NovelToon NovelToon
Tawanan Miliarder Posesif

Tawanan Miliarder Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Menantu Pria/matrilokal / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: ayu andita

follow aku di IG : ayu_andita28

Hutang 10 Milyar yang dimiliki orang tua Serenity Lily membuat gadis itu menjadi korban dari seorang CEO kejam. Dia menjadi tawanan sang CEO yang tampak marah dan dendam pada orang tua Lily.

Akankah Lily mampu terlepas dalam penjara yang dibuat oleh sang CEO atau justru terjerat dalam pesonanya. Sementara pria itu hanya menjadikan Lily sebagai tawanan!

Akankah Lily akan menemukan bahagianya atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Pertemuan Bram dan Alina

Keesokan harinya, matahari terbit dengan cerah, memancarkan sinar hangat yang menandakan awal hari yang baru. Bram duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, menyesap kopi hitamnya sambil merenungkan langkah-langkah berikutnya dalam rencananya untuk mendekati Lily. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan, ketika tiba-tiba pintu kafe terbuka dan Alina masuk dengan langkah penuh percaya diri.

Alina adalah wanita berambut cokelat panjang dengan mata tajam dan penampilan yang elegan. Dia mengenakan pakaian yang stylish namun tetap formal, membuat setiap mata di kafe sejenak melirik ke arahnya. Bram mengangkat alis ketika melihatnya, tidak menyangka akan bertemu dengan Alina di tempat ini.

"Hai, Bram. Maaf kalau aku mengganggu," sapa Alina dengan senyum manis yang mengandung maksud tersembunyi.

"Alina? Apa yang membawamu ke sini?" tanya Bram, terkejut namun penasaran.

Alina duduk di kursi di depan Bram tanpa menunggu undangan. "Aku dengar tentang insiden kecilmu dengan Lily. Sepertinya kita punya tujuan yang sama."

Bram mengernyitkan dahi. "Apa maksudmu?"

Alina tersenyum licik, matanya memancarkan sinar yang penuh perhitungan. "Aku tahu kamu tertarik pada Lily. Dan aku, jujur saja, punya ketertarikan kembali terhadap Xander.

"Dia menolak kemitraan bisnis yang sangat menguntungkan bagiku, dan aku merasa dia butuh pelajaran. Lagipula, aku yakin dia akan lebih bahagia bersamaku."

Bram terkejut mendengar pengakuan Alina. "Jadi, kamu ingin merebut Xander?"

Alina mengangguk, matanya berkilat-kilat. "Tepat sekali. Aku ingin merebut Xander, dan aku pikir kita bisa saling membantu mencapai tujuan kita."

Bram merasa ragu, tapi perasaannya terhadap Lily mendorongnya untuk mendengarkan lebih lanjut. "Bagaimana rencananya?"

Alina menyandarkan diri di kursinya, menyilangkan kaki dengan anggun. "Pertama, kita perlu menabur benih keraguan di antara mereka. Aku punya beberapa ide tentang bagaimana membuat Xander meragukan kesetiaan Lily."

"Dan kamu, kamu bisa mendekati Lily dengan lebih hati-hati, menunjukkan bahwa kamu adalah pilihan yang lebih baik."

Bram berpikir sejenak, merenungkan rencana yang terdengar licik itu. Namun, perasaannya terhadap Lily mengalahkan keraguannya. "Baiklah, aku setuju. Tapi kita harus berhati-hati. Xander bukan orang yang mudah dibodohi."

Alina tersenyum puas. "Tentu, kita harus sangat hati-hati. Kita akan melakukannya dengan perlahan dan rapi. Pertama, kita harus menciptakan situasi yang membuat Lily terlihat mencurigakan di mata Xander. Mungkin kita bisa mulai dengan pesan-pesan yang seolah-olah datang darimu kepada Lily."

Bram mengangguk setuju. "Aku bisa mulai mengirim pesan-pesan ambigu, yang bisa ditafsirkan salah oleh Xander."

Alina mengangguk. "Bagus. Sementara itu, aku akan mencari cara untuk mendekati Xander lebih dekat. Mungkin melalui proyek kerja sama bisnis atau undangan ke acara sosial. Kita akan bertemu lagi minggu depan untuk melihat perkembangan rencana kita."

Bram dan Alina bersalaman, mengikat kesepakatan yang mereka tahu penuh risiko. Mereka berpisah di depan kafe, dengan Bram menuju kantornya dan Alina melanjutkan harinya dengan perasaan puas. Dia yakin bahwa dengan sedikit manipulasi dan kecerdikan, mereka bisa mencapai tujuan mereka.

Selama minggu-minggu berikutnya, Bram mulai mengirim pesan-pesan ambigu kepada Lily. Dia menggunakan kata-kata yang bisa diinterpretasikan ganda, membuat situasi yang tampak tidak bersalah namun bisa memicu kecurigaan jika Xander melihatnya. Alina, di sisi lain, mulai mendekati Xander melalui berbagai acara bisnis dan sosial. Dia berusaha menampilkan diri sebagai sosok yang mendukung dan dapat diandalkan, sambil mencari celah untuk menanamkan keraguan tentang Lily.

