NovelToon NovelToon
Nisa Si Janda Kembang

Nisa Si Janda Kembang

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Nisa Juliana, gadis berusia 19 tahun terpaksa dinikahkan oleh ayahnya untuk membayar hutang. Tapi sayangnya gadis cantik itu harus menjadi istri dari kakek tua yg usianya sudah 75 tahun.

Pria sepuh yang harusnya menjadi kakeknya justru malah menjadi suaminya. Mau tak mau Nisa pun harus menerimanya. Bagaimanakah Nisa mampu bertahan demi keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.31 Peningkatan

Beberapa bulan pun berlalu dan perusahaan Nisa mengalami peningkatan yang signifikan. Semuanya berjalan dengan lancar dan produknya laris manis di pasaran. Nisa juga sedang mengembangkan produk kopi dan teh bersama Anggara.

Entah kenapa semuanya berhubungan dengan Anggara dan semuanya juga berjalan lancar. Seperti sebuah takdir yang membuat mereka selalu terhubung dengan hal-hal tak terduga.

Bisnis teh dan kopi pun akan menjadi produk mereka selanjutnya setelah sukses dengan produk beras yang laris di pasaran. Dengan memanfaatkan sawah dan pangan pokok masyarakat, Nisa berhasil membuat perusahaan yang menguntungkan bagi banyak orang. Selain menguntungkan dirinya, warga sekitar juga jadi memperoleh pekerjaan saat dirinya membuka pabrik tersebut.

Kali ini, setelah mengalami beberapa uji coba dan kandungan. Nisa dan Anggara kembali bertemu untuk membahas produk mereka. Siang ini Anggara datang ke desa tersebut dan langsung menuju kantor Nisa untuk mengadakan rapat.

Dirinya juga harus mencoba racikan teh dan kopi yang sudah diracik sedemikian rupa oleh Nisa dan timnya.

"Ini adalah produk kopi dan teh yang sudah berhasil kami racik." ucap Nisa.

"Baiklah aku akan mencobanya." ucap Anggara.

Anggara dan pak Sofian pun mencobanya. Keduanya tenang dan fokus merasakan minuman tersebut. Lalu tersenyum setelah mencobanya.

"Rasanya pas.. " ucap Anggara.

"Dan untuk tehnya, aromanya cukup lembut serta rasanya tak begitu pekat." ucap Pak Sofian.

"Syukurlah, kami berhasil menemukan racikannya setelah ratusan percobaan." ucap Nisa.

"Usahamu membuahkan hasil." ucap Anggara.

"Jadi mari kita bahas tindakan selanjutnya." ucap Nisa.

Mereka pun melanjutkan rapat dan Nisa mulai membahas kemasan produk, berat produk, kualitas hingga harga produk. Semuanya pun detail dan menyeluruh agar tersampaikan dengan baik.

Setelah menemui kesepakatan bersama, produk mereka akan launching bulan depan. Dan untuk itu banyak hal yang harus dipersiapakan. Anggara pun senang berbisnis dengan Nisa yang ternyata cukup kompeten. Meski tinggal di desa, Nisa punya pemikiran yang luas dan ilmu yang dia dapat saat kuliah dimanfaatkan sebaik mungkin.

Setelah rapat mereka lanjut makan siang di tempat biasa. Di sebuah saung baru yang sudah direnovasi jadi lebih luas dan nyaman.

"Jadi kau merenovasi tempat ini.." ucap Anggara.

"Benar, kurasa nanti bisa kugunakan untuk rapat atau makan bersama rekan kerja." ucap Nisa.

"Tapi untuk saat ini anda adalah partner kerja saya. Sekaligus partner pertama yang bisa menikmati tempat ini." ucap Nisa.

"Wah, aku merasa beruntung.. Dan kolam ikan ini rasanya baru." ucap Anggara.

"Anda benar, aku berniat memelihara ikan yang bisa dikonsumsi. Dan sepertinya menyenangkan bisa makan dan beristirahat disini." ucap Nisa.

"Kau benar, cuacanya jadi sejuk dan suara air membuatnya lebih menarik." ucap Anggara.

"Silahkan duduk tuan, makanannya sebentar lagi tiba." ucap Nisa.

Luna dan Pak Sofian pun mengikuti mereka dibelakang dan duduk satu meja dengan mereka. Pak Sofian pun senang setiap kali mengunjungi desa ini, karena suasana yang damai dan menentramkan ini.

Setelah hidangan tiba, mereka makan dengan nyaman dan tenang sembari menikmati suasana yang damai dan asri. Udara yang sejuk menambah kenyamanan tempat ini.

Acara makan bersama pun usai, Anggara bersama pak Sofian harus kembali ke kota. Nisa dan Luna pun mengantar mereka sampai di mobilnya dan tak lupa Nisa dan Anggara berjabat tangan tanda hubungan bisnis mereka akan terus berlanjut.

"Sampai jumpa bulan depan saat launching produknya." ucap Anggara.

"Tentu tuan." balas Nisa.

Begitulah satu persatu pencapaian Nisa terwujud. Dan hal ini membuatnya senang sekali. Begitu juga dengan Luna yang puas bekerja sekaligus membantu teman dekatnya.

"Nisa temanku, semuanya terasa lancar ya.. Aku merasa lega." ucap Luna.

"Iya, hanya saja.." ucap Nisa.

"Hanya apa? Ada masalah apalagi?" tanya Luna.

"Aku harus memperbesar skala pabrik kita kedepannya." ucap Nisa.

"Kau yakin??" tanya Luna.

