Alvaro Javier Wiguna tumbuh menjadi seorang lelaki tampan, dan juga sukses memimpin perusahaan di usia 29 tahun. Tapi sayang dalam urusan percintaan Alvaro tidak seberuntung. Karena di usianya yang sekarang ia belum juga menemukan tambatan hati.
Banyak wanita diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan ada juga yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan cintanya. Tapi nggak ada yang berhasil. Bagi Alvaro, wanita itu makhluk yang sangat bawel.
Adakah yang mampu menaklukkan hati Alvaro. Yuk kepoin langsung 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon feby_mb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekalutan Sonya
Bintang baru sampai di rumahnya. Seperti biasa, ibunya selalu menunggunya pulang. Padahal ia sudah bilang pada ibunya untuk tidak menunggunya.
" Ibu belum tidur?"
" Belum, ibuk nunggu kamu pulang"
" Aku beliin bakso untuk ibuk. Kebetulan tadi aku sama Tari dan Weni mampir ke warung bakso"
" Emang uangnya ada Nak?"
" Alhamdulillah tadi dapat upah tujuh ratus ribu, Buk"
" Alhamdulillah"
Bintang tidak memberitahu ibunya kalau tadi ia bertemu dengan ayah dan juga istrinya. Ia tidak ingin membuat ibunya sedih karena mengingat ayahnya.
" Makan dulu Buk"
" Kamu nggak makan Nak?"
" Aku udah tadi Buk"
Rosma menyantap bakso yang dibelikan putrinya tadi. Sudah lama ia tidak pernah memakan bakso. Terakhir itu sebelum ia berpisah dengan ayah Bintang.
" Buk"
" Iya Nak"
" Apa ibu sedih berpisah dengan ayah?"
Rosma menghentikan makannya. Ia menatap sang putri. " Sedih sudah pasti, tapi ayah kamu lebih memilih wanita itu di banding ibuk. Jadi ibuk bisa apa"
" Apa ibuk masih mencintai ayah?"
" Tidak. Rasa itu sudah hilang saat ayah kamu berselingkuh dengan wanita itu. Dan yang parahnya, dia meninggalkan ibuk di saat ibuk sedang berjuang antara hidup dan mati"
Ya Bintang tau betul bagaimana ibunya berusaha melawan penyakitnya. Dan Alhamdulillah sekarang keadaan ibunya sudah mulai membaik.
" Seandainya ayah datang dan meminta maaf sama ibuk, apa ibuk akan memaafkan ayah?"
" Sebagai manusia biasa ibuk akan memaafkan dia. Tapi sebagai istri tidak"
Rosma sangat sakit hati karena dibuang begitu saja sama suaminya. Dia dicampakkan di saat penyakit sedang menggerogoti tubuhnya. Bukannya bertahan dengannya, suaminya malah pergi meninggalkannya.
" Ibuk selalu berdoa, semoga nasib kamu tidak sama seperti ibuk. Dan semoga kamu mendapatkan suami yang sangat mencintai kamu"
" Aamiin, semoga saja ya Buk"
Bintang juga tidak bisa memaafkan ayahnya. Ia sangat membenci sang ayah. Ia dan ibunya berjuang supaya bisa hidup. Sedangkan ayahnya hidup dengan kemewahan. Bahkan dia lupa sama putrinya yang lain.
" Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu sama ibuk"
" Nggak apa-apa Buk, aku cuma mau nanya aja"
Ia tidak ingin membuat ibunya semakin bersedih. Apalagi sekarang ayahnya hidup dengan sangat baik. Bahkan ia mampu membelikan hadiah-hadiah mewah untuk anaknya.
" Oh iya Nak, sebentar lagi musim panen di kampung kita. Apa ibuk boleh ikut membantu warga"
" Jangan dulu ya Buk. Soalnya ibuk baru selesai operasi. Takutnya nanti luka jahitan ibuk terbuka"
" Kamu benar juga. Maafkan ibuk ya, karena nggak bisa membantu kamu"
" Nggak apa-apa Buk. Selama ini ibuk lha yang bekerja untuk aku. Sekarang giliran aku yang membahagiakan ibuk"
Rosma terharu mendengar ucapan putrinya. Sekarang putrinya sudah tumbuh menjadi wanita dewasa.
" Oh iya, apa kamu pernah bertemu lagi dengan nak Alvaro?"
" Tadi aku bertemu dengan dia. Kenapa Buk"
" Kapan-kapan ibuk ingin memasakkan dia sesuatu"
" Maksud ibuk?'
