NovelToon NovelToon
The Ginger Bread Prince

The Ginger Bread Prince

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Duda / Anak Genius / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Slice of Life
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Minchio

Seorang chef pastry terkenal yang bekerja di sebuah hotel bintang lima memutuskan untuk meninggalkan kesuksesannya dan pergi keluar kota. Keputusan ini dipicu oleh stigma negatif dari keluarga mendiang istrinya, yang menyalahkannya atas kecelakaan yang sudah membuat sang istri meninggal dunia. Dia juga merasa tidak bisa lagi tinggal di kota yang penuh kenangan dengan mendiang istri.

Tanpa memberitahu anak lelakinya, dia memilih untuk memulai hidup baru dari nol di kota baru tersebut. Di sana, dia berusaha menyembuhkan luka-lukanya dan menemukan arti baru dalam hidupnya. Namun, dia harus menghadapi tantangan baru saat kisah dan kasih datang silih berganti, menguji kekuatan dan tekadnya.

Apakah keputusannya sudah benar? Apakah dia akan menemukan kebahagiaan lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minchio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serah terima rumah

Setelah menjalani perawatan sehari di rumah sakit, Raihan akhirnya diizinkan pulang. Saat mengetahui bahwa alasan pelariannya ke kota ini adalah sikap Nenek dan Kakeknya yang menghakimi Ayah atas kecelakaan yang menyebabkan ibunya meninggal, Raihan merasa kesal. Hal ini membuatnya enggan untuk kembali ke Kota Padama.

Raihan bertekad untuk tidak lagi merengek minta pulang. Ia memutuskan untuk menjadi warga Kota Kabut Batu, meskipun suhu udara di kota ini masih sulit diterima oleh tubuhnya yang terbiasa dengan cuaca panas Kota Padama.

Saat ini, Raihan akan melihat rumah baru mereka yang terletak di perumahan dengan pemandangan perbukitan yang indah, Raihan terpukau tempat itu benar-benar indah: bangunannya mewah, jalannya lebar, pemandangan perbukitannya juga indah.

"Benarkah kita tinggal di perumahan mewah ini?"

"Tentu saja, ini hasil kerja keras Papa selama puluhan tahun bekerja di hotel mewah itu. Kamu pikir uang Papa kemana selama ini?"

"Pemandangannya sungguh indah, tapi rumah kita yang mana?"

"Rumah yang di ujung sana, yang ada mobil putih parkir di depannya."

Raihan menatap ke arah mobil putih itu, bertanya-tanya siapa yang ada di dalamnya. Rasa penasarannya terjawab ketika seorang wanita tiba-tiba turun dari mobil tersebut.

Wanita itu tampak modis dan tidak seperti penduduk lokal, terutama dengan mobil listrik putihnya, sebuah model terbaru yang sedang ramai dibicarakan di internet.

"Halo Pras, akhirnya kita bertemu," sapa wanita itu sambil bersalaman dengan Pras.

"Ini anak Anda, Raihan kan?" ucap wanita itu sambil tersenyum ramah pada Raihan.

"Kenalkan, nama saya Karmila," tambahnya.

"Karmila, maaf ya kemarin tidak bisa langsung ke sini," Pras meminta maaf karena mengundur pertemuan mereka.

"Oh, tidak apa-apa, Pras. Yang penting kita bisa bertemu sekarang dan kamu sampai di rumah ini. Mari masuk," kata Karmila, berjalan ke arah teras rumah.

Rumah dua lantai yang mereka masuki memiliki halaman luas tanpa pagar mengelilingi. Untuk mencapai teras depan, mereka harus naik tangga terlebih dahulu. Raihan akhirnya melepaskan pikiran negatifnya tentang wanita itu setelah mengetahui bahwa dia hanyalah seorang pegawai dari agen properti yang mengelola dan menjual perumahan mewah ini.

Karmila membuka pintu rumah dengan kunci yang diambilnya dari saku. Saat pintu terbuka, tampaklah ruang tamu yang luas dan nyaman.

"Karena kita berada di lantai satu, bagaimana kalau kita melihat ruang-ruang di belakang dulu? Ada dapur dan ruang cuci yang terhubung dengan kolam renang di halaman belakang," ajak Karmila.

Raihan memilih untuk berhenti mengikuti tur keliling rumah. Dia kembali ke teras dan melemparkan dirinya di sofa yang ada di sana. Dia melirik beberapa rumah di sekitarnya yang tak kalah megah dan mewah dengan rumah barunya.

