NovelToon NovelToon
PINK BUBBLES #1

PINK BUBBLES #1

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: LeoRa_

Judul kecil: SUAMI KECIL YANG LENGKET DAN MANJA

Sinopsis (pendek saja):
Ini tentang remaja laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis yang lebih tua darinya sejak pertemuan pertama. Dengan laki-laki berpostur dewasa dan gadisnya justru kebalikannya.

[Catatan penulis: tidak ada konflik berarti yang mengganggu, hanya cerita yang menghibur saja. sebab penulis tidak mau tambah stress, cukup di dunia nyata saja.]

Buat yang suka alur santai, bisa datang ke penulis. di jamin gak akan nambah beban pikiran. kecuali agak hambar. hahaha. maklum, menulis cerita juga butuh ide dan ide datangnya dari kinerja otak yang bagus. jadi, penulis harus selalu menjaga pikiran tetap tenang dan bersih agar bisa berpikir lebih imajinatif untuk menghibur pembaca semua.

love u😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LeoRa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Giass di kursi lain tertegun mendengarnya.

Teman-teman Qiena ingin mengajak gadis itu pergi mendaki. Seketika, gambaran sosok mungil Qiena yang mendaki dengan ransel besar di punggungnya muncul dibenaknya.

Itu... Lucu, tapi mengkhawatirkan.

Ini bukan kartun yang semuanya bisa di buat mungkin!

Mata Giass menyipit penuh arti.

Kembali ke meja kumpulan teman lama ini.

Nona yang melihat wajah bengong Qiena langsung tahu apa yang temannya itu pikirkan.

"Jangan khawatir, kita hanya melakukan ini sekali untuk kenang-kenangan. Yaa, meskipun sekalian foto prewedding juga. Kau tahu 'kan kalau Gesta akan menikah sebentar lagi dan setelah itu dia akan ikut suaminya ke luar negeri tempat asal suaminya. Jadi, dia mau buat momen terakhir bersama kita. Karena dia sendiri tidak tahu kapan sempat kembali kesini. Lagi pun, kalau dia pulang, kita tidak akan melakukan hal-hal seperti ini lagi. Jadi, inilah permintaannya. Benarkan, Gesta?" Gesta mengangguk dengan ekspresi memelas berharap Qiena menyetujuinya. "Lagipula, bukan ke gunung yang terlalu tinggi juga. Hanya gunung yang umum di daki orang-orang di negara kita. Jadi, aman. Ya, mau, ya... Qienaaaa...."

Qiena bingung bagaimana menjawabnya. Sejujurnya, ini pertama kalinya dia diminta melakukan sesuatu yang tak pernah terlintas dibenaknya.

Dulu, semasa sekolah bukannya belum pernah ada yang mengajaknya tour. Entah teman ataupun pihak sekolah. Hanya saja, ayahnya tidak memberikan izin. Sekalipun dia mencoba membujuknya, yang didapat justru sebuah kalimat.

"Kau anakku... Dan kewajiban ku menjagamu. Kalaupun kau ingin bermain seperti yang lain. Tunggu sampai kau menikah dan biarkan suamimu menyenangkan mu. Karena, aku tidak memiliki kesanggupan itu. Jadi, selama kau masih dalam asuhan ku. Turuti saja aku...!"

Saat itu Qiena tidak mengerti makna terdalam dalam kalimat tersebut. Dia hanya sempat merasa kalau dia terlalu di jaga hingga terkadang dia berpikir dia di kekang. Tetapi, karena dia anak yang penurut dan baik, pemikiran seperti itu hanya sekilas dan selebihnya dia tidak pernah mempertanyakan mengapa ayahnya melarang ini dan itu atau memperbolehkan ini dan itu.

Hingga dia menjadi terbiasa.

Sampai dia melewati usia 20 tahun barulah Qiena memahami artinya. Terutama ketika ibunya berpulang lebih dulu.

