NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penelpon misterius

“Selamat malam kakak yang usil, selamat tidur.” Gina pun membalas teriakan Agatha dari dalam kamar.

“Benar nggak sih yang dikatakan Agatha? Apa benar Ega suka padaku? Ah tapi itu tidak mungkin deh. Kalau memang dia suka, kenapa dia tidak bilang sejak masi di Larantuka? Terus kenapa juga dia mengingkari janji untuk bertemu denganku waktu itu?” ahhh tidak mungkin, tidak mungkin.” Gina mengkhayal, memikirkan apa yang baru saja Agatha katakan padanya, dia menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk berusaha menghilangkan pikiran itu dari otaknya. Dia belum bisa meyakinkan dirinya kalau benar Ega menyukainya, kecuali pria itu yang mengungkapkannya. Dan dia juga tidak bisa meyakinkan dirinya karena dia takut berharap lebih pada pria itu namun pada kenyataannya akhirnya tidak sesuai dengan harapannya.

Terlalu banyak berpikir, sampai akhirnya Gina ketiduran tanpa melakukan apa-apa lagi.

Tiba-tiba jam lima dini hari, ada penelpon tak di kenal menghubungi Gina.

“Aduh nomor siapa lagi ini? No name lagi, siapa sih? Nelpon jam segini lagi. Tidak tahu apa kalau ini masih jam tidur.” Gina menggerutu mendengar nada panggil di handphone nya.

“Haloo!” Dengan suara khas baru bangun tidur Gina menerima panggilan di handphone nya.

“Halo, kamu Gina kan?” Tanya penelpon itu.

“Benar aku Gina, kamu siapa? Ada apa menelpon ku jam segini? Ada perlu apa?” tanya Gina.

“Aku hanya mau menanyakan kabarmu saja.” Jawab penelpon itu.

“Aku baik-baik saja. Kamu siapa sih? Ada apa menelpon ku?” Tanya Gina lagi.

“Maaf untuk saat ini aku belum bisa memberitahumu tentang siapa diriku. Yang terpenting untuk kamu tahu adalah dulu kita berteman, dan jika kamu mengijinkan, seterusnya aku ingin menjadi temanmu.” Jawab penelpon itu lagi yang semakin membuat Gina penasran.

“Huh dasar cowok tidak jelas. Yah sudah terserah kamu saja deh! Kalau memang tidak mau ngasi tahu siapa kamu, tidak apa-apa, aku tidak maksa. Tapi sekarang aku mau tidur lagi, masih ngantuk.” Bentak Gina.

“Baiklah Gina, maaf sudah mengganggu waktu tidurmu, lain kali aku akan menelponmu lagi. Boleh kan?” Tanya penelpon itu lagi.

“Terserah kamu saja!” Gina yang masi emosi langsung mengakhiri pembicaraan di telpon.

“Siapa sih itu orang? Kok rasanya suara nya tidak asing deh, seperti suara siapa yah? Rasanya familiar banget.” Kata Gina dalam hati setelah mengakhiri panggilan telpon.

Selama beberapa hari sang penelpon selalu menghubungi Gina dengan tujuan yang sama yaitu hanya ingin mendegar suaranya dan ingin mengetahui kabar Gina. Sampai akhirnya karena kebiasaan menelpon ini membuat Gina terbiasa dan bahkan Gina menjadi percaya pada sang penelpon misterius itu.

“Gina, kok suaranya agak lain hari ini?” Tanya penelpon misterius pada Gina setelah beberapa hari terakhir mereka berdua sering telponan.

“Lain gimana maksudmu?” Gina balas bertanya.

“Sepertinya sedang sedih gitu?!” Jawab penelpon misterius.

“Iya, aku lagi ingat temanku.” Kata Gina membenarkan bahwa dirinya sedang sedih.

“Kenapa dengan temanmu?” Tanya penelpon misterius dengan nada penasaran.

“Dulu aku punya teman, namanya Randy. Secara tidak sengaja sih aku temenan sama dia, hanya karena kakak aku yang mengatur rencana untukku dan Randy pergi liburan bersama di Larantuka. Tapi dia tiba-tiba menghilang begitu saja.” Jawab Gina.

Sang penelpon misterius terdiam sejenak ketika mendengar perkataan Gina.

