NovelToon NovelToon
Hidden Love

Hidden Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / CEO / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua / suami ideal
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Skheizy

Ellena Aldara, wanita cantik yang memiliki keluarga sederhana yang harmonis. Sayangnya keharmonisan itu sirna karena Ellena sudah ditinggal pergi keluarganya untuk selama lamanya.

Entah perjanjian apa yang sudah disiapkan dari keluarganya, dihari terakhir duka Ellena entah itu kesialan atau keberuntungan yang ia rasa, terpaksa Ellena harus menerima nasib barunya bersama keluarga Mahendra.

"Mungkin takdir cintaku sudah diatur akan sebahagia ini hahaha" gumam Ellena percaya diri.

"Ingat!! Ini hanya perjanjian, jika semua selesai kita juga harus selesai" Ucap Ziko dingin.

Memang, takdir tidak ada yang tau jika kita tidak menggalinya, kita tidak akan menemukan atau bahkan merasakan mulainya takdir indah ataupun takdir buruk kita.

"Bahkan dikehidupan selanjutnya, aku akan tetap menikahimu, Ellena" Ucap Ziko mesra, sembari menatap lembut mata istri tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skheizy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mabuk

Satu bulan berlalu, setiap harinya Ellena terus merasa bahagia dengan perkembangan hubungannya serta sikap Ziko terhadapnya. Tapi Ziko sendiri aslinya begitu kesulitan dalam mengatur sikapnya serta hidup bersama Ellena, walau terkadang hatinya sedikit terketuk dengan sikap manis Ellena, namun apalah hati keras Ziko yang membuat Ziko akan tetap kembali ke sikap aslinya.

Malam ini mereka terlihat bersantai di kamar mereka, dengan Ziko yang membaca buku yang ia bawa beberapa ke rumah ini sedangkan Ellena sedang membayangkan rencana untuk beberapa menu baru untuk kue nya.

"Apa kamu belum mengantuk?" Tanya Ellena kepada Ziko yang masih terlihat sibuk dengan bukunya.

"Aku mau selesaikan ini, kamu tidur dulu aja kalau sudah mengantuk" Jawab Ziko singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia pegang.

"Aku akan menunggumu" Ucap Ellena sembari membalikkan badannya ke arah Ziko, yang sedari tadi tidur membelakangi Ziko.

"Matamu sudah sayu, tidur saja dulu" Ucap Ziko setelah melirik sebentar wajah Ellena.

"Kalau begitu kamu harus tutup bukunya dan tidur bersama" Ucap Ellena penuh harapan.

Melihat Ellena dengan wajah yang sedikit memelas itu Ziko menarik nafasnya sedikit panjang dan akhirnya menutup bukunya lalu meletakkannya di meja samping tempat tidurnya, setelahnya Ziko memposisikan badannya untuk ikut berbaring menghadap Ellena.

"Baiklah, ayo kita tidur!" Ucap Ziko sembari membenarkan posisi selimutnya.

"Apa kamu tidak mau memelukku?" Tanya Ellena.

"Memelukmu?" Tanya Ziko tidak percaya.

"Iya. Aku rasa hubungan kita sudah membaik, tapi kamu tidak pernah memelukku saat tidur" Jelas Ellena tanpa rasa ragu sedikitpun.

Karena Ziko yang tidak mau drama ini terasa panjang dan menyulitkannya, tanpa pikir panjang Ziko pun menuruti ucapan Ellena dan mulai mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Ellena dan akhirnya ia pun memeluk Ellena.

...****************...

Seharian ini tidak ada yang spesial untuk Ellena dan Ziko, pasalnya Jesi sudah tidak menawarkan mereka bekerja di kebunnya karena memang sudah selesai. Jadi hari ini hanya dihabiskan menonton tv dan Ziko yang membantu Ellena membersihkan rumah mereka.

Malam pun tiba, karena merasa bosan Ziko memilih untuk duduk di teras rumahnya dan memandangi langit yang terlihat begitu banyak bintang di atas sana. Sedangkan Ellena ia memilih untuk mencuci baju kotor mereka.

Tiinnn...Tiinnnn...

Terdengar bunyi klakson mobil yang sepertinya Ziko kenal, ia pun segera berlari ke arah pagar rumahnya dan mulai membuka pagar.

