Motives

Motives

Bab 01

Elisabeth Veronica Louie

Itulah namaku. Bagus bukan?

Tentu saja bagus karena kata daddy and mommy mereka memikirkan namaku sampai tujuh hari tujuh malam.

Selain namaku sangat bagus entah

kenapa banyak orang memanggilku si gadis pemalas?

Padahal aku merasa tidak malas sama sekali bahkan mommy and daddy yang katanya memikirkan namaku saja membutuhkan tujuh hari juga

ikut ikutan memanggilku

'gadis pemalas'.

Aku memiliki dua saudara kandung yah kali saudara pungut, hehe.

Yang satu bernama Rayhan Juan Louie dia

kakak laki lakiku dan yang kedua bernama Bella Virna Louie dia kakak perempuanku.

Hidupku sangat nyaman dipenuhi ke mewahaan dan kekayaan yang tak akan habis tujuh keturunan tujuh tanjakan tujuh belokan dan yang lebih penting keluargaku sangat menyayangiku.

Maka dari itu banyak manusia manusia yang iri kepadaku.

Iri bilang bos eh salah bawahan.

Tapi tenang walaupun hidupku penuh kemewahan dan kekayaan itu tidak

membuatku sombong dan lupa diri.

Aku itu baik bahkan sangat baik seperti ada uang jatuh didepanku, tentu saja aku akan mengambil dan membeli bakso untuk aku makan.

Kenapa aku tidak mau mengembalikannya?

Jawabannya karena aku sangat malas dan lagi rezeki tidak boleh ditolak.

Aku sangat pintar dalam bidang non-akademik maupun akademik.

Seperti sekarang ini aku sedang bermain basket dengan satu grup denganku.

Aku melempar bola basket ke temanku tubuhku penuh keringat dan duduk di tempatku.

Aku melirik pelatih yang ada disampingku untuk melihat nilai yang pelatih itu tulis disana.

Belum sempat melihat nilainya, pelatih itu

menutup mapnya dan pergi darinya.

Aku mengangkat bahu acuh ah rasa kantuknya sudah menyerangnya, aku segera pergi dari ruang olahraga yang berada di area kampus.

Aku mengambil jurusan IT semester 5.

Tapi sebelum aku pergi meninggalkan ruang olahraga tiba tiba ada suara yang menghentikanku.

"Where are you going, Elisa ?"tanya Bianca teman satu tim basketku.

"Pulang."

Bianca hanya menggelengkan kepalanya Elisa sedang berjalan keluar dari sini, dia tau kalau Elisa cuma hanya ingin tidur

dirumah.

Sekarang aku sedang menunggu mobil suruhan mommyku di halte depan kampus sambil menunggu aku memasangkan earphone mendengar musik dan membaca novel yang di rekomendasikan oleh kakak perempuannya The Love Kiss'.

Ceritanya kurang menarik karena aku bosan melihat antagonis pastinya akan sial dan berujung kematian yang tragis.

Tapi entah kenapa aku ingin menghabiskan buku ini dalam satu waktu saja.

Elisa yang sedang mendengarkan musik

menggunakan earphone dirinya tanpa sadar ada sebuah bus yang remnya blong yang akan menabraknya.

BRAKK

Banyak orang berkerumun mengelilingiku ada yang memanggil ambulans.

Sedangkan aku hanya bisa menatap mereka saja dengan tatapan yang sayu menahan sakit diseluruh badannya dan lama kelamaan matanya menjadi kabur dan gelap.

'Dad, Mom, Kak Ray dan kak Bella. Terimakasih telah memberiku banyak cinta dan sekarang aku pergi."

*****

Disisi lain seorang perempuan menatap tajam perempuan yang sedang berdarah.

Tak lama kemudian datanglah kedua pria remaja dengan langkah terburu buru.

Satu pria remaja itu duduk melihat perempuan yang sedang berdarah di telapak kakinya.

Dan satu pria remaja lagi berdiri tegak menatap tajam perempuan yang menurutnya menjadi tersangka dari lukanya perempuan yang sedang terduduk di lantai.

"NGAPAIN LO BIKIN MIKAYLA TERLUKA HAH?"teriak pria remaja itu dengan nada membentak.

"Kak bukan seperti itu..."

"GAK USAH LO PANGGIL GUE KAKAK DENGAN MULUT LO! Menjijikan!"

"JIKA GUE BISA MILIH GUE LEBIH MEMILIH MIKAYLA SEBAGAI ADIK GUE

DARI PADA LO!"

Deg

Bagai ribuan jarum menusuk hatinya, sungguh sangat miris hidupnya dibenci

oleh keluarganya hanya karena kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sama sekali.

