Pelipur Laraku

*kriing*

"halo"

"halo, sayang"

"kenapa?"

"maaf banget ya, besok aku ngga bisa nemui kamu, tiba-tiba komandan kasih perintah ikut beliau tugas dinas diluar kota"

"Hah" suara Shella lirih "jadi kita gagal lagi ketemuan?" lanjut Shella

"maaf banget ya sayang"

"kemana?"

"manado"

"hah, sampai kapan?"

"masih belum tau"

Shella menghela nafas. "ya sudah kalau begitu, mau gimana lagi"

"yang kuat ya kamu"

"hhhmm"

"jangan marah"

"aku sedih bukan marah, ya sudah aku tutup telpon nya"

Shella menutup telponnya. Dia tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa begitu lah bayangan jika kelak dia menjadi pasangan seorang aparat negara.

Baru beberapa bulan mereka berpacaran, Shella menjadi ragu pada dirinya, apakah dia akan sanggup menjalani hubungan nya dengan Ikhsan. Membayangkan kedepan nya saja dia tidak berani, kesetiaan dan mentalnya benar-benar di uji.

"Besok kita tidak jadi ke Semarang" ucap papa Shella tiba-tiba

" kenapa?"

" mendadak teman papa keluar kota, papa juga besok harus berangkat kerja ke cilacap"

"oh ya sudah kalau begitu"

>>> 2 minggu kemudian >>>

Hari demi hari di lalui oleh Shella dengan sepi walau dia berada ditempat keramaian. Dia terus menepis semua perasaan gelisah nya saat jauh dari Ikhsan. Beberapa barang yang telah diberikan oleh Ikhsan untuk menghibur dan menyenangkan hati Shella tetap tidak mampu mengobati rasa rindu nya pada Ikhsan. Sampai di suatu hari Ikhsan memberi tahukan berita yang membuat hati Shella sakit. Sakit bukan karena terkhianati melainkan karena dia memberikan pilihan yang membuat kebimbangan hati nya untuk tetap berjalan bersama nya atau dia harus meninggalkan nya.

"aku mau bicara serius sama kamu" tiba-tiba Ikhsan melakukan video panggilan

"apa?"

"sebelum nya aku minta maaf, ngga bilang ini secepatnya sama kamu, dan ini sebenarnya mau aku sampaikan ketika kita janjian untuk bertemu di Semarang pada waktu itu tapi karena semua terjadi diluar prediksi ku, jadi aku gagal memberitahukan nya ke kamu"

"apa sih yank, ngga usah bikin orang deg-deg an, cepetan ngomong"

"sesuai jadwal dinasku, sebenarnya aku akan dinas disini 2 bulan lagi, ketika kita janjian di Semarang aku berniat untuk melamarmu dan menikahimu secepatnya sebelum aku pergi dinas di sini, itu juga sudah aku sampaikan kepada papa mu, tapi ternyata semua batal ku lakukan karena 1 perintah yang membuatku kembali jauh dari kamu, jadwal dinas ku dimajukan kemarin dan aku harus menetap disini lama"

" aku tunggu "

"aku ngga tau kembali nya kapan, dinasku ini bukan butuh waktu setahun 2 tahun tapi bertahun-tahun, apa kamu siap nunggu aku bertahun tahun?

"inti nya aja deh, kamu mau ngomong apa? kamu mau putus dari aku atau gimana?"

"jangan salah paham dulu, aku cuma mau kamu tau hubungan LDR kita ini bakal lama kalau kamu masih bertahan sama aku, dan itu ngga bakal mudah"

"Ikhsan kamu masih mau mempertahankan hubungan ini atau ngga? Kalau kamu nya yang justru ragu, sudah akhiri semua, ngga usah jalani sesuatu yang sis-sia!" Shella nampak kesal

"aku mau mempertahankan, aku sayang banget sama kamu, tapi kamu nya gimana? Apa ngga apa-apa jauh dari aku?"

"asal saling percaya dan tidak mengkhianati satu sama lain, itu aja cukup buat ku"

"terimakasih sayang kamu sudah mau ngerti, tapi kalau kamu lelah, kamu boleh istirahat sebentar dan memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan jalanmu bersamaku, aku siap terima keputusan mu"

Shella menjawab dengan anggukan. Itu lah awal mula dari kebimbangan hati seorang Shella atas hubungan nya dengan Ikhsan. Dia tidak tau harus bagaimana, rasanya dia tidak bisa nyerah tapi berat untuk menjalani. Bagai hidup segan mati tak mau. Shella terus menguatkan diri untuk bertahan karena dia tidak sendiri, Ikhsan juga melakukan hal yang serupa walaupun Shella memiliki sedikit rasa keraguan pada dirinya tapi kepercayaan nya kepada hatinya bisa menghilangkan keraguan itu. Ia merasa harus bertahan karena rasa sayang nya kepada Ikhsan sangat lah besar.