Lily mulai merasa sedikit bingung dengan pesan-pesan dari Bram. Meskipun dia mencoba mengabaikannya, rasa tidak nyaman mulai muncul. Dia merasa harus lebih waspada, tetapi juga tidak ingin membesar-besarkan situasi.

Xander, yang awalnya tidak curiga, mulai melihat perubahan kecil dalam interaksi Lily dengan ponselnya. Meskipun dia tidak ingin berpikir buruk tentang istrinya, perasaan cemas mulai muncul. Dia memutuskan untuk tetap tenang dan mengamati terlebih dahulu.

Hari-hari berlalu dengan ketegangan yang perlahan meningkat. Bram dan Alina terus menjalankan rencana mereka, yakin bahwa mereka akan berhasil memisahkan Xander dan Lily. Sementara itu, Lily berusaha menjaga keharmonisan rumah tangganya, tidak menyadari bahwa sebuah permainan licik sedang berlangsung di belakangnya.

Xander, yang biasanya tenang dan percaya diri, mulai merasakan ketidakpastian yang merayap, mengguncang keyakinannya pada hubungan mereka. Dan begitu saja, benih-benih keraguan mulai tumbuh di antara mereka, disemai oleh tangan-tangan yang tersembunyi.

Minggu berikutnya, ketegangan di rumah Xander dan Lily semakin terasa. Bram dan Alina telah dengan hati-hati menjalankan rencana mereka, menciptakan suasana ketidakpercayaan yang perlahan-lahan tumbuh di antara pasangan itu. Sementara Xander berusaha untuk tetap tenang, keraguan di benaknya terus meningkat. Lily, di sisi lain, semakin bingung dengan sikap suaminya yang semakin tertutup.

Suatu sore, setelah bekerja dari rumah sepanjang hari, Xander memutuskan untuk mengambil udara segar di taman belakang. Dia duduk di bangku taman, memandangi langit yang mulai berubah warna menjadi oranye kemerahan. Pikiran-pikirannya melayang, mencoba mencari tahu apakah ada sesuatu yang dia lewatkan.

Lily, yang baru selesai dengan pekerjaannya di dalam rumah, melihat Xander duduk sendirian di taman. Dia memutuskan untuk bergabung dengannya, membawa dua cangkir teh hangat. "Hei, kau sendirian di sini?" sapa Lily dengan lembut, memberikan satu cangkir kepada Xander.

"Ya, hanya ingin mengambil sedikit udara segar," jawab Xander sambil menerima cangkir teh itu. "Terima kasih."

Mereka duduk dalam keheningan sejenak, menikmati keindahan sore hari. Lily merasa ada sesuatu yang mengganjal, tetapi tidak tahu bagaimana memulainya. Akhirnya, dia mengumpulkan keberanian untuk bertanya, "Xander, ada yang ingin kau bicarakan? Aku merasa ada yang berbeda belakangan ini."

Xander menatap Lily, matanya penuh dengan keraguan dan keinginan untuk mempercayainya. "Lily, apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?"

Pertanyaan itu membuat Lily terkejut. "Maksudmu apa, Xander? Aku tidak menyembunyikan apa-apa darimu."

Xander menghela napas, mencoba menyusun kata-kata dengan hati-hati. "Aku tidak tahu, Lily. Belakangan ini aku merasa ada yang tidak beres. Pesan-pesan dari Bram, interaksi kalian... semuanya membuatku bingung."

Lily menatap suaminya dengan kaget. "Pesan-pesan dari Bram? Aku tidak mengerti, Xander. Apa yang kau lihat?"

Xander mengambil ponselnya dan menunjukkan beberapa pesan dari Bram yang terlihat ambigu. "Ini. Pesan-pesan ini, Lily. Mereka terlihat... tidak biasa."

Lily membaca pesan-pesan itu dengan cermat, matanya melebar. "Xander, aku tidak pernah merespons pesan-pesan ini dengan cara yang tidak pantas. Bram hanya teman, tidak lebih."

Xander menggenggam tangan Lily. "Aku ingin mempercayaimu, Lily. Tapi sulit ketika ada hal-hal seperti ini. Apakah Bram pernah mengatakan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?"

Lily terdiam sejenak, mengingat percakapan terakhirnya dengan Bram. Dia memutuskan untuk jujur. "Bram pernah mengatakan bahwa dia tertarik padaku, tapi aku menolaknya. Aku sudah memberitahunya bahwa aku mencintaimu dan tidak akan pernah mengkhianati pernikahan kita."

Xander menghela napas panjang, merasa sedikit lega tapi tetap ada keraguan yang tersisa. "Terima kasih sudah jujur, Lily. Aku hanya ingin kita bisa melalui ini bersama."

