NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

Clara dan ketiga sahabatnya duduk dipojokan kelas membuat teman sekelas mereka yang tadinya tertawa girang kini mendadak hening karena kedatangan mereka.

Bukan tanpa sebab, Clara dan ketiga temannya kerap berlaku seenaknya membuat teman sekelas mereka enggan untuk membuat keributan dalam kelas. Alhasil setiap keempat gadis itu memilih menghabiskan waktu istirahatnya di kelas yang lain akan cepat-cepat pergi ke luar.

Sebagai primadona yang harusnya bisa dicontoh, Clara tidak mau melakukan hal itu. Kerap gadis berambut pirang itu sesuka hati bertindak terlebih dengan caranya berpakaian dan berbicara.

"Dua kali lo kalah telak sama murid baru itu. Lo tahu dia murid baru di sekolah ini jadi jangan sampai itu cewek buat lo jadi bahan olok-olok satu sekolah kita," ujar Kiara melirik tajam padanya.

"Mending lo diam! Omongan lo sekarang sama sekali gak bantuin gue. Lo tadi kemana hah?" balas Clara tak kalah geram menatap Kiara.

"Bukannya nolongin gue, lo semua malah liatin gue berantam. Teman macam apa lo semua!"

"Dih, malah nyalahin kita. Lo tuh yang kurang gercep ngehajar tuh cewek. Lagian lo gak biasanya lemah dengan anak bawang seperti dia," kata Ivy. "Jangan bilang lo benaran takut sama murid baru itu."

"Citra ajah bisa lo usir dari sekolah dan Gita lo buat berhenti masuk sekolah, masa murid baru gak bisa lo buat berkutik di depan Lo."

"Ribut bangat sih lo semua Mending kita buat rencana buat balas tuh cewek," ujar Kiara bersemangat disusul senyum miringnya yang membuat Meissa menggeleng dengan apa yang akan teman-temannya lakukan.

Tidak ada yang tidak mengenal Kiara di SMA Bintang. Bahkan para guru sudah jera dengan kenakalan gadis yang memiliki sikap tidak jauh seperti Clara. Kiara bahkan tidak segan-segan membuli murid lain yang bersikap seolah ia tau segalanya. Kiara si gadis broken home.

"Benar bangat tuh," timpal Ivy.

"Gak usah deh, Clar. Disini kan lo yang salah bukan murid baru itu. Lo duluan yang ganggu dia," sela Meissa membela.

Meissa sering dipanggil Mei. Dia itu gadis lugu, pintar dan baik hati. Dia bergabung dengan geng Clara karena ibunya bekerja di rumah Clara.

Mendengar ujaran itu, tiba-tiba saja Clara memukul meja membuat Mei menutup matanya sekejap. Ia tahu kejadian seperti ini akan terjadi bila ia menentang ucapan Clara.

"Lo tuh ya.. Kalau lo pengen ibu lo baik-baik aja ikutin aturan yang gue buat. Jangan ngebacot, tau gak lo?!" seru Clara menarik rambut Mei dengan keras membuat Meissa mendongak menahan sakitnya jambakan yang Clara perbuat.

"Ma-maafin gue Clar," ujar Meissa. Clara mendorongnya dan membuat kepala gadis itu membentur kaki meja.

***

Di tempat lain dengan cerita berbeda, Gabriel dan keempat temannya sudah berada dalam kelas. Pelajaran hari ini adalah Kimia, pelajaran yang sukses mengaduk aduk pikiran mereka dan sialnya hanya Haris lah yang paham akan pelajaran ini dan otak dari mereka berempat. Namun mereka tidak mungkin mengandalkan satu orang saja. Beruntung, mereka masih punya Zion dan Gabriel yang isi otaknya setengah dari Haris.

Kini Adit dan Bobby tengah sibuk mengganggu intan yang sibuk dengan lembar soalnya. "Tan, kita tau lo udah siap. Kalau lo gak bagi sama kita, kita aduin lo sama Bu Sinta," kata Bobby menarik-narik rambut gadis itu.

