NovelToon NovelToon
Jodoh Dari Allah

Jodoh Dari Allah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

kisah Muhammad Azam Rizwan dan Delia Putri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Fauzi tampak cemas saat mendapatkan panggilan masuk dari sang mama , jika nenek nya yang berada di Bandung meninggal. Fauzi yang memang sangat menyayangi sosok nenek nya tidak kuasa menahan air mata nya.

"Fauzi , kamu kenapa ?" Suara lembut Delia menyapu indera pendengaran Fauzi .

Fauzi mendongak , menatap wajah cantik nan ayu, yang tertutup hijab berwarna hitam itu , sungguh ingin sekali Fauzi rengkuh tubuh mungil itu , meluapkan rasa sedih yang ada di dalam diri nya , namun apalah daya , saat ini Fauzi tidak bisa melakukan nya .

Mereka bukan mahram, dan terlebih Delia pasti tidak suka . Delia gadis yang sangat terjaga . Tidak seperti gadis lainnya .

"Tadi mama nelpon , Nenek aku yang di Bandung meninggal Lia . " Ucap Fauzi dengan suara serak nya . Bulir bening masih saja berjatuhan .

Delia membekap mulut nya. "Innalilahi. Yaudah kamu pulang Fauzi ! Pasti kamu mau berangkat kan sama orang tua kamu , " ucap Delia .

"Tapi kamu bagaimana ? Kamu enggak ada temen nya Lia. Biar aku temenin kamu dulu , kita lihat hasil dari dokter dulu " ucap Fauzi .

Delia menggeleng kan kepala nya . "Enggak Fauzi . Kamu pulang aja. Lagian Ciko juga udah agak tenangan kok. Kamu enggak usah khawatir ya. Terimakasih bantuan kamu Fauzi . Aku turut berdukacita atas kepergian nenek kamu ya." Ucap Delia .

Fauzi akhirnya mengangguk kan kepala nya. Diri nya pamit pulang , tapi sebelum itu Fauzi menyempatkan diri menengok Ciko , Fauzi mengelus lembut kepala bayi berusia setahun itu. Sungguh Fauzi menyayangi Ciko, seperti adik nya sendiri. Karena Fauzi itu anak semata wayang . Jadi wajar saja kalau dia sayang dengan anak kecil .

"Aku pergi dulu ya Lia. Tapi kalau ada apa-apa kamu hubungi aku , aku pasti bakalan ngeluangin waktu aku buat datang. " Ucap Fauzi sebelum pergi.

Delia mengangguk kan kepala nya , entah harus ke berapa kali mengucapkan terimakasih pada pria sebaik Fauzi dan membalas semua kebaikan pria itu . Dan sebelum pergi juga , Fauzi mengurus biaya rumah sakit Ciko . Delia awal nya menolak, namun Fauzi terus bersikeras , ingin membayar nya. Dan Delia akhirnya mengangguk setuju .

Setelah Fauzi pergi , Delia duduk di kursi pinggiran ranjang rumah sakit . Menatap wajah pucat sang adik .

Dokter tadi mengatakan ingin memeriksa terlebih dahulu darah Ciko , dan membawa darah Ciko ke laboratorium . Delia harus menunggu hingga satu jam lama nya . .

Sementara Ciko sudah masih terlelap akibat obat yang di suntikan di selang infus nya tadi . Suhu tubuh nya agak lumayan menurun , dan hal itu membuat Delia bisa menghembuskan nafas nya lega . .

Delia meremas dada nya sangat sesak , saat mendengar perkataan dokter . "Adik anda mengalami penyakit langkah . Nama nya penyakit Tay Sachs . Penyakit saraf pada anak ini memiliki sifat degeneratif . Artinya penyakit ini terus berkembang dan berjalan dengan seiring berjalannya waktu. " Terang dokter meletakkan kertas yang berisi pemeriksaan darah Ciko tadi .

Delia membekap mulut nya syok "apa , apa kemungkinan adik saya bisa sembuh dok?" Tanya Delia .

Dokter itu menghela nafas nya panjang. "Kesembuhan hanya milik Allah . Kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin . " Sahut sang dokter .

Delia memejamkan kedua bola mata nya , pantas saja Adik nya sering kejang-kejang , demam tinggi dan seusia Ciko , Ciko sama sekali tidak merespon perkataan seorang yang mengajaknya berinteraksi.

