Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ke Pegunungan Huang.
Xiao Tian memacu kudanya dengan sangat cepat ke arah selatan yang menjadi tujuan utamanya yaitu ia ingin segera kembali ke rumahnya di puncak gunung Huang karena ia sudah sangat merindukan ketiga orang gurunya, adik seperguruannya, panda dan juga serigala berbulu emas kesayangannya yang telah ia tinggalkan selama beberapa bulan ini untuk dirinya bisa memenuhi misi dari guru besar pertamanya ke gunung Bu atau lebih tepatnya ke sekte Wu Tang Pai.
Sejumlah desa, hutan, dan kanal kecil di sekitar telah di laluinya sehingga ia akhirnya tiba di kaki gunung Huang yang telah di kenalnya."Akhirnya aku pulang ke rumahku.."gumamnya sambil tersenyum lebar dan tatapannya terfokus pada rumah- rumah sederhana di puncak gunung Huang yang tertutup pepohonan bunga plum aneka warna yang kini mulai kecokelatan karena ia pulang ke rumahnya itu pada akhir musim gugur.
Telinganya samar- samar mendengar suara auman di hutan paling dalam di puncak gunung Huang. Ia pun langsung menirukan suara binatang peliharaannya di kaki gunung Huang."Auuuhhh...."
Tak berselang lama kemudian seekor panda raksasa berbulu coklat muncul dari atas puncak gunung dan berlarian ke arahnya dan dibelakang panda ini ada seekor serigala berbulu emas yang berlari kencang ke arahnya juga. Ia pun segera melompat turun dari kudanya.
"Qizaii.... Jin Huuu....!!" seruan Xiao Tian di sambut hangat oleh seorang gadis kecil yang tahu- tahu telah melompat ke arahnya dari tebing paling tinggi dari puncak gunung Huang.
"Adik Ching..! " Ia cepat menangkap tubuh mungil itu yang terkekeh di pelukannya.
"Kak Tian,akhirnya kau pulang juga ke rumah.Hh.Aku bersama mereka berdua sudah sangat merindukan kamu.." kata Ching Er nada manja sambil turun dari pelukan Xiao Tian lalu menggenggam tangannya.
"Ya, Aku pun sudah tak sabar untuk makan dari hasil masakanmu yang menurutku adalah makanan yang paling lezat di dunia ini." kata Xiao Tian tersenyum di samping gadis kecil cantik manis ini lalu melepaskan tangannya dari genggaman tangan gadis kecil itu. Ia menghampiri panda dan serigala berbulu emas yang membalas tatapannya dengan pelukan tangan dan kaki berbulu mereka ke pinggang Xiao Tian.
"Kak Tian, apakah kuda ini adalah kuda barumu?" Ia mengikuti langkah Ching Er yang memandunya untuk berjalan ke arah yang benar untuk tiba di depan pintu wilayah rumah mereka.
"Iya, aku memberi namanya adalah Naga Hitam." Xiao Tian menjawab gadis kecil yang kini langsung ke arah dapur setelah ia melepaskan tali kekang di tangan kirinya dari leher kuda hitam dan membiarkan kuda hitam berlari menuju ke hutan bersama panda dan serigala berbulu emas yang selalu mengekor di belakang kuda hitam miliknya.
"Namanya yang gagah dan cocok untuk dirinya yang menjadi tunggangan seorang anak laki-laki tampan dan hebat sepertimu." puji seorang pria tua berjubah warna hijau toska yang muncul dari salah satu dari tiga rumah di puncak gunung Huang. Pria tua ini juga tersenyum ramah dan hangat menyambutnya sambil menunggunya berjalan masuk ke rumah pria tua itu.
"Guru Kedua, murid Anda yang bodoh ini telah pulang ke rumah dan membawakan benda yang diinginkan oleh Guru Pertama untuk Beliau." Xiao Tian berlutut di lantai depan sepasang sepatu kulit warna hijau toska Lao Dai sambil mengangkat tas kulitnya ke atas.