" Dia kan sering membantu kita, jadi nggak ada salahnya ibuk memasakkan dia makanan"
Benar apa yang dikatakan ibunya, Alvaro memang sering membantunya. Bahkan calon tunangannya, nggak pernah membantunya.
" Alvaro itu pemuda yang baik dan juga sopan"
" Kenapa ibuk selalu memuji dia"
" Ibuk tidak memuji dia. Tapi ibuka mengatakan tentang fakta. Coba kamu liat orang-orang kaya diluar sana, mereka mana ada mau membantu orang sudah seperti kita. Bagi mereka kita ini seperti sampah.
Apa yang dikatakan ibunya benar. Karena kebanyakan orang kaya emang seperti itu. Salah satunya calon tunangannya. Laki-laki itu selalu menghinanya. Untung saja dia tidak jadi menikah dengan laki-laki seperti itu. Kalau tidak, ia tidak bisa membayangkan akan seperti apa hidupnya nanti.
" Aku cuci mangkok dulu ya Buk"
" Iya Nak"
Bintang pergi ke dapur untuk mencuci mangkok tempat bakso tadi. Dinding dapur Bintang sudah rusak parah. Ia harus segera mencari uang untuk merenovasi dapurnya.
" Buk, kira-kira berapa biaya untuk merenovasi dapur kita?" tanya Bintang saat sudah kembali dari dapur.
" Ibuk juga kurang tau. Soalnya sudah lama kita tidak pernah merenovasinya. Nanti coba ibuk tanya-tanya sama tukang yang ada di kampung kita"
" Coba aja Buk, biar kita tau harus mencari uang berapa"
" Iya Nak nanti ibuk tanya"
" Ya udah, aku mau mandi dulu"
Rosma menganggukkan kepalanya. Setelah berpamitan dengan ibunya Bintang pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena keringat.
...***...
Sonya baru bangun dari tidurnya. Ia melihat ke samping ternyata masih ada Arga. Ia merutuki dirinya, kenapa selalu laki-laki ini yang menemaninya.
" Ga bangun!"
" Sebentar lagi sayang"
Sonya beranjak dari tempat tidurnya. Ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia harus segera keluar dari kamar hotel.
Semalam ia dan Arga melakukannya berkali-kali. Mungkin karena pengaruh obat juga. Jadi ia merasa sedikit menggila semalam. Sekarang tubuhnya serasa mau remuk.
Di tubuh Sonya banyak tanda kepemilikan. Laki-laki itu memang tidak pernah berpikir untuk memberikan tanda di tempat-tempat yang tersembunyi. Untung saja yang menangani semua keperluannya Bela.
Dua puluh menit lamanya Sonya mandi. Ia keluar dengan memakai jubah handuk yang sudah disediakan sama pihak hotel. Sonya lupa kalau ia tidak membawa pakaian ganti. Ia pun segera menghubungi Bela.
" Hallo "
" Bel, antarkan pakaian gue"
" Oh iya gue lupa, ntar gue ke sana"
Setelah sambungan telepon terputus, Sonya melempar ponselnya ke atas kasur. Ia duduk di sofa sambil menunggu kedatangan Bela. Mata Sonya tertuju pada majalah yang ada di atas meja.
Ia tersenyum kala melihat fotonya terpampang dengan jelas di sana. Ia tidak menyangka akan bisa sampai ke titik sekarang ini. Dan ia akan terus mempertahankan kesuksesannya.
Bel kamar Sonya berbunyi. Sonya segera membukakan pintu untuk managernya.
" Nih gue bawakan sarapan juga"
" Makasih, yuk masuk"
" Arga mana?"
" Masih tidur"
" Gila!, jam segini masih tidur. Emang kalian main berapa lama semalam"
" Gue juga nggak tau, mungkin kita selesainya pas subuh"
" Dahsyat juga tuh obat ya. Tapi tunggu, kenapa bisa elo yang meminum obat itu"
" Gue juga nggak tau. Apa pelayannya salah kasih minum?"
" Nggak mungkin, gue liat pelayan itu mengantarkan minuman itu ke meja Varo"
" Terus kenapa gue yang kena, coba. Nggak mungkin kan Varo tau rencana kita?"
" Nggak mungkin. Karena gue liat sendiri dia juga meminum jus itu. Apa ada yang mau berbuat jahat sama Lo "
" Siapa?, selama ini gue nggak punya musuh?"
" Mungkin orang yang iri sama karir Lo"
Sonya memikirkan apa yang dikatakan Bela. Selama ini ia tidak pernah menyenggol orang. Jadi siapa yang ingin mencelakainya. Dan lagi ia juga tidak punya musuh. Sonya benar-benar bingung.
To be continue.
Happy reading 😚😚