Lily menatap suaminya dengan penuh kasih. "Kita pasti bisa, Xander. Aku mencintaimu dan tidak ada yang bisa mengubah itu."

Sementara itu, di sisi lain kota, Alina sedang duduk di kantornya, merencanakan langkah berikutnya. Dia tahu bahwa percikan kecil yang mereka buat sudah mulai bekerja, dan kini saatnya untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Bram.

"Hai, Bram. Bagaimana perkembangan rencanamu?" tanya Alina dengan nada licik.

"Pesan-pesan yang kukirim mulai membuat Xander curiga. Tapi Lily sepertinya bisa meyakinkannya kembali," jawab Bram, sedikit kesal.

Alina tersenyum tipis. "Bagus, itu artinya kita harus meningkatkan intensitas. Aku punya ide. Kita bisa membuat situasi di mana Lily terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. Mungkin kita bisa menciptakan momen di mana mereka melihatmu bersama Lily dalam situasi yang tidak biasa."

Bram mengangguk setuju. "Baik, aku akan mencoba mendekati Lily lagi dan menciptakan situasi yang bisa memicu lebih banyak keraguan."

Alina merasa puas dengan rencana mereka. "Bagus. Kita harus bertindak cepat dan tepat. Jangan sampai ada celah yang bisa membuat mereka bersatu lagi."

Malam itu, Xander dan Lily berusaha menghabiskan waktu bersama dengan lebih tenang. Mereka menonton film favorit mereka dan saling berbagi cerita. Meski ada keraguan yang masih tersisa, mereka berdua berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka.

Namun, rencana licik Alina dan Bram terus berjalan di belakang mereka. Esok harinya, Bram mulai mendekati Lily lagi, kali ini dengan cara yang lebih halus dan persuasif. Dia mencoba menciptakan momen di mana mereka terlihat dekat, berharap Xander akan melihat dan meragukan kesetiaan Lily sekali lagi.

Sementara itu, Alina mulai mendekati Xander melalui jalur bisnis, menawarkan kerjasama yang menggiurkan. Dia tahu bahwa untuk bisa mendapatkan Xander, dia harus membuat dirinya terlihat sebagai pilihan yang lebih baik daripada Lily. Perlahan tapi pasti, Alina mulai menanamkan benih-benih keraguan di hati Xander, membuatnya berpikir bahwa mungkin Alina adalah pasangan yang lebih cocok untuknya.

Hari-hari berlalu dengan ketegangan yang semakin meningkat. Lily berusaha untuk tetap jujur dan terbuka dengan Xander, sementara Xander berusaha untuk mengatasi keraguan yang terus menghantuinya. Bram dan Alina, di sisi lain, semakin yakin bahwa rencana mereka akan berhasil, membawa mereka lebih dekat ke tujuan masing-masing.

Namun, dalam hati kecil mereka, Xander dan Lily tahu bahwa cinta mereka masih kuat. Mereka hanya perlu mengatasi rintangan ini bersama-sama, percaya bahwa mereka bisa menghadapi apa pun yang datang dengan kekuatan cinta dan kepercayaan yang mereka miliki satu sama lain.

1
mbok Darmi
xander oon egois knp ngga mati aja sekalian saat kecelakaan bikin emosi
mbok Darmi
xander udah amnesia bikin kesel aja itu malah bikin masalah baru saat alina ada di mansion, lebih baik lily pergi saja biar kan xander hidup dgn alina yg ada kamu malah stress aku jamin xander akan lebih memperhatikan alina krn yg diingat hanya masa lalunya
Bivendra
lbh baik qm pergi ly jika dy mmg untukmu dy akan kembali dgn caranya sndri sdh ckup bertahan dlm kesulitan
kdg qt hrus pergi agar mengerti rasa kehilangan
Bivendra
aq kasihan bgt sm lily sllu menderita
merry jen
apa xanderr berubhh dingin gr gr Alina mnggllknn xanderr
Miss Apple 🍎
seru lanjut kak
Miss Apple 🍎
lanjut
Yanti Gunawan
gmn si ya sampe detik ini msh ga nyambung ktnya gak boleh jatuh cinta dn ada perjanjian trs knp tetiba ada kata mencintai oy
mbok Darmi
ternyata bram pecundang
Bivendra
enak aja ud sama2 bobo terus malah ninggalin gt aja
otak lu dmn bram
mbok Darmi
semoga alina hamil anak bram biar seru mau tdk mau alana hrs nikah sama bram demi anak yg dikandung nya
Miss Apple 🍎
nikah aja Bram dan Alina
Miss Apple 🍎
lanjut
Miss Apple 🍎
jangan tengok masa lalu
Bivendra
aq rada bingung sm xander n lily sllu
jwbn aq sayang cinta xander
kita akan melewati ini smw
tp lht lah
mading² sndri
Miss Apple 🍎: sama masih terbayang masa lalu keknya
total 1 replies
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
kasihan Lilu
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
lamjut
Miss Apple 🍎
lanjutlah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!