NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Alan

Mobil sedan hitam melaju di jalanan sepi nan legam, di sisi kiri dan kanan hanya terdapat pohon yang menghiasi sepanjang jalan. Matahari sebentar lagi tenggelam membuat suasa meremang.

Bruk!

“Maaf, Bos. Aku tidak melihat lubang tadi,” ujar salah satu pria yang berada di atas mobil tersebut, ia memfokuskan matanya pada jalan agar tidak lagi mendapatkan pelototan dari sang bos.

“Apa yang akan kita lakukan pada gadis ini, Bos?” sesuai yang dikatakan Kirana, mereka bebas melakukan apa saja pada gadis ini yang tak lain adalah Lily.

Ketua mereka memandang Lily dengan tatapan datar, lalu menajam tak kala melihat gelagat anak buahnya yang mendekatkan wajahnya pada Lily.

“Cih, jauhkan wajahmu burukmu. Jangan sentuh dia!” bentaknya seraya melayangkan koran yang telah ia gulung.

“Maaf, Bos.” Cicit pria itu menjauh dari Lily, sepertinya sang bos tertarik dengan gadis ini. Membuat ia akan bersabar menunggu setelah bosnya puas dan bosan dengannya.

Suara ribut dan guncangan membuat Lily perlahan sadar, mata gadis itu menyipit dan terbuka secara perlahan. Baru saja ia ingin menggerakkan tangan, namun ternyata diikat. Membuat gadis itu menyadari bahwa ia tengah diculik.

Lily memaki Naura tak kala saudara tirinya itulah yang membuatnya seperti ini, apa yang dia inginkan? Kenapa melakukan semua ini? Lily tidak habis pikir dengan kelakuan Naura. Ia sama sekali tidak memiliki alasan kenapa gadis itu melakukan semua ini padanya.

“Bos, nyonya itu sudah mengirimkan bayarannya.” Beritahu anak buah pria itu yang membuat Lily mengernyit, namun kemudian ia menetralkan ekspresinya seperti semula, pura-pura masih tidak sadarkan diri.

‘Apa maksudnya?’ batin Lily tidak mengerti. Ia tahu keluarga tirinya itu sama sekali tidak memiliki uang, apalagi hanya untuk menculiknya. Apa jangan-jangan... Lily mengira dirinya dijual. Tidak ada lagi alasan lain selain itu yang bisa gadis itu pikirkan.

‘Tega sekali mereka!’ Lily mengepalkan tangannya yang tengah terikat, tidak ingin berputus asa Lily bertekad untuk melepaskan diri dan akan membalas perbuatan Naura yang juga pasti ada campur tangan ibunya, Davina.

“Hm, kita akan membaginya nanti setelah gadis ini terjual!” pria yang hampir menyentuh Lily menggaruk kepalanya yang botak.

“Kenapa kita tidak bermain dengannya terlebih dahu—“

“Diamlah! Bos lebih tahu apa yang harus dilakukan,” potong temannya yang tengah menyetir. Lily mengepalkan tangan mendengar pembicaraan ketiga preman ini, ingin sekali ia memukul kepala mereka satu persatu. Namun, sebisa mungkin ia menahan diri. Dan kembali fokus melepaskan tali yang mengingat tangannya di belakang punggung.

Tuk!

Sang bos preman melempari lagi anak buahnya dengan gulungan koran, “Pikiranmu selalu saja selangkangan!” pria botak bukannya malu, malah nyengir bodoh. “Gadis ini masih sangat muda, akan banyak peminat dan harganya akan semakin mahal.” Dua anak buahnya mengangguk setuju.

Ketiga preman itu tidak menyadari sandera mereka telah melepaskan ikatan tangannya. Lily bersorak dalam hati dan mulai menggerakkan tangannya untuk membuka pintu mobil.

Walaupun melompat keluar sangat berisiko, gadis itu tidak peduli. Ia hanya ingin melarikan diri sekarang.

Mobil melaju stabil, sedikit kencang. Merasa kondisinya pas, gadis itu dengan cepat membuka jendela dan melompat di sana.

Tubuhnya terguling, bergesekkan dengan aspal. Perih, tetapi Lily tidak mempedulikannya. Ia bangkit dan membuka ikatan kakinya dengan cepat.

“Bos, gadis itu melompat!” seru si kepala plontos dengan leher menoleh ke belakang.

“Putar! Putar! Cepat kejar dia!” perintah bos mereka, rahangnya terkatup marah.

Setelah berhasil melepaskan talinya, Lily berlari sekuat tenaga. Sesekali menoleh ke belakang melihat mobil sedan hitam tersebut semakin mendekat.

