Idolaku Kekasihku

Tak terasa sudah 3 hari mereka berada di Bali. Dua hari lagi mereka harus kembali ke Jakarta karena pekerjaan Reynold yang sudah menumpuk sedangkan Maya sudah merencanakan akan memulai membuka toko rotinya.

Ia berencana mengajak Rika dan Sasa untuk mengelola toko roti itu bersama nantinya. Karena ia tidak akan bisa full time disana mengingat keinginan Reynold yang mengatakan ia ingin Maya sudah berada di rumah saat dirinya sudah pulang bekerja.

"Sayang.. Jalan-jalan yuk. Aku mau beli oleh-oleh untuk mama, papa, mami, papi dan Rika juga Sasa." ajak Maya. Saat ini mereka berdua sedang rebahan di dalam kamar setelah melakukan adegan panas mereka di pagi hari yang cerah ini.

"Oke sayang. Aku mandi dulu ya." ucap Reynold tapi sebelum ia beranjak dari tempat tidur ia menyempatkan dirinya untuk mengecup kening istrinya dan tak lupa bibir Maya yang menjadi candunya juga. Setelah itu ia mencium perut rata Maya.

"Semoga kecebongnya cepet jadi ya.. Cepatlah bertumbuh di dalam perut mommy ya calon anak daddy." ucap Reynold saat mencium perut rata Maya dan mengelus perutnya membuat Maya tersipu malu.

Setelah Reynold mandi, kini ganti Maya yang memasuki kamar mandi. Setelah mereka berdua siap, mereka berjalan menuju ke lobi untuk pergi ke salah satu toko oleh-oleh terbesar di Bali.

Disana Maya banyak membelikan oleh-oleh untuk keluarganya dan juga sahabatnya. Tak lupa ia membeli untuk dirinya juga suaminya.

"Sayang, aku ke toilet dulu ya. Nanti bayarnya pakai ini aja." Reynold menyerah kartu black card kepada istrinya kemudian ia berjalan menunu kamar mandi umum yang ada di pertokoan itu.

Saat akan berjalan ke kasir untuk membayar semua belanjaannya, ada seseorang yang dengan sengaja menabrak Maya sehingga membuat beberapa barang belanjaan Maya terjatuh ke lantai dan Maya langsung berjongkok untuk mengambil kembali barang-barang itu.

"Maaf aku memang sengaja." ucap wanita itu. Mendengar kata-kata jika wanita itu sengaja menabraknya membuat Maya mendongak ke atas melihat siapa orang yang dengan sengaja sudah menabraknya.

"Kamu..." kata Maya.

"Iya ini aku. Memang kenapa?" balas Silvi dengan nada sombongnya. Iya wanita yang menabrak Maya adalah Silvi. Tadi saat di dalam mobil Silvi tidak sengaja melihat Reynold dan Maya memasuki pertokoan itu, toko ini berada di pinggir jalan raya sehingga banyak mobil lalu lalang di depan area parkirnya. Melihat sepasang pengantin baru itu membuat Silvi ikut turun dan masuk ke pertokoan ini.

Nasib baik ia melihat Reynold meninggalkan Maya seorang diri membuat Silvi langsung melancarkan aksinya. Ia ingin membuat Maya malu di depan semua orang yang ada di dalam toko ini.

"Kamu sudah merebut calon suami aku! Dasar kamu wanita tidak tahu malu! Guna-guna apa yang kamu pakai ke Reynold hah sehingga ia begitu saja berpaling dariku." teriak Silvi tiba-tiba membuat mereka kini menjadi pusat perhatian disana. Tidak sedikit dari mereka yang berbisik-bisik mengatai Maya karena percaya dengan omongan Silvi.

"Aku tidak pernah merebut kak Rey dari kamu. Jangan suka mengada-ada ya!" Maya yang sudah emosi pun menaikkan oktaf suaranya.

"Halah... Jangan sok munafik kamu. Kamu pasti dengan sukarela menyerahkan tubuhmu kan makanya Rey mau sama kamu! Kamu kira dengan kamu yang suka mekangkang terus Rey akan mau bersama dengan terus? Suatu saat dia akan sadar dan kembali padaku!" ucap Silvi dengan menangis membuat orang-orang disana semakin membelanya.

