NovelToon NovelToon
Luka Marsya

Luka Marsya

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Beda Usia / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:536
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

"kamu beneran sayang kan sama Kakak?"
"Iya kak" jawab Marsya
"Kalo gitu buktikan"
"Hah, gimana caranya?" Tanya Marsya kebingungan, bukankah selama ini Marsya sudah menunjukan rasa sayangnya itu padanya dari sikap, dan perhatiannya, apalagi yang kurang dari itu semua?
"Ayo kita lakukan itu" jawabnya sambil mengusap lembut pipi Marsya.
"Lakukan apa?" Tanya Marsya tidak mengerti dengan arah pembicaraan tunangannya itu.
"Berci*ta dengan Kakak."
"B-berci*ta? A-apa aku harus ngebuktiin dengan cara seperti itu?"
Tanya Marsya tergagap karena gugup dan sedikit takut mendengar pernyataan tunangannya.
"Ya, untuk membuktikan kalau kamu benar-benar sayang sama Kakak, kamu harus membuktikannya dengan cara memberikan apa yang selama ini kamu jaga"
Ucapnya merayu seraya terus mengelus pipi Marsya.
"T-tapi apa harus seperti itu? A-aku masih sekolah kalau kamu lupa, lagipula aku cuma mau ngasih itu ke suami aku nanti"
"Marsya sayang, jangan lupa, Kakak ini tunangan kamu, sekarang atau nanti sama saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalingga

Kecemasan Marsya tak berarti karena ketika ia memperhatikan Arkana cs yang sedang berlatih bela diri dengan Papa Erwin, Naresh ataupun Kalingga bersikap biasa saja pada satu sama lain, kecuali Kalingga yang semakin berani menunjukkan sikap perhatiannya pada Marsya, dan sikap Naresh yang terlihat sekali semakin jauh darinya, bahkan terlihat sekali Naresh mengabaikannya seolah Marsya makhluk tak kasat mata, ada perasaan sesak di dadanya melihat sikap Naresh yang sama sekali tidak peduli padanya, tetapi dia bisa apa? Dia bukan siapa-siapa Naresh, bahkan saat ini statusnya adalah kekasih dari Kalingga.

Marsya menghela nafas kasar ia meninggalkan teras rumah lalu melangkahkan kakinya menuju balkon, ia mencengkram pembatas balkon sambil mendongakkan kepalanya, menikmati semilir angin malam yang menghembuskan setiap helaian rambutnya, menikmati suara binatang malam yang yang terdengar nyaring bersahut-sahutan dari hamparan kebun ilalang di depan rumahnya, bagaikan alunan musik merdu yang menyapa indra pendengarannya, Marsya sangat menikmatinya, ia sangat menyukai suasana malam hari.

Marsya meraih ponsel di dalam sakunya, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 21.30 jadi ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, tak lupa ia mengunci pintu balkon sebelum melangkahkan kaki menuju kamarnya.

"Oriza, ayok tidur udah malem" ucap Marsya saat ia melihat adiknya malah asyik menonton televisi, dan akan memperhatikan ikan-ikan di dalam aquarium saat televisi sedang menayangkan iklan.

"nanti ah, Kakak duluan aja sana" ucap Oriza acuh tak acuh.

Marsya mengalihkan pandangannya pada Mama Wulan, ia sedang berada di teras rumah memperhatikan Papa Erwin dan Arkana cs yang sedang berlatih, ia duduk di pinggiran kolam ikan yang berada di taman kecil di halaman depan rumah mereka, lalu Marsya mengalihkan pandangannya lagi, kali ini ia melihat Kalingga, pandangan mereka bertemu, Kalingga menyunggingkan senyum tipis pada Marsya lalu melanjutkan latihannya.

Marsya masuk ke dalam kamar lalu menghempaskan tubuhnya pada kasurnya, sungguh sekeras apapun Kalingga berusaha mendekatinya, Marsya merasa ada yang kurang, dia merasa perasaannya tidak pas, dia hanya merasa nyaman saja terhadap Kalingga, dia tidak merasakan jantungnya berdebar, bahkan dia tidak merasa tersipu saat Kalingga mennggodanya atau memberikan perhatian-perhatian kecil padanya, Marsya berguling-guling di kasurnya dengan segala pemikiran yang terlintas di otaknya, hingga ia pun terlelap dengan sendirinya.

*****

Beberapa Minggu berlalu, Marsya menjalani hari-harinya seperti biasa, tidak ada yang spesial, terkesan monoton, tetapi ia tetap menjalaninya.

Marsya sudah duduk di atas motor Kalingga, seperti biasa Kalingga menjemputnya di sekolah, tetapi hari ini ia mengajak Marsya untuk ke rumahnya.

"Kak pelan-pelan, jangan ngebut" ucap Marsya, karena sudah beberapa Minggu menjalin hubungan dengan Kalingga, dan mereka sudah jauh lebih dekat, Marsya sedikit berani untuk berpegangan pada pinggang Kalingga saat lelaki itu memboncengnya.