Namun, suasana di perumahan ini terasa sangat sepi, berbeda dengan rumah lamanya yang selalu ramai dengan teriakan anak-anak yang bermain sepeda atau para pedagang makanan yang lewat.

Saat Raihan sedang membanding-bandingkan kedua rumahnya, ponsel miliknya berdering. Dia yakin itu pasti panggilan dari Nenek atau Kakeknya. Setelah mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan melihat layarnya, ternyata benar panggilan dari Nenek.

Raihan ragu, apakah dia harus menjawab panggilan itu atau mengabaikannya, namun akhirnya dia memilih untuk mengangkatnya. Dia menekan tombol untuk menjawab panggilan dan menempelkan ponsel ke telinga, "Halo," ucapnya.

"Raihan, mengapa pesan nenek tidak dijawab?" suara neneknya terdengar keras dan tinggi.

"Oh, maaf, Nek, Raihan belum membuka ponsel sejak pagi," Raihan berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

"Jadi kamu sengaja tidak membuka ponselmu setelah mengabaikan panggilan video call dari Nenek dan Kakek?" tanya neneknya dengan nada tegas.

"Iya," jawab Raihan singkat, dia tiba-tiba teringat nasihat dari Papanya. Meskipun kesal, ia mencoba menahan emosi.

"Kamu ada di rumah sakit, bukan di hotel, kan?"

"Iya, memang di rumah sakit, maaf ya, Nek, Raihan sudah berbohong."

"Kakek bisa dikelabui, tapi tidak dengan nenek. Kamu ada di rumah sakit mana?"

Raihan terdiam, bingung apakah harus jujur atau berbohong. Namun, berbohong tidak akan ada gunanya karena nenek pasti akan mengetahui kebenarannya. Raihan memilih untuk membisu.

"Jangan bohong sama Nenek ya. Kamu sedang apa di Kota Kabut Batu? Kemana Papamu!" ucapan nenek membuat Raihan kaget.

"Dari mana Nenek tahu lokasi ku?" tanya Raihan.

"Kamu kaget, ya? Nenek bisa mengetahui lokasimu dari video call tadi pagi. Untung nenek menyimpan screenshot video dan mencocokkan seragam pasienmu di internet. Sekarang, cepat jawab pertanyaan nenek. Kamu sedang apa di Kota Kabut Batu? Kemana Papamu!"

Raihan segera menutup panggilan telepon dari neneknya. Dia terkejut karena neneknya bisa mengetahui lokasinya saat ini. Meskipun tidak secara detail, namun nenek tahu bahwa dia berada di Kota Kabut Batu.

Raihan khawatir jika keberadaannya akan diketahui oleh keluarga neneknya, dan dia takut ayah akan menganggap dia sudah memberitahukan hal tersebut pada nenek.

Dari dalam rumah terdengar suara teriakan Papanya. Raihan masuk dan bertanya, "Ada apa, Pah?"

"Di lantai dua, cepat kesini!" teriak Prasetya.

Raihan segera naik tangga menuju lantai dua. Di sana, ia melihat Papanya dan Karmila duduk di sofa ruang santai.

"Ada apa, Pah?" tanyanya.

"Sini, Nak, Papa butuh bantuanmu untuk mengambil dokumentasi," ucap Pras.

"Oh, di mana ponselnya?" tanya Raihan.

"Pakai ponselmu saja, Ponsel Papa ada di dalam mobil," kata Pras.

"Ponselku mati, Pah," kata Raihan, takut neneknya akan menelepon lagi.

Karmila kemudian mengeluarkan ponselnya dan berkata kepada Pras, "Gunakan ponselku saja, Raihan, tolong ambilkan foto."

Raihan mengambil ponsel dari Karmila dan memotretnya dengan beberapa pose yang berbeda. Foto pertama menunjukkan ayahnya dan Karmila berjabat tangan, sementara foto kedua menampilkan ayahnya menunjukkan dokumen yang telah ditandatangani. Foto ketiga memperlihatkan dokumen tersebut dengan jelas, diletakkan di atas meja.

Setelah melihat hasil foto-foto yang diambil Raihan, Karmila berkata pada Prasetya, "Fotonya akan saya kirim lewat WhatChat-mu, Mas Prasetya."

"Iya, terima kasih atas bantuannya. Saya sangat menyukai rumah ini, lokasi dan bangunannya sesuai dengan yang saya inginkan," kata Prasetya.

