NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Simple Life

Gayatri terbangun oleh udara sejuk di pedesaan yang terasa segar. Dia sangat menikmati liburan menstruasinya kali ini yang sangat berbeda.

Bersama dengan putri yang sangat dicintainya. Mengerjakan rumah yang sangat sederhana. Hidupnya terasa sangat nyaman.

Tidur bersama putrinya membuat dirinya merasa sangat bahagia. Mereka selalu bersama. Tidak ada yang menyela kebersamaan mereka.

Setiap sore menikmati senja yang terlihat sangat indah terutama saat matahari akan terbenam. Menikmati sepiring combro tanpa isi, singkong goreng serta ubi goreng.

"Kau tidak membuat bola-bola ubi?" Tanya suaminya yang notabene suami kembarannya.

"Bola-bola ubi?"

"Iya, bola-bola ubi?"

"Apakah kau tidak suka ubi goreng dan combro yang ku buat untukmu?"

"Suka tapi aku lebih suka bola-bola ubi disiram gula merah di atasnya."

"Aku sedang malas bikin bola-bola ubi." Ujar Gayatri menutupi kenyataan bahwa dia hanya bisa membuat makanan yang sangat sederhana. Mungkin sekembalinya dari sini. Dia kan menyempatkan diri untuk belajar membuat bola-bola ubi.

"Baiklah. Tidak apa-apa. Combro, ubi dan singkong goreng juga sudah cukup." Ujar Perdana sambil menyeruput kopinya,"kopimu agak berbeda."

"Apanya?"

"Takarannya. Kau tidak pakai takaran yang biasa?"

"Mungkin aku kurang konsentrasi. Nanti ku perbaiki." Gayatri bermaksud mem whatsapp Gayathi sebelum tidur. Bermaksud meminta takaran kopi yang biasa dia buat untuk Perdana. Dia meminta ijin untuk tidur hanya berdua dengan Delima di kamar sebelah milik Perdana dan saudara kembarnya.

"Kau seperti tidak pernah bertemu dengan Delima. Selalu ingin bersamanya."Ujar Perdana mencomot ubi goreng dan mengunyahnya.

Mata Gayatri memanas dan mengaca.

"Kau kenapa?" Tanya Perdana panik,"apa aku salah?"

Gayatri menggelengkan kepalanya,"kau tidak salah. Hormon ku membuatku merasa melankolis. Apakah aku terlihat seperti itu? Seperti tidak pernah bertemu Delima dan selalu ingin bersamanya?" Air mata Gayatri menetes membasahi kedua pipinya.

"Aku melihatnya seperti itu tapi kalau hal itu karena kau sedang dikuasai hormon mu atau memang aku yang berlebihan dalam menilai situasi mu. Aku minta maaf."

"Kau tidak salah. Memang hormon membuatku seperti tidak pernah melihat putri ku sebelumnya."

"Aku senang melihatmu sangat senang bersama anak kita tetapi air mukamu membuatku menjadi sangat iba melihatmu. Tidak tega."

"Tidak usah hiraukan air mukaku. Kau kan tahu kalau aku sedang dipengaruhi hormon." Air mata Gayatri membanjiri wajahnya semakin deras.

"Tidak seharusnya aku membahas hal yang membuatmu menjadi sensitif. Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku berpikir hal yang tidak masuk akal seperti itu. Kau selalu bersamanya setiap hari. Hanya karena hormon mu sedang tidak stabil. Aku mengatakan hal yang tidak relevan. Aku sendiri merasa sangat bodoh memikirkan hal ini. Mengapa aku bisa merasa kau seperti tidak pernah bertemu dengan putrimu sendiri. Jangan kau pikirkan lagi perkataanku. Maafkan aku." Perdana memeluk Gayatri berusaha meredam tangisnya. Membelai rambut dan punggung istrinya.

Gayatri termenung mengingat sikap Perdana yang sangat manis dan perhatian pada dirinya. Dia berbohong mengatakan tentang perubahan hormon. Kenyataannya, memang baru kali ini dia bertemu dengan putrinya. Dan ingin menghabiskan setiap detik yang ada. Tentu saja dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya.

Ya, kau benar...Aku memang belum pernah bertemu dengan putriku sama sekali. Maklumlah, aku bertukar tempat dengan kembaranku untuk melindungi intimidasi dari maduku yang mengincar pewaris kerajaan bisnis milik keluarga suamiku yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan untuk buah hati mereka berdua. Bisa kau bayangkan betapa sakit dan hancurnya hatiku menerima kenyataan bahwa suamiku direbut wanita lain beserta tahta pewaris bisnis keluarga ayahnya?