Ayahnya hanya ingin melindunginya dan menjadi lebih ingin sejak saat itu. Dia putri semata wayang orang tuanya dan orang tuanya sangat mencintainya. Jadi, sang ayah amat protektif terhadapnya hingga rasanya seperti Qiena harus selalu ada di bidang pandangnya.

Dengan membiarkannya pergi jauh sendiri sekalipun ada teman-teman disekitarnya yang menemani, sang ayah masih tetap tidak akan tenang. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada putrinya. Jika hal itu terjadi, apakah teman-temannya yang akan bertanggungjawab? Jawabannya tidak. Terlebih ayah Qiena tahu betul sebaik apa sosok putrinya hingga membuat sang ayah menjadi lebih intens menjaganya.

Jadi, Qiena pun paham maksud sang ayah yang mengatakan kalau beliau tidak memiliki kesanggupan, artinya kewajibannyadan beberapa alasan yang lain membatasinya untuk selalu berada di sebelah Qiena guna menjaganya. karena itu, dengan Qiena menikah suatu hari nanti sudah pasti suaminya memiliki lebih banyak kesempatan, kebebasan, dan waktu untuk menemani Qiena dan status itu juga yang mampu melegakan hati sang ayah bila putrinya jauh darinya.

Kini, tawaran itu datang lagi dan Qiena tahu, temannya pasti berpikir begitu karena kini dia sudah sendiri. Meskipun Qiena tergoda karena belum pernah merasakannya. Hatinya merasa tidak nyaman untuk menerimanya, seperti rasa bersalah pada mendiang ayahnya bila dia menerimanya.

Sang ayah sudah bersusah-payah menjaganya dari bahaya dunia luar selama ini, kini tak lama setelah ditinggal dia malah ingin langsung merusak usaha ayahnya. Qiena merasa menjadi penjahat bila dia benar-benar melakukannya.

Qiena tahu, teman-temannya tidak benar-benar bermaksud buruk dengan mengambil kesempatan ini. Mereka pasti hanya berpikir karena Qiena sudah sendiri, biarkan dia merasakan dan belajar apa yang ada di luar pintu rumahnya.

Syukurnya, benar begitulah yang teman-temannya pikirkan. Mereka hanya dengan sederhana menafsirkan keadaan Qiena saat ini. Seorang gadis cantik yang sudah hidup sebatang kara, hidup dalam rasa aman selama ini harus segera belajar keluar dari zona nyaman hingga siap menghadapi kemelut dunia luar yang tidak pernah bisa di prediksi.

Tapi, Qiena masih tidak bisa semudah itu mengiyakan.

"Biar aku pikirkan dulu." Qiena masih ingin mempertimbangkan segalanya.

Yang lain saling memandang mendengarnya. Mereka sudah menebak hal ini akan terjadi.

"... Aku tahu, mungkin permintaan ku agak berlebihan. Terlebih selama ini Paman Qio tidak pernah mengizinkan mu berpergian jauh. Tapi, yang kulakukan sama sekali tidak bermaksud buruk. Aku benar-benar ingin membuat kenangan dengan kalian semua. Teman dekatku... Sekaligus ingin menunjukkan padamu seperti apa dunia luar yang lebih jauh. Karena, kami tidak bisa selamanya ada untukmu. Kelak kami akan menikah, seperti aku ini, menikah dengan orang dari negeri yang jauh. Kemungkinan untuk berkumpul kembali sangat kecil. Jika suatu terjadi padamu dan kami tidak bisa membantu dengan cepat, kami akan merasa bersalah. Jadi, aku ingin membantu walaupun hanya dengan cara ini. Kuharap kau mengerti." tutur Gesta yang bisa sangat memahami perasaan Qiena dengan hanya melihat kebimbangan gadis itu.

