NovelToon NovelToon
LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Fantasi Wanita
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dedhy Karlang

Kehidupan Aira berubah ketika seorang pria misterius bernama Arga pindah ke rumah di sebelahnya. Arga adalah seorang penulis yang mencari inspirasi untuk novel terbarunya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja menumbuhkan rasa penasaran di hati masing-masing. Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai saling membuka diri dan berbagi cerita, menemukan bahwa mereka memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedhy Karlang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENELUSURI JEJAK YANG HILANG

Hari-hari Aira dipenuhi dengan aktivitas toko dan merawat anaknya, namun ada satu hal yang terus mengganjal di hatinya: rasa bersalah yang mendalam terhadap Arga. Meskipun hidupnya kini mulai stabil, Aira tahu bahwa dia belum sepenuhnya bisa melanjutkan hidup tanpa menyelesaikan urusan yang tertinggal dengan Arga. Dia merasa perlu meminta maaf langsung dan tulus, meski tidak tahu apakah Arga akan menerimanya.

Aira memutuskan untuk mencari Arga, meskipun dia tahu itu bukan tugas yang mudah. Dia mulai dengan menanyakan kabar Arga kepada beberapa teman lama mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan dengan teman-teman lama semakin renggang dan banyak dari mereka yang tidak tahu di mana Arga berada atau bahkan tidak ingin terlibat dalam masalah mereka lagi.

Suatu pagi yang cerah, Aira memutuskan untuk mengunjungi rumah lama mereka, berharap bisa mendapatkan petunjuk dari tetangga sekitar. Saat tiba di sana, Aira disambut oleh pemandangan yang sudah lama tidak dia lihat. Rumah yang dulu penuh kenangan indah dan pahit itu kini tampak sepi.

Dia mengetuk pintu rumah tetangga terdekat, seorang wanita tua bernama Ibu Sari yang selalu ramah pada mereka dulu. Setelah beberapa kali ketukan, pintu pun terbuka dan Ibu Sari muncul dengan senyuman hangat.

"Aira? Lama tak melihatmu, Nak. Bagaimana kabarmu?" Ibu Sari menyapa dengan ramah.

"Baik, Bu. Saya hanya ingin menanyakan apakah Ibu tahu di mana Arga sekarang? Saya benar-benar perlu bertemu dengannya," jawab Aira dengan nada penuh harap.

Ibu Sari tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Setahu Ibu, setelah kalian pindah dari sini, Arga tak pernah kesini lagi, Namun ibu sempat mendengar tentang perceraian kalian dan katanya Arga sempat pindah keluar kota. Dia bilang ingin mencari ketenangan dan memulai hidup baru. Tapi Ibu tidak tahu pasti di mana dia sekarang."

Aira merasa sedikit putus asa, namun dia tidak ingin menyerah. Dia terus bertanya kepada beberapa tetangga lain, namun jawabannya sama: tidak ada yang tahu pasti di mana Arga berada sekarang.

Tidak ingin berhenti di situ, Aira mencoba menghubungi teman-teman lama Arga. Beberapa dari mereka tidak merespons, sementara yang lain mengaku tidak tahu apa-apa. Seiring waktu, Aira semakin merasa frustasi, namun rasa bersalahnya terus mendorongnya untuk tetap mencari.

Beberapa hari kemudian, Aira memutuskan untuk mengunjungi penerbit tempat Arga dulu bekerja sebagai penulis novel. Dia berharap bisa mendapatkan informasi dari kolega atau staf yang mungkin masih berhubungan dengan Arga.

Setibanya di penerbit tersebut, Aira merasa nostalgia membanjiri dirinya. Tempat ini dulu adalah tempat Arga menghabiskan banyak waktu, dan Aira sering datang ke sini untuk menemaninya. Dia langsung menuju ke resepsionis.

"Selamat pagi, saya Aira, Mantan istri dari Arga. Apakah Anda tahu di mana saya bisa menemukan dia sekarang?" tanya Aira dengan sopan.