"Saya senang jika Anda puas dengan rumah ini. Terima kasih sudah memilih agen properti kami, saya harap Anda berdua betah tinggal di sini. Perumahan ini baru dibuka beberapa bulan lalu, jadi masih sedikit penghuninya. Namun, beberapa rumah di sekitar area ini sudah dihuni," tambah Karmila.

Karmila dan Prasetya kemudian turun dari lantai dua menuju lantai bawah diikuti Raihan dari belakang, Karmila bersiap-siap pulang dan pergi ke kantor untuk menyerahkan berkas yang sudah ditandatangani oleh Prasetya.

Mereka menuruni tangga sambil mengobrol, "Dikota ini intensitas hujannya tinggi, jadi kalau keluar rumah pastikan membawa payung ya, tapi ya kadang cuma mendung-mendung aja."

"Iya, pantas saja nama kota ini Kota Kabut Batu," jawab Prasetya.

1
Minchio
Hai! Makasi udah ninggalin jejak, komentarmu sangat berarti bagi aku. Bikin mie instan yuk. 🙃
Mei Saroha
sukses Thor ngagetinnya 👍
Minchio: semoga alurnya terus memikat sampai akhir ya, maaf kalau ada kesalahan ketik atau tanda baca yang salah 😊🙏
total 1 replies
Mei Saroha
ngga pake bubuk koya ya thor? 😄😆. Deskripsi sotonya sangat detail, aq bacanya jam 11 malem... masa sih mesti cari soto jugaa... 😭
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
Minchio: Halo, makasi udah ninggalin jejak. komentarmu sangat berharga untuk aku 🥺👍
total 1 replies
Lestari Setiasih
bagus alur ceritanya
Minchio: Terima kasih kak ☺
total 1 replies
Ndeso Lambe
Luar biasa
Minchio: Terima kasih, cerita ini menjadi luar biasa karena kehadiran kalian. semoga selalu terhibur ya.
total 1 replies
Ndeso Lambe
sementara ini masih seru dan... kota padama itu ada gk di peta indonesia?
Minchio: Itu hanya kota fiksi 🤭 semoga selalu terhibur ya! 🥺
total 1 replies
Ndeso Lambe
salam kenal bang
Minchio: Halo, salam kenal juga. Makasi udah ninggalin jejak komentar. ☺
total 1 replies
Ropin Mudian
lanjut terus bang chio!
Minchio: terima kasih dek!
total 1 replies
Amelia
salam kenal ❤️🙏
Minchio: Halo salam kenal balik, terima kasih ya udah nyempetin ninggalin jejak disini, semoga kamu terhibur. ☺😊
total 1 replies
Mariati Amri
/Good/
Minchio: Halo kak, makasi ya. 😭☺
total 1 replies
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶
so far is good.
amazing writer.
rapih, hampir tak ada typo.
keren👍👍
Minchio: Terima kasih banyak, semoga terhibur. kalau kedepannya ada typo maaf ya, terima kasih udah nyempetin kirim komen jujur sangat menambah semangatku, dan salam kenal. 😭
total 1 replies
Ropin Mudian
menarik bang chio.
Minchio: terima kasih dek udah baca. 😊
total 1 replies
Ropin Mudian
Alur cerita nya unik mengisahkan hubungan ayah muda dengan anak laki-laki nya yang beranjak remaja. semoga selalu dikasih inspirasi thor, biar ide nya ngalir terus sampai bab terakhir.
Minchio: makasi udah baca. ☺
total 1 replies
Ropin Mudian
novel pertama yang aku baca di aplikasi ini, semangat bang chio.
Minchio: terima kasih.
total 1 replies
Ropin Mudian
Bab ini bikin kaget. 😅
Minchio: begitu ya, terima kasih. ☺
total 1 replies
Ropin Mudian
menarik.
Minchio: terima kasih ya. ☺
total 1 replies
Rere (IG : renitaaprilreal)
Semangat thor. Baru baca beberapa bab nih. 🤭
Minchio: Ada kakak senior mampir. Makasi makasi😭
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
Minchio: Halo, Jujur saya juga kaget dan seneng bisa ketemu noveltoon karena karya ku bener² ada yang komenin di tempat lain udah 3 bulan sama sekali gak ada yang respon. aku akan semakin semangat menghibur teman-teman. terima kasih ya.
total 1 replies
NHS CH
Thor, please jangan berhenti nulis cerita kayak gini
Minchio: Wow ada yang komen, Padahal baru 2 hari di publish. Seneng aku makasi ya udah nyempetin komentar. Saya akan berusaha menyelesaikan cerita ini. 🥲
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!