Dan terlebih sewaktu Ciko demam dan kejang-kejang , mereka hanya mampu membawa Ciko ke klinik biasa saja , dan setelah Ciko mendingan , mereka membawa nya pulang , tanpa menaruh curiga dengan penyakit langka yang di derita bayi sekecil Ciko ...

Ternyata Ciko mengidap penyakit langka.

"Dok bagaimana proses penyembuhan nya ?" Tanya Delia .

"Salah satu nya dengan fisioterapi . Mengingat pasien sudah sangat sering mengalami kejang-kejang seperti yang ada sebutkan tadi ." Ucap sang dokter .

Delia menghembuskan nafas nya kasar , diri nya tidak kah bodoh , biaya fisioterapi itu sangatlah mahal , lantas darimana diri nya mendapatkan uang .

Delia sungguh dilema saat sekarang ini . Pekerjaan diri nya menjadi karyawan di cafe tidak lah cukup untuk membiayai pengobatan adik nya itu. Apakah Delia harus meminta bantuan dari bos nya , dan menerima tawaran menjadi seorang asisten pribadi sang bos . Seperti nya Delia akan menerimanya esok hari . .

Delia berjalan menuju ruangan IGD . Kata dokter nanti Ciko akan di pindahkan oleh perawat di ruangan inap . .

Ciko harus di rawat , mengingat kondisi nya yang cukup lumayan mengkhawatirkan . .

"Buk , buk , pasien di IGD mengalami kejang-kejang , apa lagi badan nya sudah membiru semua nya " teriak salah satu perawat , membuat langkah kaki Delia gemetaran . Delia takut jika pasien yang di IGD itu adalah adik nya .

Dan benar saja , saat melihat para dokter dan beberapa perawat yang tengah mengerumuni brangkar milik Ciko , tubuh Delia meluruh ke lantai , Delia menangis terisak .

Salah satu perawat menghampiri Delia . "Maaf mbak , dokter harus segera melakukan tindakan kepada adik mbak , dan silahkan mbak nya segera mengurus administrasi nya terlebih dahulu . Mengingat tadi mas nya membayar nya hanya untuk pengobatan tadi , tidak dengan ruang rawat atau tindakan yang akan dokter lakukan " ucap perawat itu .

Delia bangkit dari duduk nya . Lalu mengangguk kan kepala nya  . Diri nya punya uang sedikit untuk membayar perawatan sanga adik . Berharap uang nya cukup .

Delia berjalan menuju ke bagian administrasi . Di sana perawat langsung menyodorkan secarik kertas pada Delia .

"Biaya semua nya dua puluh juta lima ratus ya mbak , harus segera di lunasi malam ini juga ."

Deg 

  Tubuh Delia menegang saat mendengar nya . Diri nya mana punya uang sebanyak itu . Uang tabungan nya paling sekitar lima jutaan saja .

"Mbak , apa enggak bisa saya di beri keringanan ?" Tanya Delia bernegosiasi pada perawat itu .

Perawat itu menggeleng kan kepala nya . "Maaf mbak , ini sudah menjadi prosedur rumah sakit . Saya hanya menjalankan tugas saya . Sekali lagi maaf mbak . Mbak harus segera membayar nya , jika tidak pasien tidak akan di tangani oleh dokter" jelas perawat itu .

Delia memejamkan kedua bola mata nya , tangis nya langsung meluruh . Meraih ponsel milik nya , Delia mencoba menghubungi Arkana sang bos , berharap Arkana bisa membantu nya .

Namun berulang kali Delia menghubungi pria itu , Arkana tidak mengangkat nya sama sekali . Delia semakin cemas .

Ingin menghubungi bunda Retno sama saja , bunda Retno pasti tidak memiliki uang sebanyak itu .

Delia menghela nafas nya kasar , mencoba menghubungi Fauzi.  Ya tidak ada jalan lain selain menghubungi pria itu .

Tut

Hingga panggilan ke sepuluh , Fauzi juga tidak mengangkat nya . Delia maklum mungkin Fauzi tengah dalam perjalanan menuju ke kediaman sang nenek.

Delia maraup wajah nya frustasi , diri nya sangat bingung saat sekarang ini . Mau dimaan Delia mencari uang sebanyak itu malam - malam begini .

"Saya akan melunasi semua nya , tapi dengan satu syarat"

Deg 

   Delia mendongak menatap pria yang ada di hadapannya saat sekarang ini . .

1
Uswatul Khasana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!