Resepsionis tampak terkejut mendengar nama Arga. "Oh, Ibu Aira. Maaf, tapi Pak Arga sudah lama tidak pernah sini lagi. Saya juga belum pernah mendengar tentang pak Arga lagi” Mungkin Anda bisa bertanya pada teman dekatnya, Pak Budi. Dia masih bekerja di sini sebagai editor."

Aira merasa ada sedikit harapan. Dia pun mencari Pak Budi, sahabat lama Arga. Setelah beberapa menit mencari, dia akhirnya menemukan Pak Budi di ruangannya.

"Pak Budi, saya Aira. Maaf mengganggu, tapi saya sangat perlu bertemu dengan Arga. Apakah Anda tahu di mana dia sekarang?" tanya Aira dengan nada penuh harap.

Pak Budi tampak kaget melihat Aira, namun dia segera memasang wajah serius. "Aira, Saya memang tahu Arga sangat terpukul setelah kejadian itu. Terakhir mendengar kabarnya kalau dia ingin pindah ke suatu tempat di luar kota untuk mencari ketenangan. Dia menghubungi saya beberapa kali dari tempat yang berbeda-beda, tapi saya tidak punya alamat tetapnya. Terakhir kali dia bilang sedang berada di desa kecil di sekitar Yogyakarta."

Aira merasa sedikit lega mendapatkan petunjuk baru. Meski samar, ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Dia berterima kasih kepada Pak Budi dan segera merencanakan perjalanan ke Yogyakarta.

Beberapa hari kemudian, Aira berangkat ke Yogyakarta bersama anaknya. Dia bertekad untuk menemukan Arga dan meminta maaf langsung. Sesampainya di sana, dia merasa sedikit asing, namun tidak ingin menyerah. Aira mulai mencari informasi di sekitar desa-desa kecil di daerah tersebut, bertanya kepada penduduk lokal apakah mereka mengenal seseorang bernama Arga.

Pencarian ini tidak mudah. Banyak penduduk yang tidak tahu atau tidak bisa memberikan informasi yang berguna. Namun, Aira terus bertanya dari satu tempat ke tempat lain, tidak mau menyerah sebelum menemukan jawaban.

Satu sore, setelah seharian mencari tanpa hasil, Aira duduk di sebuah warung kopi kecil di pinggir jalan. Dia merasa lelah dan sedikit putus asa, namun tiba-tiba seorang pria tua yang duduk di sebelahnya mulai berbicara.

"Kamu mencari siapa, Nak?" tanya pria tua itu dengan suara lembut.

"Saya mencari seseorang Pak. Namanya Arga. Apakah Bapak tahu seseorang dengan nama itu di sekitar sini?" jawab Aira dengan harapan baru.

Pria tua itu tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Arga ya... Saya sepertinya pernah mendengar nama itu. Ada seorang pria yang tinggal di desa sebelah, sering membantu di masjid dan mengajar anak-anak. Namanya Arga juga. Mungkin itu orang yang kamu cari."

Aira merasa jantungnya berdebar-debar. "Terima kasih banyak, Pak. Bisa Bapak tunjukkan jalan ke desa tersebut?"

Pria tua itu memberikan arahan yang jelas, dan Aira segera menuju ke desa yang dimaksud. Sesampainya di sana, Aira bertanya kepada beberapa orang lagi, dan mereka mengarahkan ke sebuah rumah sederhana di pinggir desa. Dengan hati berdebar, Aira mendekati rumah tersebut dan mengetuk pintu.

Namun, tak ada jawaban dari dalam rumah. Aira mengetuk lagi, berharap seseorang akan membuka pintu. Setelah beberapa saat, pintu tetap tidak terbuka. Seorang tetangga yang lewat memberi tahu bahwa penghuni rumah sedang pergi ke pasar dan akan kembali dalam beberapa jam.