"Apa hubungannya sama Bu Sinta, gue gak ada masalah apa-apa sama tuh guru," ucap Intan melirik keduanya. Adit tercengir lebar lalu mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada gadis itu.

"Kita bakalan aduin lo sama Bu Sinta, karena kemarin-kemarin kita lihat lo pacaran sama anak kelas sepuluh. Bu Sinta kan tante lo, jadi gak mungkin Bu Sinta gak marah sama lo."

"Lo berdua—Yaudah tunggu, jangan ganggu dulu. Entar gue kasih," kata Intan mengepalkan tangannya. Keduanya pun tercengir lalu saling tos karena rencana mereka lancar sesuai yang diharapkan.

Seketika suasana kelas menjadi hening kala Bu Sinta sudah masuk kelas. Aura mencekam benar-benar berubah drastis, tidak hanya Bu Nining, Bu Sinta juga termasuk guru galak yang paling ditakutkan di sekolah. Ketiga guru wanita itu tidak pernah jadi masalah bagi kaum laki-laki terlebih itu Reyhan dan kawanannya.

***

Di lorong kelas duabelas tampak dua murid perempuan berjalan seraya membawa tumpukan buku tulis di pelukan mereka. Siapa lagi kalau bukan Letta dan Ana.

Setelah Kalea diminta mengembalikan buku ke kelas 12 tempo lalu sekarang giliran Ana dan Letta yang melaksanakan perintah Bu Rina. Keduanya membagikan buku tulis itu satu persatu dengan memanggil nama yang tertera dibuku.

Sedang Kalea mendadak dipanggil keruangan tari saat pembelajaran masih berlangsung tadi. Kalea menyukai hal-hal yang berbau tari dan bahkan musik. Jangan bilang Kalea sempurna, tidak. Ia tidak sempurna hanya saja ia tau diri dan ingin menambah ilmunya saja.

Kini Kalea masih memikirkan siapa pemilik kotak kue yang sempat ia terima dari adik kelasnya.

Lamunannya buyar saat Hana mulai menyuruh Kalea mengabsen satu persatu murid-murid yang hadir di ruangan saat ini. Kadang kala Kalea bingung, apa serepot ini menjadi ketua Dance di sekolah.

"Kak Kalea, ini ditulis dengan nama lengkap ya?" tanya juniornya.

"Iya dek. Buat dengan nama lengkap ya. Jangan lupa tanda tangannya," serunya.

Saat sedang serius memperhatikan adik kelasnya, Kalea mendengarkan keributan dari luar. Ia berlari karena rasa penasarannya naik ke atas kepala. Ternyata segerombolan cowok yang dijewer seorang guru wanita yang Kalea belum tau siapa beliau itu.

Dan barusan cowok yang berjalan itu, mereka adalah Adit, Bobby, sementara Gabriel, Haris dan Zion mengikuti dari belakang. Kalea terkejut ketika Hana berdiri di dekatnya.

"Mereka gak pernah jera. Kalian tau, sejak dua tahun lalu mereka gak pernah taat sama aturan sekolah ini. Tawuran dan tawuran, tapi satu yang buat gue kagum dengan mereka yaitu sikap solidaritas mereka, " jelas Hana membuat Kalea dan kedua sahabatnya yang baru tiba disebelahnya menoleh pada Hana.

"Kakak duluan ya, masih ada urusan lain," kata Hana menepuk pundak Kalea kemudian berlalu dari sana.

"Lo kenal kak Hana?" tanya Ana pada Kalea yang fokusnya mengarah ke lapangan.

"Baru ajah gue kenal. Gue cuman bantuin doang, gak tau kakak itu kenal gue darimana."