"Ya.. Atau kita pisah saja, antara pabrik beras dengan Kopi dan teh." ucap Nisa.

"Kita lihat saja nanti." ucap Luna.

"Atau, mungkin aku harus membuat kantor terpisah dari pabrik." ucap Nisa.

"Ya.. Sebagai pemilik kau bebas melakukannya." ucap Luna.

"Artinya anggaran lagi.." ucap Nisa menepuk jidatnya.

"Hahaa.. Sabarlah Nisa, di awal kita memang harus menanam modal." ucap Luna.

"Iya, aku sudah memperkirakannya." ucap Nisa.

Begitulah semuanya terjadi, hingga akhirnya pabrik Nisa mulai penuh. Dan kantornya pun harus dialihkan ke bangunan lain. Akhirnya dibangunlah kantor sementara di sebuah rumah yang dibeli Nisa. Meski tak besar, untuk sementara cukup untuk menampung karyawan yang tak terlalu banyak tersebut.

Dan kantor resminya sedang di bangun tak jauh dari pabrik tersebut. Hari demi hari pun berlalu dan hari launching produk pun datang. Nisa dan semua orang yang bekerja padanya sudah mempersiapkannya dengan baik. Begitu juga dengan Anggara yang akan tiba hari ini untuk peresmian produk.

Saat tiba, Anggara pun diarahkan ke acara peresmian produk tersebut. Acara sederhana yang mengundang beberapa orang termasuk beberapa karyawan, warga desa hingga petinggi desa.

Disamping itu, Nisa juga membagikan produk sample pada semua yang hadir disana. Sebagai strategi marketing Nisa juga memberikan beberapa hadiah bagi pembeli yang membeli produk baru mereka seperti cangkir atau gelas, atau tas belanja. Tentunya hal itu cukup menarik perhatian pembeli.

Acara pun usai dan semuanya berjalan dengan lancar. Nisa merasa lega setelah semuanya berjalan baik. Dan Anggara berencana untuk menginap di tempat tersebut karena menghindari pertemuan dengan wanita yang akan dijodohkan dengannya. Nisa pun menerimanya dengan baik seperti biasanya. Sebagai partner dan investor yang selalu mendukungnya dari awal.

Sepulang kerja, Nisa pun jalan-jalan ke saung miliknya. Suasana di saung itu cukup asri dan indah membuat rasa lelahnya berkurang. Suara aliran air dari kolam ikan pun membuatnya damai. Nisa pun minum teh di pinggir kolam tersebut sembari merelaksasi tubuh dan pikirannya yang lelah.

"Ternyata kau ada disini." ucap Anggara.

"Akh.. Iya tuan, apa ada sesuatu?" tanya Nisa.

"Tidak aku hanya sedang berjalan-jalan." ucap Anggara.

"Ya.. Silahkan. Anda bisa menikmati apa yang ada." ucap Nisa.

"Dari awal kau selalu memanggilku tuan. Apa kau tak bisa hanya memanggil namaku?" tanya Anggara.

"Itu sudah kebiasaan, aku takut jadi kurang sopan." ucap Nisa.

"Mulai sekarang kau bisa panggil namaku saja tanpa embel-embel tuan." ucap Anggara.

"Baiklah.. Emm Anggara." ucap Nisa.

"Terdengar lebih baik." ucap Anggara.

"Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu." ucap Anggara.

"Apa ini masalah pekerjaan??" tanya Nisa.

"Bukan, lebih tepatnya aku ingin meminta tolong padamu." ucap Anggara.

"Katakan saja, aku akan membantumu sebusanya." ucap Nisa.

"Ijinkan aku menginap selama 3 hari disini." ucap Anggara.

"Kukira apa, anda mau menginap sebulan juga tak masalah." ucap Nisa.

"Sungguh??" tanya Anggara.

"Ya, tentu. Tapi ada apa? Sampai anda harus menginap disini? Bukankah semuanya sudah beres." tanya Nisa.

"Ya, aku hanya menghindari perjodohan." ucap Anggara.

"Yah, apa sesulit itu mencari jodoh dengan penampilan anda?" ucap Nisa.

"Kau mengejekku Nisa?" tanya Anggara.

"Anda tampan, sukses, kaya, dan cukup bertanggungjawab. Bisa dibilang anda cukup dewasa dan matang untuk menikah dan calon yang sempurna." ucap Nisa.

Anggara pun tersenyum mendengar penilaian Nisa. Apalagi sampai dibilang tampan.

"Yah, aku tak ingin memilih jodoh atau menikah asal-asalan." jawab Anggara.

"Yasudah, semoga anda berjodoh dengan orang yang tepat." ucap Nisa.

"Kau sendiri? Apa pernah memikirkan untuk berhubungan dengan pria lain? Atau kau sedang menjalin hubungan?" tanya Anggara.

"Lebih tepatnya aku belum menemukannya, terlebih situasiku cukup membuatku harus menjaga sikap. Jika terlalu santai dan akrab, orang akan mengataiku janda gatal. Jadi aku harus berhati-hati pada setiap pria." ucap Nisa.

"Oh begitu." ucap Anggara.

"Iya, apalagi ini di desa tak mudah menjadi seorang janda yang dipandang baik." ucap Nisa.

Anggara pun hanya terdiam kemudian mengalihkan topik pembicaraan.

1
Leni
udh sikat aja angga, gaskeuunnn 🤩
Leni
si anton minta d geprek burung nya 🤣🙈
Leni
saking seru nya aku sampe maraton bacanya.. semangat author up nya 😍💪
Kak Siti
tabahnya nisa hadapi hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!