Aira menunggu dengan sabar di depan rumah tersebut. Waktu terus berlalu, dan saat matahari mulai terbenam, Aira menyadari bahwa dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dengan perasaan campur aduk, dia memutuskan untuk kembali ke tempatnya menginap di Yogyakarta.

Malam itu, Aira merenung di kamarnya. Dia merasa kecewa karena belum berhasil menemukan Arga, namun dia juga merasa sedikit lega karena setidaknya dia sudah mencoba. Dia bertekad untuk melanjutkan pencariannya esok hari.

Keesokan harinya, Aira kembali ke desa tersebut. Dia berharap kali ini bisa bertemu dengan penghuni rumah yang dikatakan bernama Arga. Namun, sesampainya di sana, Aira menemukan rumah tersebut kembali kosong.

Aira bertanya kepada beberapa penduduk sekitar, namun jawaban mereka serupa: penghuni rumah sering bepergian dan jarang terlihat di rumah. Aira mulai merasa putus asa, namun dia tidak ingin menyerah begitu saja.

Setelah beberapa hari mencoba tanpa hasil, Aira memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dia merasa mungkin butuh waktu lebih lama untuk menemukan Arga, dan dia tidak bisa terus mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pengelolah toko. Aira pulang dengan hati yang berat, namun dengan tekad yang lebih kuat untuk terus mencari Arga di waktu yang akan datang.

Meskipun pencariannya belum membuahkan hasil, Aira merasa bersyukur masih memiliki anaknya sebagai sumber kebahagiaan.

Aira memutuskan untuk menulis surat kepada Arga, berharap suatu saat surat tersebut bisa sampai ke tangan Arga. Dia menuangkan semua perasaannya dalam surat itu, berharap Arga bisa memahami betapa menyesalnya dia.

Hari-hari berlalu, dan Aira kembali fokus pada pekerjaannya dan merawat anaknya. Meskipun hatinya masih terasa kosong tanpa kehadiran Arga, dia bertekad untuk tetap kuat dan melanjutkan hidup.

Aira terus mencari informasi tentang Arga dari berbagai sumber, berharap suatu saat dia bisa menemukan suaminya dan meminta maaf secara langsung. Namun, untuk sementara waktu, Aira harus menerima kenyataan bahwa pencariannya belum berakhir.

Aira menyadari bahwa perjalanan hidupnya masih panjang dan penuh tantangan. Namun, dia percaya bahwa selama dia tidak menyerah, dia akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang dia cari. Dengan tekad yang bulat, Aira melangkah maju, siap menghadapi apa pun yang akan datang di masa depan.

1
Rha
susah di tebak ini alur ceritanya, keren pokoknya
Fitry Aryani
Tmlambah menarik ceritanya
Umi Anis
sangat bagus cerutanya.sedih tidakk berteke
Umi Anis
.
Rahayu Putri pratiwi
hai kak aku mampir nih..

saling sport ya🙏
Citra
saya suka baca ceritanya, sangat menarik
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Fitry Aryani
Kayak kisah nyata/Facepalm/
Fitry Aryani
Keren alurnya, baru baca bab 1
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
kapan update bab baru pagi, ngk sabar nunggunya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
begadang demi selesaikan babnya saya baca
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
Semangat mulisnya, aku suka baca novelnya
Citra
Tambah seru jalan ceritanya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 2 replies
Evi
sedih njirtt/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
Sumpah, jalan ceritanya bagus sekali.
Muhammad Supri Prasetyo
ini kisah yang menarik...sebuah perjalanan...seseorang
Dedhy Karlang: Makasih da mampir membaca karyaku
total 1 replies
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sangat menyentuh
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sungguh mengharu kan
Evi
sampai di bab ini ajq dulu, sudah ngantuk soalnya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
100 buat penulisnya
Evi
Wahhhh, baru baca separoh tapi menarik. layak mendapatkan pujian
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!