Kirani, bisa di katakan gadis yang malang. Hidupnya tak di inginkan oleh Ayah kandungnya sendiri bahkan saudara kembarnya pun ingin menghancurkan nya hanya demi kepentingan nya sendiri.
Bagaimana caranya Kirani melewati semua tantangan hidupnya yang sangat berat, apakah Ia mampu bangkit dan menemukan kebahagiaan nya sendiri tanpa merasa ketakutan oleh bayang-bayang masa lalu yang membuatnya trauma.
Yuk simak kelanjutan kisahnya di karya " Korban Saudara Kembar "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Diri Bermasalah
...****************...
Tak bisa di pungkiri meskipun sudah mencoba menerima kehadiran Rana namun kenyataan nya Tedi tetap merindukan Rana yang malu- malu ketika berhadapan dengan nya. Bukan Rana yang agresif seperti saat ini.
Rana langsung bergelayut di bahu Tedi ketika suaminya itu masuk kedalam kamar mereka.
" Apa kamu merindukan ku sayang. " Tanya Rana namun Tedi diam saja.
" Sweety, boleh kah kita bicara baik- baik untuk masalah kita ini. "
Tedi menepis pelan tangan Rana, tentu saja Rana sedikit terkejut.
" Masalah, memang kita punya masalah apa. Selama ini kita baik- baik saja. " Jawab Rana.
" Tidak ada yang baik-baik saja Sweety, aku ingin kamu berhenti dari pekerjaan mu yang sekarang dan fokus di rumah. Bukankah kita juga harus mulai memikirkan saran Ayah dan juga Ibu, kalau kamu masih seperti ini, pulang larut malam bagaimana semua keinginan mereka bisa terwujud. "
Rana tahu maksud ucapan suaminya, namun tentu saja Ia belum siap untuk saat ini. Pekerjaan nya masih menjadi prioritas nya dan tidak ingin terbebani dengan yang lain.
" Sayang, sekarang aku tanya sama kamu. Bagaimana kalau hal itu aku yang utarakan ke kamu, apa kamu mau melepaskan pekerjaan mu begitu saja dan menerima tawaran Ayah. Kalau kamu mau, baiklah. Aku mungkin akan coba pikirkan untuk meninggalkan pekerjaan ku dan fokus pada hubungan kita, bagaimana. "
Tadi menghela nafas berat, kalau di tanya seperti itu tentu sulit juga baginya untuk menentukan pilihan.
Bagaimana pun juga Tedi lebih mencintai pekerjaan nya yang sekarang, Ia berharap Azka lah yang akan menggantikan Ayahnya kelak, bukan dirinya.
Rana menelisik raut wajah suaminya, Ia tersenyum karena tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Pria itu.
" Sudahlah sayang, untuk saat ini kita jalani hubungan kita seperti biasa. Kelak kalau kamu sudah berubah pikiran dan mau menerima tawaran Ayah baru aku juga akan berhenti. Kita akan hidup bersama dengan anak- anak kita nanti. "
Lagi-lagi perbincangan mereka tidak menemukan titik terang, mereka tetaplah seperti orang yang tidak memiliki hubungan serius.
Rana mengalungkan tangannya di leher suaminya, mau tak mau Tedi pun mengangkat tubuh istrinya agar tidak terjatuh.
Dengan agresif Rana melumat bibir sang suami, seperti biasa ketika mereka berhubungan. Rana tetap yang dominan, sedangkan Tedi hanya mengimbanginya saja.
Rana mencium pipi suaminya ketika penyatuan mereka usai dan mereka sama- sama berjuang sampai puncak.
" Makasih sayang, oh ya aku lelah dan ngantuk, boleh kah aku tidur lebih dulu. "
Tedi hanya mengangguk dan membiarkan Rana tidur, benar saja tidak berselang lama wanita itu sudah memasuki alam mimpinya. Bahkan Ia tidak terganggu ketika Tedi mengalihkan tangan Rana dari perutnya, biasanya Ia akan langsung melakukan protes.
" Apakah dia benar-benar lelah. " Gumam Tedi.
Ia menatap wajah Rana yang tengah tertidur pulas, terlihat kalau istrinya itu benar-benar kelelahan.
Tedi mulai memikirkan sesuatu dan Ia justru menyalahkan dirinya sendiri yang bermasalah.
" Apa jangan- jangan aku yang bermasalah, ketika malam pertama aku begitu ingin menjamah nya. Bahkan masih terbayang rasa itu sampai saat ini, tapi kenapa sekarang berbeda. Apa benar masalahnya ada pada diriku, dulu aku begitu berhasrat karena memikirkan akan merasakan malam pertama. Namun setelah nya rasa itu hilang. "
Beberapa kali Ia menghela nafas berat, lalu kemudian memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali tidur di samping istrinya.