"Selamat malam tuan" Ucap seorang pria yang seumuran dengan Indra papa Ziko.

"Pak Surya?" Ucap Ziko yang terlihat tersenyum lepas.

"Aku membawakan mu oleh oleh tuan" Ucapnya sembari mengangkat kedua tangannya yang sedari tadi ia sembunyikan ke belakang tubuhnya.

Terlihat dua botol yang sepertinya Ziko paham apa yang di maksud oleh oleh dengan pak Surya supir lamanya saat Ziko masih tinggal dengan orang tuanya.

"Ayo pak masuk!" Ucap Ziko dengan hati yang sangat gembira malam ini.

Pak Surya pun masuk dan mengikuti Ziko yang mengarah ke kursi yang berada di taman depan rumahnya.

"Aku mendengar dari tuan Indra jika tuan Ziko di pindahkan ke rumah ini. Jadi aku izin mau menemui mu tuan" Jelas Pak Surya.

"Memang kau lah dari dulu yang paling mengerti tentangku pak" Ujar Ziko sembari menepuk pelan bahu pak Surya tanda terimakasih.

"Kau pasti sangat bosan di sini aku tau, jadi aku sudah menyiapkan ini untukmu" Jelas pak Surya sembari menunjuk ke arah botol anggur yang sedari tadi ia bawa.

"Hahaha...Kau memang sudah jauh mengenalku ya. Baiklah, aku akan tambah berterimakasih sekali kalau kau menemaniku minum malam ini. Sepertinya aku sedikit tertekan di sini" Jelas Ziko sembari memandangi sekitar rumah nya yang menurut Ziko sedikit membuat kepalanya pusing.

"Baiklah, aku akan melayani mu malam ini tuan" Ucap pak Surya sembari mulai menuangkan anggur yang ia pegang ke dalam gelas yang juga ia siapkan untuk Ziko dan dirinya, lalu memberikan gelas berisi anggur itu kepada Ziko.

"Bagaimana keadaanmu di sini tuan?" Tanya pak Surya setelah meminum seteguk anggurnya.

"Yaaaa...Begitulah, apa yang mau ku harapkan di tempat ini. Bahkan ponsel dan semua aksesku di sita, apa menurutmu aku tidak tertekan" Ujar Ziko dengan wajah kesalnya.

"Hahaha...Aku tau itu tuan. Kalau begitu, bagaimana hubunganmu dengan nyonya Ellena?" Tanya pak Surya.

"Yaaa...Inilah yang susah pak, tapi aku masih berusaha" Jelas Ziko.

"Berusaha agar semua milikmu bisa kembali atau memang berusaha untuk kalian?" Tanya pak Surya yang memang dasarnya sudah hafal dengan watak majikannya itu.

"Hahahah...Memang ya pak, kau ini sepertinya tidak akan tertipu denganku" Jawab Ziko dengan bangganya.

"Jangan terlalu keras dengan nyonya tuan. Dia orang yang sangat tulus, sulit menemukan wanita seperti dia. Penyesalan itu selalu datang di akhir tuan" Jelas Pak Surya yang hanya dibalas dengan wajah Ziko yang penuh dengan pertimbangan.

Mereka berdua pun melanjutkan minumnya dengan Ziko yang sedikit bercerita dengan pak Surya, terkadang Ziko pun meminta saran kepada pak Surya bagaimana cara agar ia bisa menerima hubungannya dengan Ellena.

Tak di rasa dua botol yang mereka minum sudah habis tak tersisa, dan bisa kalian duga Ziko sudah terlihat mabuk dengan wajah yang merah, telinga merah dan tangannya yang menyangga wajahnya. Pak Surya yang tau jika majikannya sudah mabuk itu berusaha membawa Ziko masuk ke rumah.

"Pak Surya?" Panggil Ellena ketika baru saja selesai menjemur baju dari belakang rumahnya.

"Nyonya Ellena? Darimana saja?" Tanya pak Surya balik.

"Aku baru saja selesai menjemur baju. Ada apa dengan Ziko pak?" Tanya Ellena sedikit panik.

"Maaf nyonya sebelumnya. Kami baru saja selesai minum di depan, tuan sudah mabuk jadi saya berniat untuk membawanya ke kamar" Jelas pak Surya.

"Astaga, aku bahkan tidak tau jika pak Surya kesini" Ucap Ellena sembari mengambil alih tubuh suaminya itu.