"Aku tahu. Tapi, kalian pasti juga tahu. Kalau aku tidak diizinkan pergi tanpa jaminan apapun." yang lain sangat mengerti itu. Mereka pernah mendapatkan siraman qolbu dari Paman Qio saat mereka ingin mengajak Qiena piknik ke tempat wisata yang baru dibuka. Padahal masih di dalam kota yang sama.

Sama seperti kebanyakan anak, yang akan selalu merasa orang tua bersikap berlebihan dalam menjaga mereka. Tapi, begitu anak-anak tumbuh lebih besar dan dewasa. Barulah mereka memahami maksud baik para orang tua itu.

"Kalau begitu menikahlah!" sembur Mona yang seketika merusak momen sedih juga haru itu.

Yang lain langsung melihatnya dengan mata terbelalak.

"Kenapa melihat ku begitu? Usulku tidak salah. Qiena bisa pergi kemana pun selama ada yang mendampinginya, kan? Jadi, orang yang tepat untuk mendampinginya pastilah suaminya. Karena itu, menikahlah biar kita bisa menjalankan rencana mendaki kita tanpa halangan apapun." jelasnya penuh semangat dan positif, tanpa merasa ada yang salah.

"Mona, tolong lebih masuk akal sedikit. Rencana kita mendaki saja minggu depan. Dari mana datangnya suami ini. Kau tidak mungkin menyuruhnya menikah dalam minggu ini, kan?! Lagipula, Qiena tidak akan mau menikah asal-asalan seperti itu. Pernikahan itu sakral..." yang lain mengangguk mendengar kalimat Flyn yang agak menceramahi Mona.

"Aku juga tahu. Tapi, memangnya ada jalan lain?" dengus Mona.

Yang lainnya terdiam dengan pemahaman yang sama. Bahkan Qiena pun sepemikiran. Tapi, itu jelas bukan pilihan yang tepat untuk diambil dalam situasi seperti ini.

.

.

.

Sepulang dari berkumpul Qiena langsung membersihkan diri dan beristirahat.

Dia pergi ke dapur lebih dulu untuk memotong buah yang ingin dia cemil dan segelas air, sebab sebelumnya sudah makan malam dengan teman-temannya.

Dibawanya semua itu ke ruang keluarga. Dinyalakan televisi, memakai masker wajah dan akhirnya bersantai.

Saat sedang asyik-asyiknya menonton sambil ngemil. Sepotong cuplikan menarik perhatiannya.

Ada pasangan paruh baya didalamnya sedang diwawancara dalam sebuah program talk show. Disana si pembawa acara menanyakan tentang awal pertemuan keduanya yang di kabarkan menikah mendadak, tapi bisa langgeng hingga sekarang.

Keduanya adalah pasangan publik figur, lebih tepatnya si pria yang sudah lama berkecimpung di dunia hiburan.

Pertanyaan itu ternyata menarik perhatian Qiena hingga dia memperbesar volume suaranya.

Si pria di video itu menjawab sambil tertawa geli. "Hahaha... Pertemuan kami itu cukup lucu menurut ku. Konyol sekali saat itu. Saat itu 'kan, usiaku sudah 35 tahun. Aku pribadi merasa aku sudah cukup tua dan kepikiran untuk segera menikah. Tapi, saat itu aku tidak memiliki kekasih apalagi gebetan. Jadi, aku memutuskan untuk sering-sering berkumpul dengan teman-temanku, dengan harapan siapa tahu jodohku diantara mereka."

Istrinya tertawa kecil sambil menutup mulutnya, ikut geli sendiri juga. Keduanya tampaknya membayangkan momen itu. Karena keduanya, pembawa acara menjadi semakin penasaran.

"Lalu?" tanya si pembawa acara dengan ekspresi tertarik.

