Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikmati Liburan
Viola yang diperlakukan seperti itu tentu saja tidak terima. Dirinya langsung mendorong ponsel yang diberikan kepada kembali pada SPG itu.
"Aku tidak membeli sesuatu dengan orang yang tidak bisa menghargai orang lain." Ucap viola yang membuat SPG itu menatap balik dirinya.
"Astaga... Sudah beli yang murah. Malah ngelunjak! Aku ini tau, dan hafal.... Orang desa seperti kalian ini." Ucap SPG itu dengan tatapan remeh nya.
Viola geleng-geleng kepala mendengar nya, jika dulu dia bisa melemparkan uang yang banyak pada orang yang membuat masalah dengan nya. Atau menjentikkan jari dan langsung dibasmi oleh pengawal nya.
Tapi sekarang.... Viola tidak bisa melakukan hal itu, dia sekarang harus bermain pelan tapi menusuk. "Kalau begitu sebaiknya dari sekarang... Kau harus membeli beras, kebutuhan sehari-hari mu. Kau samakan saja dengan produk makeup dan pakaian mu itu. Pasti lebih terjamin daripada hasil desa."
"Kau! Orang desa!"
"Orang desa ini menghasilkan berbagai kebutuhan di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan untuk warga kota. Kalau kau menghina orang desa seperti itu, maka jangan lagi membeli produk dari desa. Contohnya... Apel hijau ini." Jelas viola sambil menunjuk sekotak apel yang terletak di sebelah SPG itu.
Tentu saja dia diam dengan wajah memerah. Belum lagi dilihat orang beberapa orang di dekat mereka.
"Bon après-midi!" Ucap viola dengan wajah tenang dan senyum kemenangan nya.
Setelah kepergian viola, tentu manajer yang melihat kejadian itu segera mendekati viola.
"Maaf nona, apa ada masalah?" Tanya pria itu dengan ramah.
Viola mengambil napas sejenak, dirinya menatap SPG yang meremehkan dirinya tadi. Dan betapa terkejutnya SPG itu ketika mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari bibir Viola yang merupakan bahasa asing.
Viola mengatakan keluh kesahnya pada manajer itu. "Kami minta maaf." Ucap manager itu.
"Tidak apa, itu bukan salahmu. Tapi sebaiknya perhatikan lagi rekrutmen untuk ini. Permisi!" Viola sudah tidak mood lagi untuk membeli ponsel disini.
Manager itu hanya menunduk dengan raut bersalah, dan membiarkan viola pergi dari sana.
*******
Viola berdiri di depan gedung ponsel itu. Napasnya terlihat memburu. "Jika bertemu dengan nya ke desa nanti! Akan aku.. eghhh!"
"Viola..." Panggilan itu membuat viola berbalik dan terlihat suaminya.
"Syukurlah kau sudah kembali." Ucap viola.
"Ada apa? Sudah pilih? Kenapa di luar?" Tanya Ivan.
"Aku tidak mau beli ponsel! Disini... Aku tidak suka dengan model nya, pokoknya tidak suka!" Ucap viola dengan mode merajuk.
Ivan tersenyum melihatnya. "Baiklah, kita cari tempat lain. Atau kita jalan-jalan dulu?" Tawar Ivan membuat suasana hati viola kembali baik.
"Iya! Ayo, aku ingin membeli alat dan bahan untuk membuat gelang dan anting. Pasti disini lebih lengkap kan?" Ucap viola, dulu dia akan berpikir bagaimana agar uang nya habis di waktu liburan mahal nya. Tapi sekarang, dirinya berlibur sambil mencari cara untuk menghasilkan uang kembali.
"Baiklah, ayo kita pergi." Tapi Viola terhenti sambil menahan tangan suaminya.
"Ada apa?" Tanya Ivan.
"Kemana? Kita harus kemana? Disini sangat luas, kita tidak punya petunjuk atau arah." Jelas viola dan tak lama Ivan mengeluarkan sebuah kertas dan membukanya.
"Ini! Aku dapatkan ini. Denah kota ini." Ucap Ivan dengan tersenyum.
"Suamiku hebat sekali!"
"Tentu saja, ayo kita pergi!"
"Iya!" Ucap viola dengan senang.
Mereka berjalan mengikuti petunjuk, tidak membutuhkan trasnportasi, viola dan Ivan hanya berjalan kaki hingga akhirnya menemukan tempat yang mereka cari.
"Wah, lengkap sekali!" Viola begitu bahagia, seolah menemukan surga. Dirinya langsung masuk dan membeli apa yang ia butuhkan. Sedangkan Ivan melihat istrinya memilih-milih, tentu saja dirinya mendampingi sang istri.
Bukan hanya manik-manik tapi alat penjepit, tang khusus, jarum maupun alat lainnya yang dibutuhkan untuk membuat perhiasan. Viola sampai kebingungan memilih nya, beberapa kali dia menanyakan pendapat Ivan.
"Bagus yang ini atau yang ini?" Tanya viola sambil memperlihatkan dua manik-manik itu.
"Keduanya..." Jawab Ivan.
"Baiklah! Aku beli keduanya!" Ivan tersenyum mengiyakan ucapan istrinya.
Setelah puas berbelanja, Ivan mengajak istrinya untuk makan makanan yang mulai buka di pinggir jalan. "Aku mau es krim!" Tunjuk Viola pada sebuah kedai.
"Mau rasa apa?" Tanya penjual kepada kedua nya.
"Aku mau matcha! Kau Ivan?"
"Coklat saja." Ucap Ivan.
"Baiklah... Sebentar." Setelah mendapatkan es krim yang mereka inginkan, keduanya duduk di bangku yang tersedia. Toko-toko begitu banyak berjejer di sepanjang jalan, viola mengedarkan pandangannya melihat sekeliling.
Hingga pandangannya tertuju pada sebuah toko. 'Aku ingin beli itu, bagaimana cara mengatakan nya?' ucap viola berpikir sambil menatap suaminya yang menikmati es krim nya.
Bersambung....
Jangan lupa like, komen dan favorit serta hadiah nya ya.
Up selanjutnya malam ini....