"Biar saya aja pak yang bawa, bapak tunggu di ruang tamu dulu ya!" Jelas Ellena yang langsung di setujui oleh pak Surya.

Setelah selesai mengurus suaminya, Ellena pun beranjak keluar dan membuatkan minum untuk pak Surya.

" Ini pak, minum dulu!" Ucap Ellena sembari meletakkan minumannya ke atas meja lalu ikut duduk di samping pak Surya.

"Sekali lagi saya minta maaf nyonya, karena saya datang tanpa persetujuan dan membuat tuan mabuk. Saya hanya berniat untuk menghibur tuan saja" Jelas pak Surya yang merasa tidak enak dengan Ellena.

" Tidak apa apa pak Surya. Saya juga paham, pasti Ziko sangat bosan di sini. Bagaimanapun ia tidak biasa hidup di desa, jadi saya tidak masalah. Dan pak Surya sendiri juga sudah sangat paham apa yang diinginkan Ziko, karena bapak sudah sangat mengenalnya lama bahkan sangat dekat. Malah saya sangat berterimakasih karena pak Surya mau menjenguk Ziko dan menghiburnya" Jelas Ellena yang tak merasa keberatan sama sekali.

"Aaahhh...Terimakasih sekali nyonya atas pengertiannya, saya tau kalau nyonya sangat baik sekali. Saya ikut senang nyonya, saya harap hubungan kalian bisa membaik seterusnya" Ucap pak Surya yang memang dasarnya sudah mengagumi sikap Ellena sejak Ellena tinggal di rumah keluarga Mahendra.

"Jangan terlalu memuji saya pak. Oh iya pak, kalau bisa sering sering saja main kesini pak. Biar Ziko sedikit berwarna hari harinya" Jelas Ellena dengan sedikit terkekeh.

"Haha...Tenang saja nyonya, saya sudah minta izin dengan tuan Indra dan nyonya Luna untuk sesekali menjenguk kalian. Bahkan mereka berharap saya bisa membawakan kalian beberapa kebutuhan" Jelas pak Surya.

Tak terasa karena saking serunya mengobrol, jam pun mulai menunjukkan tengah malam. Pak Surya pun memutuskan untuk berpamitan pulang. Ellena langsung saja mengantar pulang pak Surya hingga pintu gerbang lalu kembali masuk setelah memastikan pak Surya sudah melajukan mobilnya.

"Hmmm...Lalu apa aku harus mengurus orang mabuk seperti di drama itu" Gumam Ellena yang memang selama hidupnya tidak tau menau soal mabuk mabukan.

Ellena pun beranjak menuju ruangan kamarnya dan memastikan keadaan Ziko yang tidak berbuat aneh seperti apa yang ia pikirkan.

"Tapi dia terlihat tidur nyenyak. Mungkin hanya pikiranku saja, karena terlalu banyak menonton drama" Gumamnya setelah menempelkan punggung tangannya dari kening Ziko.

Ellena pun memilih untuk segera membaringkan tubuhnya karena matanya sudah mulai berat gara gara pak Surya yang baru pulang selarut ini. Sebelum Ellena memutuskan untuk tidur, ia sejenak berpikir dan memilih untuk sebentar saja melihat wajah Ziko dengan jelas.

Tangan Ellena mulai menyingkirkan beberapa helai rambut Ziko yang menutupi keningnya itu. Sesekali Ellena menyapu pelan pipi Ziko.

"Sepertinya aku hanya bisa melakukannya saat dia tidak sadar begini" Gumam Ellena dengan senyum manisnya saat melihat wajah merah Ziko yang menurutnya sangat menggemaskan itu.

"Entah ini benar atau tidak, tapi aku sangat merasa bahagia karena perlahan dia mau merubah dirinya. Walaupun kita tidak pernah bersentuhan atau semacamnya, tapi cukup dengan ini aku sudah merasa sangat bahagia " Tambah Ellena sembari memposisikan tangannya untuk menjadi bantal kepalanya sendiri.

"Iya aku akui, setelah merasa perubahan sikapnya aku mulai menyukainya. Semoga apa yang aku rasa kamu juga merasakan hal yang sama" Gumam Ellena lagi dengan tangan yang masih mengusap lembut pipi Ziko, tanpa sadar tangan Ellena mulai mengusap pelan bibir merah Ziko yang sepertinya masih ada sisa anggur yang sedikit mengering di ujung bibirnya.

