Motives

"Sekali seminggu kak."

Kak Anita menggelengkan kepala dengan tingkah ku dan duduk,

"Ngomong ngomong tadi lo hebat banget bisa membuat Mikayla malu, gue juga risih tau melihat Mikayla yang seperti maaf bitch setiap hari pasti jalan sama mereka"

Aku menyimak aja sambil meminum milk tea ku.

"Kakak benci sama Mikayla?"

"Benci banget gue sama dia. Gara gara dia gue sama pacarku putus."

Melihat tatapan benci Kak Anita, aku mengernyit heran bisa bisanya kak Anita membenci Mikayla padahal mereka jarang ketemu.

"Putus? Kenapa?"

"Dulu gue sama pacar gue selalu jarang terjadi yang namanya berantem tetapi sejak ketemu Mikayla, gue sama pacar gue sering ribut. Kata pacar gue, gara gara gue cewek bitch itu menangis. Padahal gue gak ada sentuh dia sama sekali, gue cuma nasehatin dia supaya jangan dekat dekat dengan pacar gue. Pada akhirnya pacar gue putusin gue"jelas Kak Anita.

"Lo mau tau gak apa alasannya dia mutusin gue?"

Aku menggelengkan kepalaku tidak tau.

"Dia bilang gue gak bisa puaskan dia selama kita pacaran dan dia mendapatkannya dari cewek bitch itu."

"Cewek bitch itu Mikayla Sahsa?"

"Ya iyalah siapa lagi kalau bukan dia."

Dengan emosi kak Anita menepuk meja dengan pelan.

"Lo gak percaya kalau Mikayla itu seorang jalang? Coba lo mampir setiap malam di club Arias. Dia ada disana terus setiap malamnya dan kurasa emaknya dia juga sama ada disana."

Fakta yang mengejutkan!!

"Kamu tau dari mana kak?"

"Teman gue seorang bartender disana dan juga sering bantuin dia tanpa sengaja gue melihat dia masuk bersama wanita paruh baya dengan pakaian minim."

"Kamu-"

"ELIZABETH ANNABELLE BRITANIA!!"

Suara keras mengangetkanku dan Kak

Anita. Kak Anita berlari membantu ibunya di stand kantin.

"Eh Mr Bala bala eh salah maksudnya Mr Barra."

"Kamu yah bukannya masuk kelas malas nongkrong wanita.

Salah satunya memakai pakaian seperti istri konglomerat dan satu lagi memakai dress seperti miliknya.

Tidak itu pakai Elina yang aku lihat karena itu dibuat khusus untuk Eliza dan Elina jika sudah remaja.

Punya Eliza berwarna biru langit dan Elina berwarna putih.

Dengan corak bunga yang simpel di sisi lengannya dan dress yang kelihatan simpel tetapi elegan.

Desain dress itu dibuat oleh ibu mereka. Fiks itu milik Elina.

BRAKK

"Siapa kamu seenaknya memakai pakaian milik saudariku?"

Aku mengebrak meja menatap tajam wanita remaja itu.

Aku aja gak berani memakainya walaupun itu terlihat cantik karena aku sadar bahwa dress itu bukan milikku walaupun sekarang semua milik Eliza menjadi miliknya.

Aku berani memakai pakaian Eliza yang dibuat oleh desainer yang lain tetapi kalau yang di desain oleh ibunya, aku tidak berani memakainya.

Jadi siapa dia yang berani memakai milik orang lain?

"Eliza itu hanya sebuah dress dan selanjutnya Kayla akan tidur di kamar Elina"ucap ayah Eliza.

"Apa maksudnya?"

Aku melirik tajam ayah Eliza ini.

Ingat ini bukan ayahku yang didunia nyata yang harus aku hormati dan hargai tetapi ini adalah ayah Eliza yang sifatnya kayak bajingan.

"Duduk dulu baru Daddy jelasin"pinta ayah Eliza.

Aku menurut duduk pandanganku masih tetap menatap ayah Eliza dengan tajam.

Bodo amat dibilang tidak sopan santun.

