NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nilai Tertinggi

"Agha, apa yang kau harapkan dariku?" Tanya seorang gadis berambut emas dihadapan seorang pemuda berambut hitam legam.

"Kita tidak bisa kembali seperti dulu. Ini adalah jalan yang ku pilih" Ucapnya sekali lagi sambil menatap mata merah menyala itu.

"Kenapa? Bagaimana dengan usahaku selama ini? Aku hanya ingin kau melihatku. Jangan tinggalkan aku, Erundil" Ucap pemuda itu sambil menyentuh pelan pipi gadis berambut emas itu.

Gadis berambut emas itu mendecih dan membuang pandangannya. "Ini yang ku benci darimu. Berhenti terobsesi denganku! Jangan mencariku mulai sekarang. Suatu saat nanti, aku yang akan datang padamu" Gadis itu meninggalkan pemuda berambut hitam legam itu tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

Pemuda berambut hitam legam itu, menunduk. Meneteskan air matanya. "Aku tidak menginginkan tanah ini. Aku hanya ingin hidup denganmu. Apa salahnya dengan keinginanku itu?" Tanya pemuda itu sambil mengepalkan kedua tangannya.

...♧♧♧...

Hari ini adalah hari test masuk ke akademi. Lucian memainkan pensil miliknya sambil mematap lembar kertas berisi soal-soal sejarah Erundil yang membuatnya mengatuk. Di tambah lagi, dia berada di ruangan yang terpisah dengan Andralia yang berada di kelas reguler sebagai perlindungan Bangsawan, semakin membuat Lucian tidak bersemangat mengerjakannya.

Soal no. 1. SIAPA NAMA PEMIMPIN ERUNDIL SAAT INI?

Tentu saja, Lucian tau dia mengisinya dengan cepat. 》Raja Erundil Raelyst Alvart.

Lucian menguap setelah membaca soal nomor 13. Ceritakan dengan singkat bagaimana perjuangan Pasukan Erundil mengalahkan Bangsa Iblis.

"Membosankan. Kenapa berbeda dengan yang ku pelajari dengan Ayah?" Lucian langsung menulis semua yang dia tau, sesuai dengan pengetahuan Erundil saat ini.

Dari 50 soal yang Lucian kerjakan, hanya tiga soal yang sama dengan apa yang dia pelajari. Soal yang dia kerjakan saat ini, semuanya pertanyaan mengenai sejarah dan terjemahan huruf kuno. Meski Kyle tidak memberi ajaran tentang huruf kuno, Lucian dapat menjawabnya dengan benar.

Hingga Lucian menyelesaikan semua soal itu hanya dengan waktu tidak lebih dari tiga puluh menit. Hingga, Lucian menunggu salah seorang mengumpulkan jawabannya baru dia mengumpulkannya.

Saat Lucian keluar dari kelasnya, di luar sana Kyle sudah menunggunya dengan mata yang berbinar. "Bagaimana soal-soalnya?" Tanya Kyle kepada Lucian.

"Soalnya sangat berbeda" Jawab Lucian sambil memeluk Kyle.

"Apa itu lebih sulit? Tidak masalah kalau kau gagal sekarang" Ucap Kyle sambil menepuk-nepuk bahu Lucian.

Lucian mendonggakkan pandangannya. "Soal-soal itu, lebih mudah dari soal yang Ayah berikan. Semuanya tentang sejarah Erundil dan bahasa kuno" Jelas Lucian.

Entah mengapa Lucian dapat melihat ekspresi lega dari wajah Kyle. "Tentu saja, karena aku memberikan soal-soal dari test masuk akademi jenjang 2" Jawab Kyle dengan bangga.

Lucian melepas pelukannya dan melongo. "Kau sengaja menyiksaku denhan 120 soal-soal yang ku kerjakan selama hampir 2 minggu pernuh itu?" Tanya Lucian sambil menarik kera seragam Kyle, meski dia menariknya ke bawah karena perbedaan tinggi mereka.

"Maafkan Ayah, aku hanya ingin melihat kecerdasanmu" Ucap Kyle sambil memeluk Lucian dan menggerakkannya kekanan-kekiri.

Orang-orang didekat mereka berdua melihat keakraban Kyle dengan anak bermata merah itu. Mereka semakin yakin dengah rumor Kyle yang mengadopsi anak. Daripada mengadopsi anak, perlakuan Kyle kepada Lucian sudah seperti perlakuan Ayahnya pada anak kandung. Dan juga, warna rambut Lucian dengan Kyle memiliki kepekatan yang sama.