“Ya Tuhan, tolong aku.” Do’a gadis itu dengan napas yang patah-patah. Berharap seseorang lewat pada jalan tersebut dan menolongnya.

“Mau ke mana kau, hah!” teriak kepala plontos menyeringai.

“Toloooonggg,” teriak Lily yang terasa percuma saja, suaranya menjadi serak.

“Hahahahh, ayo teriak saja semampumu!”

“Argh!” Lily terjatuh, memegangi lututnya yang kini berdarah. Celana robek, dan terdapat noda merah di sana.

“Bangun! Merepotkan saja!” gerutu pria yang merupakan bos dari preman, ia dibantu anak buahnya menarik Lily untuk kembali memasuki mobil.

“Tolongg!” teriak Lily serak.

“Apa yang mereka lakukan pada gadis itu?” tanya seorang pria yang menaiki mobil Lexus Lm berwarna putih. Mereka semakin mendekati jalan tempat Lily di seret secara paksa.

“Saya tidak tahu, Tuan. Tetapi seperti bukan hal yang baik untuk gadis itu.” Jawab sopir juga melihat Lily yang tengah memberontak.

“Tolong!” teriak Lily melihat secercah harapan tak kala mobil putih tersebut benar-benar berhenti.

“Lepaskan dia!” pria tadi menuruni mobilnya dengan setelan lengkap, melepaskan jas dan berjalan mendekat pada dua pria dengan tampilan berandalan.

“Jangan ikut campur, sebaiknya Anda kembali.” Ujar ketua mereka.

“Tolong aku, mereka mau menculikku!” Lily berusaha melepaskan tangan dua preman dengan erat.

“Tentu saja aku harus ikut campur, gadis itu sudah meminta tolong padaku.” Pria itu menyisipkan lengan kemejanya hingga siku. Berjalan mendekat ke arah Lily.

“Pegang dia!” Ketua preman maju terlebih dahulu, menyuruh anak buahnya untuk memegangi Lily.

Anak buahnya yang bertugas sebagai sopir, ikut turun untuk membantu sang bos.

“Tuan Alan!” sopir pria itu memperingati tuannya, tak kala dua preman itu maju secara bersamaan. Perkelahian tak terelakkan lagi, adu jotos pun saling sahut menyahut.

Tidak ingin terjadi sesuatu pada tuannya, sopir itu ikut turun dan membantu. Jangan salah, umurnya memang sudah kepala tiga. Tetapi pengalaman yang sekaligus sebagai pengawal membuat ia dapat mengimbangi bahkan membuat lawannya jatuh.

Pria yang bernama Alan juga dengan mudah menjatuhkan ketua preman tersebut. Ia berjalan mendekat pada pria plontos yang raut wajahnya terlihat ketakutan, bosnya dengan mudah dikalahkan pria itu, apalagi dirinya.

“Lepaskan dia, atau kau mau berakhir seperti mereka!” kata Alan dingin.

“T-tidak, t-tolong jangan lakukan. Ini aku akan melepaskan dia,” ia mendorong Lily begitu saja, lalu menghampiri bos dan temannya yang juga terkapar tak berdaya.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Alan mengulurkan tangannya pada Lily. Gadis itu mengangguk, dan mengucapkan terima kasih.

“Cih, dasar preman jalanan!” umpat supir Alan sembari menendang si botak yang tengah memapah temannya. “Tuan, Anda tidak apa-apa,” lanjutnya bertanya pada Alan.

“Hm, aku baik-baik saja.” Jawabnya, Alan mengajak Lily untuk memasuki mobilnya dan berencana mengantar gadis itu.

Lily mengucapkan banyak terima kasih pada sang penolong, bahkan pria yang bernama Alan itu berbaik hati mengantarnya pulang.

“Jadi, ini rumahmu?” tanya Alan, matanya yang sipit itu melebar menyiratkan penasaran sekaligus kebingungan.

“Iya, terima kasih sudah mengantarku.” Ujar Lily turun dari mobil. Alan ikut turun, sopirnya menurunkan barangnya di bagasi mobil.

“Alan! Kamu sudah datang, Nak?” Kirana menyambut anaknya dengan wajah berseri, tetapi ekspresinya berubah tak kala melihat Lily yang selamat dan baik-baik saja.

Bukan! Bukan ini yang dia inginkan. Tidak seharusnya seperti ini. Euforia yang awalnya memenuhi hati Kirana akan kedatangan sang anak, bahkan ia rela membatalkan menemani Arthur yang tengah melakukan perjalanan bisnis. Kini kebahagiaan itu hilang tak bersisa saat berpapasan dengan gadis yang sangat ingin ia singkirkan.

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!