"Daddy akan menikah lagi dengan ibunya Mikayla"

"bi Mila What?"

Gila nih pria tua satu ini, dulu katanya akan setia dengan ibu si kembar dan tidak akan

menikah lagi.

Nah sekarang apa dia telan ludahnya sendiri?

Sungguh luar biasa keluarga ini saking luar biasanya mau aku bunuh.

"Apa Daddy telan ludah sendiri? Dulu bukannya daddy bilang akan setia sama mommy Elena dan tidak akan menikah lagi, tetapi nyatanya Daddy akan menikah lagi"Aku tersenyum meremehkan.

"Maaf Daddy bukannya tidak setia pada mommy kalian. Tetapi Daddy terpaksa harus menikah lagi dengan Bi Mila karena...."

"Karena?"

"Daddy menghamili bi Mila dan Daddy harus tanggung jawab"

Ayah Eliza menunduk tidak sanggup melihat wajah putrinya yang mirip dengan

mendiang istrinya.

"Maksud lo apa tersenyum mengejek gitu? Terserah daddy lah mau menikah lagi atau

tidak, daddy berhak mendapatkan kebahagiaan sendiri"ucap Melvin tidak

terima Eliza tersenyum mengejek mereka.

"Eliza apa kamu setuju?"tanya ayah Eliza lagi.

"Oke tetapi ada syaratnya"ujarku mengulum senyum.

"ELIZA DADDY MAU MENIKAH LAGI TETAPI LO DENGAN EGOISNYA MENYETUJUI TETAPI HARUS MENGGUNAKAN SYARAT"teriak Melvin.

"Melvin cukup!"tegas ayah Eliza.

"Baik, katakan apa syaratnya!"

"Pertama, jangan pernah tidur dilantai tiga. Kedua, jangan menggunakan atau mengambil barang milikku atau Elina maupun milik mommy tanpa izin dariku. Ketiga, berikan saham

perusahaan daddy senilai 20 persen."

"Lo gila yah!! Kita saja dapat saham punya daddy cuma 30 persen saja dan Lo minta saham 20 persen, jangan serakah lo!!!"ucap Melvin.

"Heh kamu lupa tentang Elina?"

Melvin terdiam dengan nama itu entah mengapa terasa tidak asing, Melvin baru ingat dia adalah adik bungsu keluarga

Britania yang bunuh diri saat masih anak anak.

"Cih baru ingat."

"Tetapi Eliza, semua saham perusahaan punya mommy diwariskan untuk lo dan untuk Elina. Tetapi karena Elina sudah meninggal jadi saham milik Elina menjadi milik lo. Apa gak cukup dengan saham yang sekarang ada ditangan lo?"ucap Marvin.

Ya aku tau itu.

Elena - ibu si kembar memberikan perusahaannya kepada Eliza dan Elina saat mereka berdua sudah cukup dewasa.

Sedangkan Marvin dan Melvin mendapatkan saham milik keluarga Britania masing masing mendapat 30 persen dan Marvin yang sebagai anak pertama atau akan menjadi penerus keluarga mendapat lebih banyak darai Melvin yaitu 50 persen.

Masih ada 15 persen saham, Eliza dan Elina mendapat 5 persen saham keluarga Britania.

Terus kemana 5 persen saham yang

tersisa?

Jawabannya lima persen saham itu diberikan kepada Mikayla.

Tetapi dinovel tidak ada menceritakan tentang pernikahan kedua ayah Eliza

dan ibunya Mikayla.

Apa alurnya berubah?

Tetapi yang pasti aku gak bakal membiarkan Mikayla mendapatkan secuil harta keluarga ini sekalipun.

Sebelum itu terjadi aku harus mendapat saham lebih banyak.

"Baik Daddy akan menambah saham milikmu. Tetapi Daddy minta tolong

biarkan Elina tidur dikamar Elina"pinta ayah Eliza.

"Tidak. Kamar itu sudah jelas jelas dibuat khusus Elina oleh mommy dan lantai tiga itu milik kami. Jadi tolong lepaskan dress itu!"ucapku menujuk dress putih yang

digunakan Mikayla.

