan senyum licik.

Dr. Jim berdiri di depan reruntuhan laboratorium, merasa terpuruk dan putus asa. Rekan-rekannya yang terluka, termasuk Fernando, sedang dirawat di rumah sakit. Rasa bersalah dan kekecewaan menyelimuti dirinya.

Dengan langkah berat, Dr. Jim memutuskan untuk mencari bantuan tetapi tidak ada yang dapat menolongnya. Dr. Jim kembali terpuruk dan tersudutkan. Ia menatap keluar jendela laboratoriumnya, memikirkan langkah selanjutnya untuk menyelamatkan reputasinya.

1
anggita
like👍+☝tonton iklan. semoga novelnya lancar banyak pembaca.
OnAnimous
mampir juga ka
Leekay_Clowpd
keren kak ^^, apa kakak ada rencana buat ikut space explorer nanti?
Leekay_Clowpd: tentu, kebetulan juga aku punya cerita space explorer, sekalian nyari inspirasi ^^
D. Septian: Kemungkinan, bantu support ya/Plusone//Good/
total 2 replies
D. Septian
terjadinya*
Scar
Mantap banget! 🙌
D. Septian: Bakal update kok😉
total 1 replies
kappa-UwU
Ga sabar jilid berikutnya
D. Septian: Sip, saran dan dukungannya ya👍
total 1 replies
Muhamad Ali
Maknyus! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!