"Apa bocah itu memang anak Kolonel?" Mereka membatinkan hal yang sama. Namun, mereka tidak berani bertanya.

...♧♧♧...

Lucian dan Kyle kini mendatangi ruangan tunggu untuk kelas Andralia. Di luar ruangan itu, sudah dijaga oleh Prajurit Erundil kiriman Alvart. Orang tua dari kelas Bangsawan lainnya, merasa aman karena khusus kelas itu tahun ini mendapatkan penjagaan seperti ini.

Tentu saja, itu karena Putri Erundil sedang mengikuti test Akademi jenjang awal.

Andralia keluar dari ruangan tersebut dengan wajahnya yang lemas lesuh. "Apa soalnya sulit?" Tanya Lucian dengan lirih di sebelah Andralia.

Andralia mengangguk dengan matanya yang berkaca-kaca. Dia memeluk Lucian dan membenamkan wajahnya di dada Lucian yang terasa keras karena kurus. "Aku tidak suka bahasa kuno" Ucap Andralia.

Prajurit yang mendampingi Andralia terkejut melihat Andralia yang memeluk Lucian dengan sembarangan. Namun, mereka tersenyum tipis. "Akhirnya, Putri bisa sesuai dengan temannya" Batin mereka yang sama.

Dua hari berlalu dengan cepat. Surat dari akademi tingkat awal itu sudah sampai di wali murid yang mendaftarkan Putra-putri mereka. Kyle dipanggil oleh Alvart untuk menerima surat nilai Lucian.

Kyle langsung membukanya untuk menunjukkan kepada Alvart, nilai yang di dapatkan Lucian. Dia sudah bersiap apabila Lucian mendapatkan nilai di bawah standar. Namun, Lucian mendapatkan nilai 98,5, dan di dalam surat itu terdapat ucapan atas nilai tertinggi yang diterima.

Lucian mendapatkan kelas golongan 1 karena nilai itu. Dia juga diminta untuk mempersiapkan diri sebagai perwakilan siswa untuk membawakan pidato Selamat datang.

Alvart sama terkejutnya dengan Kyle. Mereka berdua melongoh dan bertukar pandang.

"Bukankah, anak itu baru belajar menulis dan membaca?" Tanya Alvart.

Kyle mengangguk.

"Ya, kalau begitu. Kau juga harus melihat nilai Putriku" Ucap Alvart dengan bangga.

Nilai Andralia terlihat. Alvart langsung membukanya dengan lebar. "SHUUSSS...."

"78" Itu adalah nilai yang Andralia dapatkan.

Alvart tidak bisa berkata-kata. "Anakku pintar di bidang yang lain" Ucapnya dengan lemah dan Kyle mengangguk.

Meski begitu, Andralia tetap masuk di kelas golongan 1 karena dia adalah seorang Putri Erundil.

Di hari berikutnya, Kyle mendatangi akademi untuk mengurus biaya administrasi Lucian. Kyle menolak untuk mendapatkan tunjangan pendidikan dari Alvart. Bagi Kyle, apabila Lucian mendapatkan tunjangan itu, suatu hari nanti, Lucian sendiri yang akan kesusahan apabila dia memutuskan untuk tidak menjadi pasukan Erundil.

Lucian mendapatkan kain seragam sebanyak 7 pasang dan 1 pasang seragam olahraga yang sudah jadi. Mulai dua bulan yang akan datang, Lucian akan tinggal di asrama akademi, sebab Andralia akan di asramakan juga oleh Alvart.

"Jadi, kita siapkan semuanya yang kau butuhkan, Lucian" Ucap Kyle sambil membawa kain seragam untuk dijahitkan.

Lucian mengangguk dengan cepat.

"Aku mau beli tas yang anti sihir" Ucap Lucian dengan senyumnya yang lebar.

"Ya, kita beli kalau ada" Ucap Kyle sambil menutup pintu rumahnya.

"Yes!" Lucian begitu girang.

Kyle senang melihatnya, meski dia tidak tau apa yang membuat Lucian begitu mengharapkan tas anti sihir itu. Negri ini, sudah lama berkembang. Sesuatu yang bernama sihir itu, sudah ketinggalan zaman. Banyak dari mereka yang tidak percaya akan adanya Iblis dan sesuatu yang bernama sihir. Meski orang-orang menganggap dua hal itu sebagai mitos, ada baiknya mereka juga mewaspadai akan datangnya bencana 1000 tahun yang lalu datang kembali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!