"Kenal atau gak, kak Hana itu memang baik dan mudah akrab gitu sama siapapun. Kalau gue kasih tau nih, dia bukan anak orang kaya, masuk sekolah cuman ngandalin kepintaran juga bakatnya," ujar Ana membeberkan sedikit informasi yang ia tahu tentang Hana, ketua dance FFV.

"Kak Hana juga pacarnya kak Satria—anak basket. Hubungan mereka udah dua tahun," timpal Letta.

"Loh? Bukannya kak Hana pacarnya Kevin, cowok yang kemarin dihajar babak belur sama kak GS," ujar Kalea tampak bingung. Karena saat kejadian itu ia benar-benar mendengar Hana membela Kevin.

"Mantan tepatnya. Kak Hana udah putus sama dia gegara itu cowok gak suka sama cewek miskin. Untung ada kak satria yang siap jadi pundaknya kak Hana saat dia dimaki Kevin. Tapi lo tahu sendiri kak hana, orangnya baik jadi siapapun orangnya dia tetap bakal baik."

***

"Lagi dan lagi kalian buat ulah ya. Kalau bosan sekolah katakan pada orangtua kalian jangan jadi menganggu waktu ibu!" teriak Bu Nining.

"Kemarin kena hukum, sekarang karena mencontek. Kalian bisanya apa Gabriel! Syukur ibu tidak mengeluarkan surat perintah pada orangtua kalian, terutama kamu..." Beliau menatap Gabriel.

"Ibu malu sama kamu. Pak Hadi pemilik sekolah ini tapi anaknya benar-benar tidak punya disiplin sama sekali," lanjut beliau.

Wajah ganteng Gabriel memerah bukan karena teriknya matahari melainkan karena berusaha menahan emosinya untuk tidak menghajar guru didepannya ini.

"Bu Ning, kita minta maaf. Kita janji gak akan melanggar aturan lagi Bu. Memaafkan itu sebagian dari ibadah Bu Nining cantik," ujar Adit seraya menggoda beliau.

Adit tahu semakin Bu Nining membahas ayahnya Gabriel, temannya itu tidak akan tinggal diam begitu saja.

"Diam kamu Adit! Berani kamu menyela pembicaraan saya?"

"Sabar dong Bu. Masa guru BK galak kayak ibu. Nanti kecantikan ibu hilang," goda Adit kembali sambil melirik Gabriel yang sudah malas berdiri di tempatnya.

"Kamu—"

"Cabut!" titah Gabriel tiba-tiba setelah memotong perkataan Bu Nining. Mereka bergerak searah komando Gabriel. Sementara Bu Nining mengeram di tempatnya.

"Ibu akan kasih surat panggilan pada orangtua kalian, dasar anak-anak nakal. Kalian benar-benar membuat nama sekolah ini rusak!" teriak Bu Nining.

"Terserah Bu!" jawab Bobby.

Begitulah kelakuan lima sekawan itu, sekaligus pasukan inti geng Vesarius jika berurusan dengan Bu Nining.

Mereka tidak akan peduli dengan apa yang terjadi kedepannya. Mereka satu tim, solidaritas yang tak perlu diragukan lagi. Mereka itu benar benar biang dari segala masalah di SMA Bintang.

Adit dan Bobby membagikan tiga teajus yang mereka beli di kantin. Berhubung bendahara mereka yang membayar, Adit dan Bobby memborong semua jajanan dua ribu dari kantin.

"Gimana nasib lo Ris? Bokap nyokap lo pasti marah karena dengar lo pertama kalinya kena surat peringatan dari sekolah," kata Gabriel.

"Gak ada salah, ngapain kena surat panggilan. Lagian gue udah jelasin sama bokap gue katanya jangan diulangi lagi," balas Haris. Duh, enak benar iya punya orangtua kayak Haris, selalu pengertian.

"Enak ya jadi Lo Har, lah gue yang sering ditimpuk pake sapu tiap harinya biasa ajah. Apalagi surat peringatan, disayang-sayang gue pastinya," ujar Adit menggaruk kepalanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!