NovelToon NovelToon
RUNGKAD

RUNGKAD

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Kecewa. Satu kata itulah yang mengubah Rukayah menjadi sosok berbeda. Hidup bersama lelaki yang berstatus suami tapi diperlakukan layaknya keset membuat Rukayah jengah dengan kehidupan rumah tangganya.

Bersabar bukan lagi jalan keluar. Dia tidak bisa terus bersama orang yang tidak menghargai dirinya.

Keputusan untuk berpisah sudah bulat meski suaminya, si Raden Manukan itu nantinya akan mengemis meminta untuk terus bersama.. I'm sorry mas, aku wes kadung rungkad!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rungkad 21

Nimas buru-buru menyembunyikan testpack di tangannya agar tidak ditemukan siapapun. Meskipun mengantarkan adiknya pergi berobat, nyatanya Raden tidak mengetahui perihal hasil pemeriksaan Nimas waktu itu. Ya karena Raden lebih memilih duduk di atas motornya memperhatikan sang mantan istri pergi dengan mobil hingga mobil itu hilang dari pandangan tertelan keramaian jalan.

Ketika kamu udah dewasa dan masih numpang hidup di rumah orang tua tanpa adanya penghasilan untuk ikut mengusahakan agar dapur tetep ngebul itu sulit kawan!

Orang tua tak selamanya punya bahu sebakoh itu untuk terus menopang beratnya beban hidup dengan te_tek bengeknya yang makin lama makin semrawut.

Seperti pagi ini. Kebiasaan Raden yang selalu bangun ketika matahari sudah tinggi-tingginya, membuat sang mamak geram.

"Raden! Kamu bisa nggak berguna sedikit saja jadi orang? Itu adikmu sakit, dari pagi ngeluh pusing sama muntah-muntah, udah lemes gitu kok kamu santai-santai aja itu lho gimana?!" Teriak ibunya Raden menggelegar.

Ya itu yang mantan mantumu rasakan dulu buuuu, elah. Anak ogah kerja, lebih suka nongkrong sama tetangga kok dibolehin membangun rumah tangga.. Rumahnya ambruk, tangganya jatuh nimpa kepala! Ajooor Jum!

Bangun setelah teriakan ke sekian kalinya. Oke, ini udah berisik pake banget! Raden meregangkan otot-ototnya sambil nguap diikuti gerakan garuk-garuk pantat pada akhirnya, Raden berusaha mengumpulkan kembali nyawanya yang masih melayang di awang-awang.

"Astaga ini anak satu, banguuuuuuuun!!!" Mamak kesalnya nyampe ubun-ubun, karena Raden yang dikira mau mandi atau minimal cuci muka malah gelosot (selonjoran) di lantai bersandar pada badan mesin cuci emaknya. Rupanya dia hanya pindah lokasi tidur.

"Iya buk iya, ya Allah buk.. Ru aja nggak segitunya kalo aku bangun siang.." Malas sekali dia untuk sekedar gerakin kaki menuju kamar mandi.

"Ru lagi Ru lagi, sekali lagi kamu sebut-sebut nama perempuan sun_dal itu, pergi aja kamu dari sini. Sana minggat ke rumah mantan istri tak tahu diri mu itu!" Lantang si mamak geram.

Dosa apa sih mak, si Ru sama mamak nyampe segitu bencinya sama orang yang nggak pernah ganggu dirimu itu? Hanya mamaknya dan Tuhan yang tahu.

Melihat ibunya yang sudah berubah dari mode cabe rawit ke mode cabe setan, Raden tak lagi punya niatan untuk membantah ibunya. Dia langsung masuk kamar mandi dan menyegerakan perintah kanjeng mami setelahnya.

Beralih ke tempat kerja Ru. Dia kini jadi mandor. Betapa senangnya dia, dan betapa kesalnya para pekerja lain yang lebih senior dari Ru. Dia peduli? Woyajelaaaas enggak!

"Bu man kok bantuin ngupas singkong, kan tinggal ngecek kerjaan kita-kita aja." Lita cekikikan.

"Bu man bu man lambemu minta di laminating! Aku bingung mau ngapain, liat kamu kok jiwa ngupas singkong ku meronta-ronta."

Mendengar jawaban Ru membuat Lita tertawa. Dia tahu pasti meski ada di atas angin sekalipun tidak akan membuat persahabatan mereka berubah. Ru tetap lah Ru yang sederhana dan apa adanya.

"Ta, makasih ya.. Karena kamu ngajak aku kerja nyabutin singkong dulu, sekarang bisa kerja layak kayak gini. Aku beneran nggak pernah ngimpi bisa jadi mandor, bisa kerja serabutan aja seneng ku bukan main.."