Pagi hari Tedi bangun terlebih dulu, Ia sudah berpenampilan rapi dan bersiap menemui Ayahnya karena hari ini Pak Gunawan meminta untuk ikut menghadiri sebuah rapat di perusahaan mereka.
Tedi awalnya menolak namun ucapan Ayahnya membuatnya tidak berkutik. Sementara itu Rana masih betah berada dalam selimut, tak peduli dengan kesibukan suaminya.
Di perjalanan ketika jalan sedikit macet, perhatian Tedi tertuju pada seseorang. Ia mulai berpikir, dimana Ia pernah bertemu wanita itu.
" Oh bukankah dia wanita yang ada di rumah Azka, hm Ti- Tiara. Iya Tiara kalau nggak salah. " Gumam Tedi.
Ekor matanya mengikuti kemana wanita itu pergi hingga Tedi mendapat teguran dari Ayahnya.
" Lihat apa kamu Nak, kok sampai segitunya. " Tanya Pak Gunawan.
" Nggak Ayah, bukan apa- apa. " Jawab Tedi mencoba bersikap biasa saja padahal Ia benar-benar terkejut mendengar suara Ayahnya tadi.
Tedi kembali melamun, pikiran nya menerawang entah kemana.
" Tiara, wanita itu. Siapa sebenarnya dia, sepertinya bukan yang pertama kali aku bertemu dengan nya. Rasanya.... ah iya, dia kan wanita yang waktu itu ketemu di rumah sakit. Benar-benar, iya. Aku tidak salah lagi. "
Tanpa sadar Ia berucap keras hingga mengejutkan Pak Gunawan.
" Tidak salah lagi, apanya Nak. Memangnya kamu salah apa. " Tanya Gunawan.
Tedi pun menjelaskan kalau tidak ada masalah yang serius, Ia juga harus berusaha mencari alasan yang masuk akal dan bisa di terima oleh Ayahnya itu.
Hari terlewati dengan begitu melelahkan, meskipun semuanya tetap berjalan lancar namun karena Tedi belum terbiasa dengan suasana kantor membuatnya merasa kurang nyaman.
" Ayah, sepertinya semuanya sudah terkendali. Bolehkah aku pulang lebih dulu, biasa Ayah. Aku ada kepentingan sedikit. "
Gunawan mengira kalau Tedi akan melakukan sesuatu yang penting dan itu mengenai hubungan nya dengan sang istri, jadi Ia pun langsung menyetujuinya.
" Minta antar supir saja Nak. "
" Tidak perlu Ayah, aku akan naik taksi online saja. Lebih mudah, biar supir nungguin Ayah saja. Aku pergi dulu Yah. "
Tedi melangkah setengah berlari dan di luar sudah ada sebuah mobil yang parkir, Ia langsung masuk dan mengatakan pada supir alamat yang akan di tuju oleh nya.
Sampai di tujuan Ia memberikan satu lembar uang kertas pada supir dan memberikan kembaliannya pada supir tersebut, tentu saja si supir bahagia karena dapat rezeki lebih.
Namun ketika akan melangkah masuk Tedi merasa ragu, apa yang akan Ia ucapkan nanti sebagai alasan kedatangan nya di tempat itu.
Karena ragu akhirnya Ia memilih pulang saja ke rumah, meskipun pikiran nya tetap terganggu dengan sesuatu hal.
Tanpa Ia tahu kalau kedatangan nya sudah di ketahui oleh seseorang. Ya, dia adalah Rani.
Rani sendiri mulai di landa gelisah, Ia menjadi tidak tenang setelah mendapati Tedi berada di sekitar tempat tinggalnya.
" Punya kepentingan apalagi Pria itu kemari. Bukankah baru kemarin dia kemari, tapi kata Azka sangat jarang ada orang ataupun keluarga nya yang datang ke apartement ini. "
Rani mulai memikirkan satu hal dan akan Ia utarakan pada Azka nanti setelah Pria itu kembali. Ia memilih menata semua barang belanjaan nya di dalam lemari pendingin, tadi Ia lupa menatanya karena lelah dan Rani pun memilih istirahat.
...****************...
moga kamu bisa kuat hadapi hidupmu
takutnya kamu hamil
iya pikiran kamu juga ntah kemana2 .... kasian
sungguh alur cerita yg indah, semangat author semoga rezeki nya lancar disini, bisa masuk bab terbaik, agar bisa berbagi ke sesama yg membutuhkan, Aamiin🤲