Balas Dendam Dengan Sistem

Suasana harmonis yang telah lama hilang kini kembali dengan sendirinya.

Eisell merasakan perasaan yang telah hilang darinya kini kembali seperti dulunya.

Ibunya tersenyum lembut meski lemah namun dibalas dengan sangat tulus oleh ayahnya.

“Ngomong-ngomong… bagaimana aku bisa sembuh?“

Bagaimana ibunya bisa sembuh?

Eisell baru teringat kembali tentang pemuda yang telah menyembuhkan ibunya, bertanggungjawab atas ucapannya dan membuktikannya dihadapannya langsung.

Ayahnya terlihat memikirkan hal yang sama, dia ingat sebelumnya Ronan duduk tidak jauh dari kursi tempatnya saat ini.

“Dimana Ronan?“

Eisell bertanya pada ayahnya, namun ayahnya melirik sekeliling ruangan kemudian menatap ke satu tempat yang berada di bagian pojok ruangan tempat dimana terdapat sebuah kursi berjejeran.

Eisell mengikuti pandangan ayahnya dan akhirnya menemukan pemuda tersebut.

Pemuda itu tertidur dengan posisi duduk, kedua lengannya saling terkait dan kepalanya sedikit tertunduk miring.

'Dia lelah..'

Tidak mengherankan mengingat dia telah bekerja keras satu malam penuh hanya demi membuat obat penawar untuk seseorang yang tidak berarti bagi dirinya sendiri.

“Apakah dia?“

Ibu Eisell, Elia Oliveira menatap pemuda tersebut.

Eisell mengangguk pelan.

“Ya. Dia orang yang baik..“

Ucapan Eisell sangat tulus, pemuda tersebut datang entah darimana dan membuat Eisell menempatkan sebuah harapan dihatinya.

Pemuda itu kemudian mengabulkan harapannya dan kini bukti nyatanya, Eisell duduk dikursi, ibunya berada tepat di dekatnya dengan mata yang terbuka.

Eisell mengingat malam sebelumnya, pemuda itu melihatnya tertidur. Biasanya, jika itu orang asing lainnya, mereka pasti sudah bermacam-macam padanya.

Tapi pemuda itu tidak melakukan apapun, pemuda itu hanya memberinya mantel miliknya karena dinginnya malam hari.

“Kalau begitu, ibu harus berterimakasih padanya nanti.“

Eisell melirik ibunya, Eisell kemudian tersenyum dan mengangguk.

Pemuda itu, Ronan, dia pantas mendapatkan lebih banyak dari Eisell dan keluarganya setelah mengabulkan harapan mereka.

***

Waktu berlalu.. dan kini Ronan sudah kembali di mansion Ludwig bersama dengan ayah dari Eisell.

Mereka hanya berdua karena Eisell saat ini sedang menemani ibunya yang baru saja siuman.

Karena Ronan telah menepati janjinya untuk menyembuhkan Elia Oliveira, istri dari Kaden. Sekarang Ronan harus menuai apa yang telah dia lakukan.

'Memalukan.'

Ronan berteriak dalam hatinya ketika dia mengingat bahwa dia telah tertidur sebelumnya, beruntung mereka tidak mempermasalahkannya sama sekali.

Setelah melakukan pekerjaan membuat obat penawar satu malam penuh dengan jumlah uang banyak, Ronan benar benar kelelahan hingga dia ketiduran.

Memikirkannya kembali, Ronan mengutuk dirinya sendiri.

Memperlihatkan masa kerentanan pada orang yang mungkin saja bisa menjadi musuhnya adalah sebuah kesalahan besar.

Dia perlu berhati-hati lain kali.

Ronan, tanpa dia sadari dia telah sampai di ruang tamu mansion Ludwig bersama dengan Kaden Ludwig.

Keduanya duduk di sofa dengan meja di depan, duduk dengan saling berhadapan.

“Mari langsung ke intinya tuan muda Ronan.“

'Oh..'

Ronan agak terkejut.

Kaden sekali lagi menyebutnya dengan sebutan 'tuan muda' yang sopan, tidak seperti sebelumnya.

Namun Ronan tidak terlalu memperdulikan hal itu, lagipula itu hanyalah sebuah sebutan.

“Tentu.“

Ronan menjawab dengan wajah yang tenang.

“Bantuan apa yang kamu inginkan?“

Mendengar itu akhirnya Ronan bisa memulai aksinya untuk menyelamatkan keluarga Richard yang di sandera saat ini.

Menatap Kaden, Ronan terdiam beberapa saat kemudian memejamkan matanya lalu menatap Kaden dengan ekspresi serius dan sorot mata yang tajam.