"Itu kan emang rejeki kamu Ru. Kata guru ngaji ku dulu, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan Allah Subhanahu Wa'taala lipat gandakan, juga kebalikannya.. Kalau berbuat jahat pada makhluk ciptaan Allah yang lain, bakal kena azab berkali-kali lipat lebih pedih, Nggak usah kagum gitu liatnya dudul!"

Ru mengacungkan jempolnya. "Sungkem ustadzah.."

Gelak tawa tak bisa ditahan keduanya. Asli kebahagiaan itu begitu nyata untuk Ru dan Lita. Mereka tertawa-tawa sedangkan di pojokan sana sekelompok emak-emak sedang sibuk numpuk dosa dengan terus menggunjing Ru dan Lita. Ga sudahlah, emang sifat manusia itu ya gitu.. Kalau nggak jadi omongan ya jadi pihak yang ngomongin!

Sore harinya, Ru sudah membuat laporan. Berapa banyak singkong yang masuk dan berapa banyak yang bisa dikerjakan hari ini. Nama para pekerja di sana dia tulis rapi berurutan dengan banyaknya hasil kerja yang mereka bisa tuntaskan. Setelah merasa cukup rapi dan tulisannya bisa dimengerti, Ru bergegas menyerahkan laporan kepada mas juragan.

Beberapa kali mengetuk pintu rumah Maulana tapi tidak ada jawaban apapun dari dalam sana. Ru sampai menanyakan pada beberapa orang yang riwa-riwi, mungkin saja mereka tahu keberadaan mas juragan ada di mana.

Perut Ru berbunyi. Menandakan lambung minta jatah sore ini, padahal dia pernah sakit maag hingga rasanya mau mati tapi demi bisa bertemu Maulana dia kembali menunda waktu makannya.

"Kirain jadi mandor itu enak, lha kok lebih kek jongos gini.. Sekarang pasti Lita udah nyampe rumah. Udah mandi, makan masakan mamaknya.. Lha aku? Muka masih kayak ondel-ondel, mana perut ngajak dangdutan bar-bar, capeknya berkali-kali lipat.." Ru duduk di bawah bangku panjang di samping rumah Maulana.

Tiupan angin semilir serta sayup-sayup terdengar suara kendaraan berlalu-lalang, seperti sebuah lagu pengantar tidur yang sempurna. Saking lelahnya.. Mata Ru seakan terhipnotis untuk terpejam. Orang ngantuk mah nggak lihat sikon, yang penting ada kesempatan buat tidur, pasti dijabanin mau ngeringkuk mirip kucing juga hayoo aja.

Dan saat itu Maulana baru pulang dari kantornya. Banyaknya pekerjaan membuat dirinya harus lembur. Tepat pukul 18.35, Maulana tiba di rumahnya. Setelah memarkirkan mobil asal di depan rumah, dia turun dari mobil dan sedikit berlari. Gerimis yang tadinya berupa pancuran air tipis-tipis dari langit, kini berubah jadi guyuran hujan yang kayak nantangin siapa aja buat berbasah-basahan ria jika terus berada di ruang terbuka.

"Astaghfirullah, mbak Ru.. Mbak.." Maulana terkejut karena melihat Ru meringkuk sendiri dengan mata terpejam di bangku.

'Mbak, mbak.. Kamu kenapa?" Tepukan pelan Maulana lakukan untuk memeriksa apakah Ru hanya tidur atau pingsan. Perlahan mata itu terbuka.. Tiga kata yang keluar dari alam bawah sadarnya karena belum sepenuhnya terjaga membuat dirinya jadi malu-semalu malunya.

"Aku laper buk.." Ucap Ru sambil menatap ke arah Maulana.

"Ya Allah, iya iya.. Masuk dulu mbak."

Entah di mata Ru siapa yang Ru lihat. Mungkin lelah hati dan pikiran membuat dirinya berhalusinasi ringan dan menganggap sedang bicara dengan almarhumah ibunya.

'Kok suara ibuk jadi ngebass, lho.. Ibuk kan udah nggak ada? Apa sekarang aku lagi di alam kubur? Atau jin qorin lagi usil nyampe nyamar jadi ibuk tapi lupa nyetting suaranya biar mirip ibuk??'

Sadar ada yang salah. Ru langsung membuka mata sempurna. Taraaaaaaa... Sekarang dia sedang digendong ala-ala pengantin baru oleh juragannya. Ini kali kedua Maulana bersentuhan langsung dengan Ru, menggendong Ru seperti seorang suami mau ngajak istrinya main skidipapap.

"Eh maaf mas.. Ak-aku bisa jalan sendiri kok.."

"Nanggung mbak. Ini juga bentar lagi nyampe dalem kok."

"Eh, apanya yang nyampe dalem mas??"

"Hahaha, ini lho ini.. Udah sampai sini. Nyampe dalem rumah ku mbak."

Apa karena kelaparan bikin kepintaran Ru makin menguap? Atau dia salting sama sikap manis Maulana kepadanya nyampe bikin dia sedikit dongo?