"Eliza biarkan Mikayla memakainya sekali aja. Mikayla kan nantinya akan jadi adik kamu"ucap bi Mila.

"Tidak! Adikku cuma Elina Britania. Jadi tolong lepaskan dress itu sebelum aku turun tangan melepaskan dress itu dari tubuhmu, Mikayla."

"Oh iya dapat dari mana kalian kunci kamar Elina? Perasaan kunci itu ada sama

aku"

Aku melirik seseorang yang tengah gelisah, "Lain kali jangan mengambil lagi karena ada CCTV disana"

Aku bangkit berdiri mengambil dress yang

sudah dilepaskan oleh wanita itu, memberikannya kepada kepala pelayan untuk mencucinya.

Meregangkan ototku yang kembali kaku naik kelantai atas untuk kembali istirahat.

Sepertinya besok aku akan gak masuk sekolah.

*****

1 Bulan Kemudian

Pernikahan kedua manusia itu telah selesai kemarin di mansionnya.

Jessica dan Karen pada awalnya kaget dan menyuruhku untuk membatalkan pernikahan ayahnya tetapi aku menolak karena itu sangat merepotkan.

Mikayla secara resmi menjadi keluarga Britania tetapi namanya belakang tidak

dicantumkan karena keluarga besar Britania tidak memperbolehkan orang luar mendapat nama belakang Britania selain ada gen darah Britania.

Jika ada yang tanya apa pertunanganku dengan Alaska sudah berakhir? Yah tentu saja sudah tiga hari yang lalu.

Awalnya Alaska menolak bahkan membantah didepan pertemuan kedua keluarga saat aku membicarakan tentang pembatalan pertunangannya.

Tetapi aku punya cara untuk membuat pertunangan ini batal yaitu dengan menunjukkan video tentang mereka ciuman.

Untunglah saat itu masih ada satu salinan video yang belum Eliza yang asli hapus.

Sekarang aku sudah bebas, ayo rayakan kebebasanku ini.

Hari ini libur sekolah, aku sangat lelah tidak mau beranjak dari ranjang ini.

Seolah olah ranjang ini sudah terikat

denganku. Oh ranjangku buatlah aku tertidur lagi, hehehe.

Tetapi bunyi ponsel membuatku terkejut dan melihat nama yang tertera 'Liam'.

Liam sekretaris ibu Eliza dulu dan sekarang aku sudah memegang perusahaan Wiranata milik ibu Eliza dulu.

"Kenapa kamu menggangguku, Liam?"

Dengan kesal aku membentak Liam.

"Maaf nona hari ini ada penandatangan kontrak yang sangat penting."

Liam tau kebiasaan bosnya itu selalu ingin bermalas malasan.

"Kamu aja yang urus semuanya, hari ini aku mau istirahat"pintaku dengan malas.

"Maaf nona sekali lagi, itu tidak bisa nona harus datang untuk menandatangani kontrak kerjasama nya."

"Cih iya iya, dasar sekretaris gak peka"omelku menutup panggilan secara

sepihak.

******

Aku keluar dari kamarku memakai setelan pakaian kantor turun menggunakan lift

sambil memakan apel.

Perutku sekarang menjadi lapar dan aku

harus menahan rasa mualku melihat kemesraan pengantin baru itu.

Cih dasar tua bangka.

"Selamat pagi kak Eliza"

Aku terkejut muka polos dan suara yang dibuat manis dari wanita yang jaraknya cuma beberapa senti saja.

Aku mendorong pelan wanita itu, tetapi wanita itu malah menangis.

Cih dasar drama.

"Eliza!"

Suara melengking dari belakangku membuatku terkejut.

"Apa?"

"Bisakah jangan mengganggu Mikayla sehari saja?"

"Bukan salahku lagian siapa suruh dekat banget jadi aku doronglah nanti orang pikir dia seorang LGBT"

Dengan senyuman mengejek duduk di

meja makan.

"Eliza!"

"Sudah Ma, apa yang dibilang kak Eliza benar kok"

Keluarga baru? Aku gak perduli.

***