“Bantu aku, mencari keberadaan dari keluarga Richard Hamilton.“

Kaden mendengarkan dengan seksama, mengambil secangkir kopi yang baru saja dibawakan oleh seorang pelayan dan menyeruputnya segera.

Saat Kaden meletakkan cangkir kopi itu, dia akhirnya berbicara:

“Jadi benar keluarga diculik? Kupikir itu cuma rumor..“

Ronan tidak terlalu tau tentang seberapa banyak informasi yang dunia ketahui saat ini tentang keadaan GrandVista.

Tapi, melihat dari reaksi Kaden, dunia mungkin tau cukup banyak?

Ronan mengangguk.

“Benar, keluarga dari pemimpin GrandVista saat ini sedang disandera oleh Albert.. dan kamu tau sendiri kan? Betapa dekatnya ayahku dengan Richard.“

Kaden menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengerti, lagipula Kaden berada di generasi yang sama dengan ayah Ronan.

“Tentu, jadi.. kamu ingin menyelamatkan keluarga Richard dan membuat Richard berada disisimu bukan?“

Ronan mengangguk, Kaden adalah orang yang sangat tajam dan dapat langsung mengerti inti dari apa yang Ronan inginkan.

“Seperti yang Anda tau, perusahaan yang berada di bawah Albert tidaklah sedikit, ada sangat banyak dari mereka sehingga tidak mungkin bagiku untuk mengurus mereka semua sendirian.. karena itu aku akan masuk layaknya sebuah wabah dan membuat banyak dari mereka tertular dan berpindah pihak kepadaku. Pada saat itulah aku akan menghancurkan Albert dan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku.“

Ronan terdiam sejenak, menatap Kaden dan kemudian Ronan mengangkat telunjuknya, menunjuk ke arah Kaden lalu berkata:

“Anda akan menjadi yang pertama terkena wabah ini.“

Setelah itu, diskusi terus berlanjut dan sesuai harapan Ronan, semuanya berjalan lancar.

Setelah hal ini, akhirnya Ronan akan segera bisa membuat Richard kembali berpihak padanya.

Pada saat Richard berpindah pihak, semuanya akan mulai berubah pada saat itu, identitas Ronan akan kembali meroket.

Karena, Richard yang setia akan memberi Ronan posisi sebagai pemerintah tertinggi dari GrandVista.

Dengan senyuman kecil, Ronan menaiki mobilnya kemudian melaju ditengah jalan raya, kembali ke apartemennya yang kecil.

Di dalam sudah terdapat sebuah sepatu yang disusun dengan rapi, menandakan adiknya yang berada di rumah.

“Aku pulang.“

Ronan agak meninggikan suaranya dan sesuai harapan, sebuah langkah kaki yang terdengar buru buru datang menghampiri Ronan.

“Kakak.“

Riana mendatanginya dengan senyuman diwajahnya.

“Bagaimana? Apa berjalan lancar?“

Riana terlihat sangat ceria saat ini hingga tanpa sadar Ronan mulai tersenyum.

“Bagaimana menurutmu?“

Riana berpikir tapi dia hanya berpikir sebentar karena dia memiliki kepercayaan yang tinggi pada Ronan dan segera menjawab:

“Berhasil kan?!“

Ronan mengangguk.

Wajah Riana menjadi lebih cerah saat ini.

Lagipula, Ronan saat ini berhasil membangun kerja sama dengan sebuah keluarga netral yang bahkan ayah dan ibunya tidak mampu ajak kerja sama.

“Kak, kamu sudah makan?“

Riana selanjutnya bersenandung pelan lalu bertanya dengan nada ceria.

“Belum.“

Ronan menjawab, Ronan menolak untuk makan diluar sebelumnya karena dia lebih ingin makan bersama dengan adiknya.

Seakan teringat sesuatu.

Ronan mengeluarkan sebuah bungkusan dari lalu memberinya pada Riana.

“Dari putri keluarga Ludwig.“

Sebelum pulang, Ronan mendapatkan beberapa hadiah yang diberi oleh Eisell dan beberapa juga dikhususkan untuk adiknya.

Tentunya Ronan menerima hadiah itu dengan senang hati, dan sekarang dia memberinya pada adiknya.

Sejenak Ronan terasa melupakan sesuatu di mansion Ludwig tapi Ronan memutuskan untuk mengabaikannya.

Lagipula, jika Ronan tidak bisa mengingatnya maka hal itu sudah dipastikan tidak terlalu penting.

Karena sesuatu yang penting akan selalu di prioritas oleh Ronan.

***