Seandainya, Perdana tahu yang sebenarnya mungkin dia tidak akan merasa begitu bodoh memikirkan sesuatu yang menurutnya tidak relevan.

Pintu kamarnya terbuka. Perdana memasuki kamarnya dengan pakaian yang rapi. Tidak mengenakan pakaian lusuh seperti biasanya.

"Kau mau kemana?" Tanya Gayatri.

"Mengajak istriku berjalan-jalan ke pasar."

"Ke pasar? Pusat perbelanjaan maksudmu?" Tanya Gayatri yang seumur hidupnya tidak pernah ke pasar.

"Bahasamu kayak orang kaya saja." Ujar Perdana tertawa,"tapi tidak apa-apa aku suka. Siapa tau nanti kita bisa jadi kaya beneran!"

"Oh pasar!" Ujar Gayatri kikuk.

"Ayo siap-siap pakai pakaian terbaikmu. Hari ini aku tidak berladang. Khusus mengajak istri dan putriku ke pasar dan kita juga akan ke pasar malam."

"Pasar malam? Kenapa tidak pasar siang atau sore? Mengapa harus malam?"

Kontan Perdana tertawa,"Mengapa kau sungguh menggemaskan?Mungkin karena pasar pagi mereka menjual sayuran, pakaian dan peralatan rumah tangga. Sedangkan pasar sore mereka menjual aneka jajanan sedangkan pasar malam mereka menggelar hiburan." Perdana menjawab asal.

"Baiklah. Aku akan mengganti pakaian. Kau keluar dulu."

"Mengapa harus malu mengganti pakaian di depanku?"

"Hormon!"

"Baiklah." Jawab Perdana,"kutunggu di teras. Dandan yang cantik ya?" ujarnya dengan senyum menggoda.

Pipi Gayatri bersemu merah, astaga! Sepertinya ini memang pengaruh hormon beneran! Tiba-tiba saja aku merasa sangat malu mendengar candaan nya!

Gayatri mengeluarkan peralatan make up-nya dari tas lusuh milik saudara kembarnya. Dia tidak bisa mengenakan sembarang make up jika tidak ingin melihat kulitnya memerah dan gatal.

Membuka lemari pakaian yang berada di kamar sebelah memilih pakaian yang akan dikenakannya. Pakaian milik Gayathi tidak ada yang mendekati seleranya. Ornamen bling-bling. Warna-warna mencolok.

Setelah memilah dan memilih. Akhirnya, dia memilih satu pakaian berwarna kuning terang dengan bling-bling silver hampir di seluruh permukaan pakaian. Selesai berpakaian dan make up. Gayatri mengepang rambutnya agar lebih rapi.

Perdana memandang takjub melihat istrinya.

"Kau terlihat sangat berbeda. Kapan kau membeli make up seperti itu? Biasanya kau suka lipstik merah terang. Perona pipi yang menyala? Warna bedak yang kecoklatan? Tapi aku justru menyukai make up mu yang seperti ini. Kau tampak berbeda."

"Hadiah ketika aku ke tempat wisata kemarin itu."

"Oh pantas!"

Perdana mengambil Delima dari tangan Gayatri,"biarkan aku yang menggendongnya."

"Bergantian saja kalau kau lelah."

"Tenang saja. Aku pasti mengatakannya jika memang ingin bergantian denganmu."Ujar Perdana memasukkan Delima ke dalam gendongan kain yang dibelinya di pasar. Gendongan tersebut cukup mahal tapi sangat berguna saat mereka berjalan-jalan keluar rumah.

Delima tampak nyaman berada di dalam dekapan ayahnya,"kau lihat kan? Dia merasa nyaman. Jangan kuatir dan tenang saja."

Gayatri menganggukkan kepalanya.Mereka berjalan bersisian.

"Kita jalan kaki aja ya? Hemat bensin. Aku ingin menikmati hari liburku dengan santai."

"Baiklah."

Sepanjang jalan mereka tersenyum dan menyapa para tetangga mereka yang tanpa sengaja ber pas-pasan.

Sesampai di pasar. Gayatri memandang sekelilingnya dengan terkejut. Tempatnya ramai dengan orang berlalu lalang. Banyak orang berjualan aneka barang. Sayuran, daging, ikan, telur dan buah.

Selain bahan makanan juga terdapat toko pakaian, peralatan rumah tangga dan perlengkapan bayi.

"Apa yang kau inginkan?"

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!