"Apa kau ingin menggodaku?" Tanya Ziko tiba tiba yang memegang tangan Ellena tanpa membuka matanya dengan suara beratnya.

"A-apa??? T-tidak a-aku hanya berniat membersihkan bekas min..."

"Apa kau hanya berani menggoda ku saat aku tidak sadar begini?" Tanya Ziko memotong pembicaraan Ellena.

"H-hheeyy...Aku tidak menggodamu!!!" Jelas Ellena tegas yang sebenarnya jantungnya sedang berdetak tak karuan.

Perlahan Ziko pun mulai membuka matanya yang terlihat matanya sedikit memerah dengan pipi dan telinga masih memerah. Tanpa berkedip sedikitpun, Ziko ikut mengusap lembut pipi Ellena dan perlahan menuju bibir mungil Ellena.

"Cantik"

Gumam Ziko pelan tapi masih terdengar oleh Ellena.

"A-apa?!" Ucap Ellena yang tak percaya dengan ucapan Ziko barusan.

"Kau sebenarnya sangat cantik Ellena, bahkan kau sudah berhasil menyihir hatiku sebenarnya. Tapi, apa kau mau menerima sikapku? Apa kau juga bisa bertahan? Dan sampai kapan kau bisa bertahan di sampingku?" Ucap Ziko dengan mata yang tetap memandang hangat Ellena tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku selalu menerimamu Ziko, dan aku akan selalu di sampingmu. Walaupun kamu tidak mau menerimaku aku akan tetap di sampingmu" Jelas Ellena pelan dengan senyuman manisnya yang membuat jantung Ziko mulai berdetak tak karuan.

Perlahan Ziko memegang tangan Ellena dan perlahan mengarahkan ke dada bidang Ziko.

"Apa kau merasakannya?" Tanya Ziko.

"Hmmm...Detak jantungmu tak karuan? Tanya Ellena.

"Iya. Begitulah aku setiap harinya, yang aku rasakan setiap kau memanah ku tepat di titiknya" Jelas Ziko yang membuat wajah Ellena ikut memerah karena salah tingkah.

"Lucu"

Gumam Ziko melihat pipi Ellena yang mulai memerah. Ziko mulai mengusap kembali pipi merah Ellena dan mencubitnya pelan, perlahan jari jemarinya berpindah mengusap bibir mungil Ellena dan sedikit mencubitnya, tanpa aba aba Ziko pun mulai mendekati Ellena dan mulai mencium lembut bibir Ellena. Tanpa perlawanan sedikitpun dari Ellena justru Ellena mulai membalas ciuman Ziko.

Cukup lama mereka melakukan itu yang membuat suasana semakin memanas, Ziko pun mulai membalikkan tubuh Ellena menjadi di bawahnya dan Ziko berada di atasnya. Tanpa melepas ciuman mereka Ziko terus memberi suasana panasnya.

"Aww..."

Rintih Ziko saat dirasa Ellena seperti menggigit bibir Ziko.

"Apa ini salah satu caramu menggodaku, sayang?" Ucap Ziko sembari memegang ujung bibirnya dan hanya dibalas gelengan kepala dari Ellena yang tak dihiraukan oleh Ziko, perlahan Ziko mulai merentangkan tangan Ellena dan merabanya hingga jari jemari mereka bersatu, Ziko mulai menggenggam tangan Ellena kuat lalu mereka pun melanjutkan adegan selanjutnya.

1
LISA
Kasihan bgt sama Ellena..sabar y Ellena, Tuhan punya rencana yg lebih baik..utk Vania yg udh berbuat jahat beri hukuman yg setimpal
LISA
Moga aj bayinya selamat
LISA
Semangat Yuki..bereskan si Vania itu..☺️
LISA
Ziko ini ga jelas bgt..maunya milih Ellena atau Vania sih
LISA
Kata2 nya Clara bener jg lo..Ellena harus hati2 sama Vania itu
LISA
Moga aj Ziko sudah benar² berubah dan mencintai Ellena
LISA
Wah si Vania ngapain jg ke rmhnya Ellena..
LISA
Berharap Ziko segera bisa mencintai Ellena
LISA
Menarik jg ceritanya
Skheizy: trimakasih🥰
total 1 replies
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!