"Xiao Tian, kau sungguh anak yang baik." kata Lao Dai mengambil tas kulit muridnya lalu mengeluarkan rumput ginseng ungu dari tas kulit namun ia hanya menghela napas dalam-dalam yang membuat bulu kuduk Xiao Tian meremang.
"Guru, cepatlah berikan rumput itu kepada Guru Lao Guang yang membutuhkannya." kata Xiao Tian yang mengangkat wajahnya dan tersentak kaget melihat Guru Keduanya menangis dan menoleh ke pintu. Ia pun melihat Ching Er berlari ke arahnya dan memeluk dirinya sambil menangis begitu menyayat hatinya.
"Ehh.. Ada apa ini?!Ching Er, kenapa kau menangis seperti ini?!" Xiao Tian mengguncang tubuh Ching Er sambil menatap guru keduanya."Guru.. Dimana Guru Lao Guang..?! "tanyanya nada keras.
"Kak Tian, Kakekku telah meninggal dunia setelah kau pergi ke gunung Bu." jawab Ching Er tercekat di depannya. Ia pun merebut rumput di tangan guru Lao Dai lalu berlari masuk ke kamar Guru Lao Guang.
Kamar itu telah kosong dan tergantung papan nama Lao Guang yang di beri meja kecil yang di atasnya terdapat dupa di tancapkan pada tungku tembaga. Ia membuang rumput ke lantai, lalu menatap kosong ke papan nama guru pertamanya sambil berurai air mata.
"Xiao Tian, jangan bersedih lagi karena Beliau telah tenang di alam Nirwana dan berpesan agar kamu dapat menjaga hati Ching Er untuknya selamanya dan kau pun harus membalaskan dendamnya pada orang yang telah meracuninya dan membunuhnya." Lao Dai mendekatinya sambil mengambil rumput dari lantai dan menaruh telapak tangan Ching Er ke telapak tangan Xiao Tian.
"Guru Lao Dai, aku pasti akan memenuhi pesan dari Guru Lao Guang dengan baik. Tapi, beritahu aku satu hal yang membuat hati ku penasaran." kata Xiao Tian nada tegas kepada Lao Dai yang tercengang melihat aura agung dari wajah dan tatapannya seperti seekor naga emas di langit.
"Orang yang membubuhkan tapak berdarah itu bukan lain adalah penasehat agung Kaisar Tang di Ibukota Kekaisaran Tang yang berjuluk Si Tangan Sakti Yang Bun Xi dan kau harus membawa kepalanya ke depan altar guru Lao Guang dan kumpulkan darahnya ke dalam botol bening ini untuk di siram ke makam Guru Lao Guang- mu." kata Lao Dai dengan suaranya yang begitu geram terhadap musuh kakak pertamanya itu.
"Baik, Aku akan mengingatnya di hatiku di mulai hari ini." jawab Xiao Tian nada tegas mengepalkan jemari tangannya dengan kencang.
"Xiao Tian, rumput ini untukmu karena mempunyai energi yang dibutuhkan untuk menghimpun inti sari tenaga dalam ilmu sekte Huang San Pai." kata Lao Dai memberikan rumput itu kepada Xiao Tian.
Xiao Tian merebus rumput sesuai dengan petunjuk dari Lao Dai di dalam panci bening yang di taruh di atas tungku tanah liat selama kurang lebih lima jam lalu airnya di buat untuk mandi dan minuman khusus untuk Xiao Tian selama kurang lebih satu tahun dari hari itu.
Anak itu juga dilatih berendam salju yang dingin di dalam gua es abadi di tempat pelatihan pribadi milik Lao Dai selama bertahun-tahun sampai anak itu kini telah berusia 15 tahun dan menjadi seorang remaja yang sangat tampan dan gagah perkasa.
Bersambung!!