Desas desus semakin ramai terdengar.

'Ih.. ternyata dia wanita mu****n.'

'Dasar cewek gak tahu malu.'

'Dasar pela**r."

dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka percaya dengan perkataan Silvi. Belum selesai sakit hati Maya terhadap komentar jahat orang-orang di media sosial, kini ditambah dengan akting Silvi yang seakan-akan dia sangat menderita dan sakit hati padahal Maya lah yang sedang hancur saat ini.

"Cukup! Aku mohon hentikan.." ucap Maya menutup kedua telinganya dan menangis histeris mendengar tuduhan-tuduhan tak berasalan dari orang-orang yang ada disana.

"Ada apa ini?" sergah Reynold saat melihat ada ramai-ramai dan saat ia lihat ternyata istrinya menjadi bahan bullyan orang disana.

"Sayang.. Are you okay?" tanya Reynold lembut sambil membawa Maya dalam dekapannya. Silvi yang melihatnya menjadi cemburu.

"Kamu lagi! Apa mau kamu sebenarnya?" ucap Reynold tegas dengan rahangnya yang sudah mengeras menandakan ia benar-benar emosi saat ini.

"Rey... Dia yang memulai. Dia bilang aku pel***r, aku cewek j****g." Silvi membela dirinya.

"Jangan bohong kamu! Aku tahu bagaimana istriku, ia tidak mungkin melakukan hal sehina itu. Tetapi jika itu kamu, aku sangat percaya. Lihat saja setelah ini apa yang akan aku lakukan padamu. Aku jamin kamu akan sangat menyesal!" Sekedar informasi jika Silvi adalah seorang model yang cukup terkenal.

Reynold mengambil ponselnya dari dalam sakunya dan ia menghubungi Jo yang ada di Jakarta.

"Jo.. Sebarkan semua berita dan fotonya sekarang." perintah Reynold dan setelah mematikan sambungan teleponnya, Jo langsung mengerjakan perintah dari atasannya itu.

Reynold sudah mencari tahu semua tentang Silvi, bahkan tidak sedikit bukti foto Silvi yang tidur dengan beberapa pemilik agency, fotografer dan pria lain yang ia temui di club malam langganannya demi supaya karirnya dapat melonjak. Semua foto itu sudah dikantongi oleh Reynold, dan kini foto itu sudah menjadi santapan publik.

Kling.. Kling.. Kling...

Bunyi banyak notifikasi masuk di ponsel milik Silvi dan saat melihatnya Silvi langsung terjatuh duduk dan menangis histeris.

"Aarrrggggghhhhhh..." sambil mengacak rambutnya Silvi menangis histeris.

"Ayo sayang kita pergi. Itu balasan untuk orang yang sudah berani bermain-main denganku." ucap Reynold sambil melirik ke arah Silvi yang menangis. Sudah dapat di pastikan karir model yang selama ini ia bangun bahkan ia rela memberikan tubuhnya pada lelaki hidung belang demi supaya namanya cepat melambung kini semuanya hancur tak bersisa.

Reynold membawa Maya keluar dari pertokoan itu dan masuk ke dalam mobil yang sudah ada supir di dalamnya.

"Maaf sayang.. Harusnya aku tidak meninggalkanmu tadi." kata Reynold lembut. Ia memeluk tubuh istrinya, takut jika ini semua akan membuat Maya menjadi trauma dan depresi.

Lama Maya berada dalam pelukan Reynold, akhirnya wanita itu tertidur karena lelah menangis.

"Pak.. Kembali ke hotel saja ya." pinta Reynold kepada supirnya.

Sesampainya di hotel Reynold menggendong tubuh istrinya karena melihat Maya yang kelelahan membuat Reynold tidak tega untuk membangunkannya. Reynold menidurkan tubuh istrinya di atas tempat tidur dengan perlahan supaya tidak mengganggu tidur Maya.

"Bereskan semua Jo." perintah Reynold pada Jonathan saat Reynold menghubungi asistennya itu di balkon kamar hotelnya.

"Baik pak." jawab Jo yang sudah tahu kemana arah omongan bosnya itu.

********