“Entah sekarang dia di mana, semua akses yang dia punya tidak dapat dihubungi. Terakhir dia menitipkan surat pada kakakku dan melalui surat itu dia menceritakan apa yang terjadi padanya. Aku pingin banget ketemu dia.” Gina sedih, dia mulai meneteskan air matanya.

“Jangan sedih seperti itu Gina, aku yakin suatu saat nanti pasti kalian akan bertemu.” Kata penelon misterius menenangkan Gina.

“Maafkan aku Gina.” Kata penelpon misterius di dalamm hatinya, yah penelpon itu adalah Randy yang sebenarnya namun dia tidak mengungkapkan identitasnya pada Gina dan sayangnya Gina tidak menyadari itu, bahkan Gina tidak dapat mengenali suara Randy.

“Iya, semoga saja aku bisa bertemu kembali dengannya.” Kata Gina sedih.

“Pasti itu Gina!” Kata Randy dengan yakin pada Gina.

“Kok kamu yakin banget? Emangnya….” Gina belum selesai berkata-kata.

“Iya aku yakin karena aku tahu kekuatan doa mu akan selalu menyertai dia, Tuhan pasti mendengar doamu.” Randy memotong pembicaraan Gina, dia hampir saja ketahuan.

“Benar, kekuatan doa sangat besar kuasanya, aku percaya itu. Aku akan selalu mendoakannya.” Tambah Gina ternyata tidak curiga.

“Benar Gin, kamu harus selalu berdoa untuknya. Oh yah, sebaiknya sekarang kamu istrirahat!” Kata Randy.

“Iya, kebetulan aku juga sudah ngantuk. Terima kasih sudah mendengarkan ceritaku.” Gina mengakhiri pembicaraannya di telpon dengan sang penelpon misterius.

Gina merasa semakin dekat dengan sang penelpon misterius itu, dia merasa nyaman jika curhat pada orang yang tidak dia ketahui kebenarannya siapa orang tersebut. Jika Gina sedang butuh teman untuk curhat, dia sering menghubungi sang penelpon misterius, dia menceritakan tentang kehidupannya setiap hari baik di rumah, di kampus bahkan sampai masalah dengan Randy dan Ega pun sudah dia ceritakan pada orang itu.

Kini Gina telah perlahan melupakan Randy dan dia mulai terbiasa dengan keberadaan sang penelpon misterius serta mulai menerima keberadaan Ega di sampingnya walaupun saat itu hanya sebagai teman.

**

“Gina!” Ega menghampiri Gina yang sedang duduk di taman kampus bersama teman kuliahnya.

“Ega? Ayo duduk! Ada apa mencariku?” Gina menyapah Ega kemudian memberi ruang sedikit untuk Ega duduk di sampingnya.

“Aku hanya pingin ketemu kamu.” Jawab Ega santai.

“Heemmm…” Gina berdehem, dia tidak mengerti dengan maksud kedatangan Ega, kalau hanya sekedar ingin menemuinya kenapa harus datang ke kampus dan tidak menghubunginya terlebih dahulu padahal biasanya Ega selalu menelpon untuk sekedar bertanya keberdadaan Gina.

“Ega kenalin, ini teman kuliah aku namanya Lia.” Gina memperkenalkan temannya pada Ega.

“Halo Lia.” Ega melambaikan tangan pada wanita yang dimaksud oleh Gina.

“Lia, ini Ega yang pernah aku ceritain itu.” Lanjut Gina memperkenalkan Ega pada Lia.

“Halo Ega.” Lia membalas sapaan Ega kemudian mengulurkan tangan untuk saling bersalaman.

“Emang Gina pernah cerita apa tentang aku?” Kata Ega sambil membalas salam dari Lia.

“Ada deh, urusan wanita. Kamu tidak perlu tahu.” Jawab Lia pada Ega. “Gina, kalau gitu aku tinggal yah? Kebetulan sudah ada Ega kan? Aku pulang dulu.” Pamit Lia.

“Oke, makasi yah sudah temani aku, besok kita belajar bareng lagi yah?!” Kata Gina pada Lia.

“Oke. Sampai jumpa besok.” Lia mengakhiri pembicaraan kemudian melangkahkan kaki meninggalkan Gina dan Ega di taman.

“Hai Gina, Ega!” Sapah Agatha yang datang menghampiri Gina dan Ega di taman. “Sudah lama yah di sini?” Tanya Agatha basa-basi.

“Aduh apa lagi ini, tidak bisa lihat orang lagi berduaan saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!