Tidak ada yang membelanya sama sekali

sedangkan perempuan yang sedang terduduk disana yang tidak ada hubungan darah dengan keluarganya saja dibela.

Seandainya bisa memilih juga dia tidak akan memilih hidup dengan penuh penderitaan seperti sekarang ini walaupun di penuhi harta tapi percuma saja jika hidupnya selalu dibenci.

Ayahnya tidak pernah membelanya, kedua saudaranya selalu menyalahkannya dan

menatapnya dengan tatapan benci.

Sangat menyakitkan.

"Kak aku punya pertanyaan yang sangat mudah, apa kamu ingin aku mati?"tanyanya dengan tatapan lelah.

"YA GUE INGIN LO MATI!"

Lima kata terucap dari mulut saudara kandungnya membuatnya semakin putus asa, tersenyum miris menatap kedua saudaranya yang sedang mengurusi perempuan itu.

Berjalan dengan tatapan teduh melihat sinar matahari dari balik jendela yang cukup besar.

Dia membuka kedua jendela itu.

Sedangkan Marvin dan Melvin kedua saudara kembar dari perempuan yang menatap acuh sinar matahari dari jendela, menurut mereka dia sedang melihat matahari saja.

Tapi siapa sangka adiknya bukan menatap matahari tapi melompat dari lantai tiga.

Mereka berdua berlari turun melihat adiknya yang sudah tergeletak dengan banyak darah yang keluar dari tubuh adiknya.

"SIAPKAN MOBIL!"

Marvin langsung menggendong tubuh adiknya berlari masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan.

Marvin menatap bersalah melihat adiknya.

"Eliza kumohon bertahanlah."

Elizabeth nama dari adik kedua kakak kembarnya, hanya tersenyum miris melihat kakaknya mempedulikan disaat

saat terakhirnya.

*****

Dokter keluar dari ruang UGD setelah setengah jam lamanya didalam sana.

Dokter itu mendekati keluarga si pasien.

"Dok bagaimana keadaannya?"tanya Marvin dengan nada khawatir.

"Pasien berhasil melewati masa masa kritisnya dan sekarang pasien sedang koma. Untuk sekarang jangan mendekatinya terlebih dahulu sebelum saya memeriksa pasien lebih lanjut lagi"jawab Dokter.

"Berapa lama adik saya akan bangun dok?"

"Karena ada pendarahan yang hebat di kepalanya menyebabkan koma maka paling cepat esok hari."

"Kalau tidak ada lagi, saya permisi!"

"Marvin!"

Marvin mengusap matanya yang mengeluarkan air mata, melihat ayahnya dan temannya datang mendekatinya.

Dibelakang temannya ada dua perempuan dengan pakaian badgirl.

"Apa yang terjadi sama sahabat gue?"tanya Karen sahabat Eliza.

Belum sempat Marvin menjawab, dia sudah dapat bogem mentah dari perempuan bar bar.

"Gak usah ditanya Karen, pasti mereka semua yang menyebabkan sahabat kita

masuk rumah sakit."ujar Jessica sahabat Eliza.

"Apa kata dokter, Marvin?"tanya Andika ayah dari si kembar dan Eliza.

"Eliza koma"jawab Marvin menunduk menyesal.

BUGH

BUGH

Karen meninju wajah Melvin dan Jessica kembali meninju wajah Marvin.

Karen dan Jessica ingin meninju wajah mereka berdua lagi, tapi dihalangi oleh perempuan menjadi tameng mereka berdua dan sialnya perempuan itu adalah perempuan paling mereka bertiga benci.

"Karen, Jessica. Jangan memukuli mereka!"

"Cih perempuan gila ini lagi!"

"Siapa lo beraninya berhentiin kita?"jessica

menunjuk nunjuk wajah perempuan sialan itu.

"Lo tau gak kalau gara gara lo sahabat gue jadi koma"jessica mendorongnya hingga

terjatuh.

"JESS-"

"Maaf tuan nona. Mohon jangan berisik karena ini adalah rumah sakit!"ucap suster

memotong bentakan dari pria yang ada disampingnya.

Jessica masih tetap menatap tajam si kembar dan temannya apalagi perempuan

sialan itu, "Pergi dari sini! Kita yang akan menjaga Eliza."ucapnya.

"Apa maksud lo?"tanya Marvin.

"Benar, apa kata Jessica mending kalian pergi dari sini termasuk om Andika dan lo

pada."

Karen menunjuk si kembar.

"Tapi kita keluarganya."

"Keluarga yang membuat anggotanya terluka dan bunuh diri!"ucap Jessica membuat keluarga Elizabeth kena mental.

***

Terpopuler

Comments

Ida. Rusmawati.

Ida. Rusmawati.

/Smile/

2024-06-09

0

Arsyila Syafika

Arsyila Syafika

2024-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!