"Eemmm.. Ini mas, aku mau ngasih laporan hari ini."

"Kruuuuuukkkkk"

Lagi nyodorin buku yang sedari tadi didekapnya, si perut menunjukkan jika dirinya sama sekali nggak ada sopan-sopannya. Bunyi kenceng banget. Makin jadi lah malunya si Ru di depan Maulana.

"Harusnya kalo aku nggak ada di rumah pas jam pulang kerjanya mbak Ru, mbak nggak usah nungguin aku. Tapi nggak apa-apa, sekarang minum dulu teh angetnya. Biar mbok Jum nyiapin makan buat mbak Ru." Ucap Maulana ketika seorang yang bekerja di rumahnya menaruh dua cangkir teh hangat di meja.

"Eh, nggak usah mas.. Aku tak langsung pulang aja."

"Di luar masih hujan, mbak Ru nggak bawa kendaraan kan? Kalau besok malah nggak bisa kerja karena masuk angin dan maag nya kambuh gimana? Mbak di rumah sendirian kan? Pulang ke rumah masih kudu masak dulu.. Kenapa nggak makan di sini aja? Nanti kalau udah makan, aku anterin pulang. Gimana?"

Wait.. Kok Maulana tahu kalau Ru di rumah sendirian? Ya tahu.. Wong status jandanya Ru aja mas Maulana ini yang mempercepat kok.

Tanpa memberi jawaban dengan suara, Ru mengangguk setuju. Senyum langsung terlihat dari sudut bibir Maulana. Ah.. makin ganteng saja juragan satu ini.

"Mbak, aku tinggal sebentar ya.. Mau sholat. Apa kita berjamaah aja, mbak belum sholat kan? Atau lagi halangan?"

Hanya pertanyaan kecil mampu menyentuh hati Ru karena selama ini Raden yang pernah menjadi suaminya saja tidak pernah sekalipun menawarkan diri menjadi imam untuknya ketika menjalankan kewajiban kepada Sang Pencipta.

Siapa yang bisa menolak pesona lelaki patuh pada Tuhannya seperti Maulana? Wohoo mbak Ru, saatnya kamu nyiapin hati karena mas Maul bakal nunjukin lebih banyak kejutan lagi buat kamu!

1
尺o𝐙⃝🦜
gak salah sih emaknya lita yang mikir mas maul suka sama Lita secara kan selama ini gak ada cwok yang deket apalagi baek mau ngasih ini itu ke Lita,
ditambah ada unsur ngarep.com juga ya Mak pengen mantu cakep Baek bin kaya😂 tapi ternyata emak salah sasaran karna target mas maul itu ru
尺o𝐙⃝🦜
dasar nimas maling teriak maling, sendirinya yang obral pangkal paha orang lain yang dijelek2in
Moms Raka
perutku bs kram thooorr ketawa trs 😅😅😅👍👍💪💪💪💪
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
coba kamu critanya samaku, Litt..
pasti ku ketawain juga kok
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
ya smoga aja di catet malaikat Lit😅
ucapan kan doa
Lyta Thalita
😂😂😂😂 jika pagi harinya Raden sepi damai gk bisa dispeed lah itu main kuda2 an nya
Lyta Thalita
iya bareng bolo kurowo
halu lah kau nimas😏
Me mbaca
makanya Lita...jangan terlalu lemez itu mulut, jadi kena batunya deh .
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
puter aja puter 😒
yg bilang gitu siapa coba😤
Susanty
kaum Dhuafa yang perlu di santunin, lagian Lita ngambil barang banyak bgt, berasa aji mumpung ada yang bayarin 🤣🤣🤣
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
makanya jadi org gosah julid bae
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
aduh aduh, gak kapok nih Nimas
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
namanya juga bujuk rayu
kamu aja terlalu buduh, percaya modelan cwo mokondo
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
iya Thor iya 😌
selow aja jgn ngegas gitu
Viranha Kawaii Na Fahla
ngakak parah ihh Lita ya ampun /Facepalm/
ⓉᵃᵗᵅⒽ ᵃˡⒷᶥⓇᵘnʸ 𒈒⃟ʟʙᴄ
nah aku suka caramu ruuu🤭🤭🏃‍♀️🏃‍♀️
Lyta Thalita
hmm dibuang embel2 mbak nya, jangan bilang pingin ganti panggilan adek terus meningkat jadi sayang lanjut ke jenjang istri
eakkkk🥰🤣
Lyta Thalita
pengaman nya bocor kalee
terlalu irit lah kamu mas ciko, seharusnya sekali pake buang.. lah buat nyoblos berkali2 ya jebol😑😑
Susanty
lanjut Thor🤭🤣🤣
Me mbaca
wah Lita aji mumpung nih... mumpung ada gratisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!