Si pria melanjutkan. "Dalam kurun waktu setahun sejak aku rutin berkumpul, aku sudah dekat dengan beberapa wanita. Bukan berpacaran. Karena, saat itu kedekatan ku dengan mereka, aku jadikan sebagai evaluasi untuk melihat siapa yang bisa ku nikahi. Tapi, dari sekian wanita... Aku lupa berapa... Yang pasti tidak ada yang membuat ku ingin menikahi salah satu dari mereka..."

"... Aku sempat khawatir saat itu, karena sebentar lagi usiaku akan genap 36 tahun. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku merasa diburu waktu. Singkat cerita, aku pergi berlibur ke luar negeri dengan pemikiran, mungkin jodohku orang luar. Jadi, aku mengikuti kata hatiku untuk pergi ke salah satu negara yang belum pernah aku datangi sebelumnya. Berkunjung ke beberapa tempat, tidak hanya tempat wisata yang aku datangi..."

"... Karena, aku berlibur dalam waktu yang lama, di waktu setengah bulan kemudian aku bertemu dengan istri ku ini di kereta api. Kami duduk bersama saat itu. Awalnya diam-diaman, kemudian dia mulai membuka pembicaraan duluan. Dia bertanya padaku sambil menebak asal ku. Aku iyakan, baru kemudian dia dengan girang berkata 'Aku juga dari sana! Senangnya bertemu teman senegara!'. Pokoknya, dia sangat antusias..."

"... Dan aku tertular antusiasmenya. Dari sana kami mulai mengobrol banyak hal, lebih tepatnya dia yang banyak bicara. Aku cukup menikmati momen itu saat itu, tapi sayangnya kami harus berpisah begitu kereta api berhenti dan kami turun. Setelah berpisah itulah aku baru sadar betapa bodohnya aku karena lupa meminta nomor teleponnya. Hahaha..."

"Apakah Nyonya juga lupa atau merasa tidak perlu?" tanya pembawa acara, di memanggil dengan sebutan Tuan dan Nyonya karena pasangan itu jauh lebih tua darinya.

"Aku juga melupakannya, karena terlalu senang bertemu dengan dia saat itu." jawab si wanita sambil tersenyum lembut.

"Apakah Nyonya tahu kalau Tuan adalah seorang bintang di negaranya saat bertemu sampai Nyonya begitu antusias?"

"Nah itu, justru tidak."

Qiena jadi penasaran untuk mendengar kelanjutannya.

.

.

.

.

.

.

.

1
@train
tetap semangat ya thor
@train
siap thor
Fauziah Tallya
mudah2an qiena nya gpp sama semua bayi nya
@train
ya oke thor maklum aku karena semua pekerjaan itu tidak bisa dikerjakan sekalian
@train
wow,selamat untuk pasangan muda kita
@train
apa mungkin oiena alumni sekolah tersebut
@train
semangat thor
@train
belum banyak yang join ya
@train
wow,semakin seru saja
@train
karya yang bagus
Fauziah Tallya
selamat, sudah sah aja nanti h
@train
wow,bunga cinta bertebaran
Fauziah Tallya
mama stevani ngelamar nya sweet bangett, pengen nabung bab tapi tiap ada notif gak kuat pengen langsung baca...
ditunggu up lagi yah thor
Fauziah Tallya
bagus banget ceritanya, semangat up thor
Fauziah Tallya
ditunggu up lagi ka 😊
anggita
like👍+☝iklan moga novelnya lancar sukses.
anggita
disemua novel tiap pintu dibuka bunyinya.... ceklek🤭
Dewi
Kangen 3Ry (Ryura,Reychu sma Rayan)
Dewi: Slalu di tunggu thor krya krya nya semngat trus ☺️
LeoRa_: makasih dh rindu anak2ku. tapi ada kepikiran bikin keturunan mereka, cuma belum Nemu ide yang pas. semoga aja bisa ketemu segera, biar bisa di proses. thor jg kangen bikin mereka bertiga lagi🥲😌
total 2 replies
Dewi
Di tunggu kak..☺️Semngat trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!