"Kakak lagi buru-buru" ucapnya melirik Marsya dari kaca spion motornya, yang entah sebenarnya tubuh Marsya terlihat atau tidak olehnya, karena tubuh Marsya tertutup sempurna oleh tubuh Kalingga yang besar, yaaa mirip seperti Marsha and the bear, jika hujan turun pun, Marsya akan terlindungi dengan baik dan tidak akan basah kuyup, karena ia seperti memakai payung, air hujan hanya akan menerjang Kalingga, tanpa mengenai tubuh kecil di belakangnya.

"loh Kakak mau pergi? Kalo mau pergi kenapa jemput aku?" ucap Marsya meninggikan suaranya.

"nggak Kakak cuma mau balikin charger ke rumah temen Kakak, dia mau pergi, makanya kakak buru-buru" ucapnya lagi, Marsya yang berada di balik tubuh Kalingga hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.

Laju motor Kalingga mulai melambat, dan perlahan terhenti, sepertinya mereka sudah sampai di tempat yang Kalingga tuju.

"turun dulu Sya" ucap Kalingga.

Marsya pun menuruti ucapannya, ia berdiri di sebelah motor Kalingga, lalu Kalingga turun dari motornya dan melangkahkan kakinya menuju teras rumah tersebut tanpa mengajak Marsya, beberapa kali ia mengetuk pintu yang ada di hadapannya, dan tak lama keluarlah seorang gadis bermata sipit sambil tersenyum ke arah Kalingga.

"ei Des, nih charger lu, sorry ya gua lupa" ucap Kalingga menyerahkan charger ponsel di tangannya pada gadis pemilik rumah.

"iya gapapa bang, sorry ya, gua mau pergi soalnya, mmm btw siapa?" ucapnya lalu menunjuk Marsya menggunakan dagunya. Marsya menatapnya, dan pandangan mereka bertemu, Marsya menyunggingkan senyum padanya, tetapi gadis bermata sipit itu memalingkan wajahnya dan menatap Kalingga lagi.

"ahh itu cewek gua namanya Marsya" ucap Kalingga, lalu ia melirik ke arah Marsya "Sya ini temen aku namanya Desti" sambungnya lagi.

Marsya menganggukkan kepalanya tanpa tersenyum sedikit pun, ia juga tak repot-repot menghampiri gadis bermata sipit itu karena Kalingga sendiri tidak mengajak dirinya untuk menghampiri dan berjabat tangan dengan gadis bermata sipit itu, karena Marsya merasa keramahannya tidak di balas maka ia pun tidak akan ramah padanya.

"lu abis dari sini langsung nganter dia balik bang?" ucap Desti melirik pada Marsya.

"engga mau gua ajak mampir ke rumah gua dulu, yaudah gua balik ya" ucap Kalingga tersenyum, sambil melangkahkan kaki menuju motornya.

"hati-hati ya, jangan lupa suruh beres-beres bang" ucap gadis sipit bernama Desti itu membuat Marsya mengernyit tak suka.

"paan si tuh cewek, gak jelas banget" Marsya merutuki gadis sipit itu di dalam hatinya.

Setelah Kalingga naik ke motornya, ia pun membantu Marsya untuk duduk di belakang tubuhnya, Kalingga melajukan motornya meninggalkan kediaman gadis menyebalkan yang baru saja mereka temui, sepanjang perjalanan Marsya tidak berbicara, suasana hatinya menjadi buruk setelah melihat sikap, dan mendengar perkataan tak menyenangkan dari teman Kalingga.

"Sya, ke rumah Kakak dulu ya" ucapnya sedikit meninggikan suaranya.

"ahh mau apa?" ucap Marsya mencondongkan tubuhnya.

"mampir dulu aja sebentar, Kakak mau ganti baju" ucap Kalingga, membuat Marsya pasrah saja, mau pulang menggunakan angkutan umum pun, tidak ada yang melewati daerah rumah Kalingga.

Mereka sampai di kediaman Kalingga, rupanya rumah Kalingga dan gadis menyebalkan tadi sangat dekat. Kalingga memarkirkan motornya di garasi, lalu ia mengajak Marsya untuk masuk ke dalam rumahnya.

Rumah Kalingga hanya 1 lantai, tetapi rumah dan halaman depannya itu sangat luas, dan meskipun hanya 1 lantai tetapi rumahnya ini sangat sepi, Kalingga membawa Marsya ke ruang keluarga, ia menyalakan AC dan televisi lalu meminta Marsya menunggunya sementara ia berganti pakaian.

"Kak, orang tua Kakak kemana?" ucap Marsya ketika melihat Kalingga keluar dari kamarnya.

"mmm ayah kerja, mama ada di kamar lagi istirahat, kalau adik, adik aku gak ada" ucapnya setelah mendudukkan dirinya di samping Marsya.

"ahh dia...." kalimat Marsya terhenti, ia merasa tak enak untuk melanjutkan ucapannya.

"yaaa seperti pemikiran kamu, dia udah meninggal, adik aku kecelakaan" ucapnya lagi, Marsya baru mengetahui hal itu hari ini, karena sebelumnya Marsya tidak terlalu ingin mengurusi urusan orang lain, dan kini ia bertanya karena merasa rumah pria ini begitu sepi, terasa dingin, dan hampa.

1
miilieaa
nyicil segini yaa kak, nanti balek lagii/Drool/
Rainy_day: terimakasih ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!