Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 18
Sepulang dari rumah Dev, kini Regan sedang memberi makan kucing kesayangannya itu, ia begitu sangat telaten mengurus Meko, kucing jantan yang ia ambil di pinggir jalan saat ia sedang berjalan pulang menuju rumah.
"Ko.. makan yang banyak ya."
"Meeongg.. meoongg.."
"Anak pinter!"
Tak lama datanglah Regi sambil membawa snack di tangannya, ia langsung duduk di sofa taman belakang memperhatikan Regan yang sedang membelai kucing kesayangannya.
"Gan, cara nembak cewek gimana?" Tanya Regi membuat Regan sedikit mengangkat alisnya karna bingung, tak biasanya seorang Regi bertanya tentang masalah ini padanya.
"Tumben lu nanya begitu? Naksir sama siapa lu?" Balas Regan namun tetap dengan posisinya, duduk membelakangi Regi.
"Haish.. kasih tau aja sih gimana?"
"Ya pertama lu harus kenal dulu cewek yang mau lu deketin, kedua kasih perhatian lebih ke dia, ke tiga deketin dia, dan ke empat kalau udah ngerasa dia punya rasa tertarik sama lu di saat itu pula lu masuk dan tembak dia."
"Hmm gitu.."
"Gue baru tau lu bisa naksir cewek." Ucap Regan dengan wajah polosnya itu.
"Adek durhaka lu, ngomong gak sopan sama abang sendiri." Gerutu Regi yang tetap memakan snacknya itu, Regan pun hanya tertawa kecil hingga ia menghampiri Regan untuk duduk di sebelahnya, kemudian merebut snack yang ada di tangan Regi.
"Ya kan gak biasanya lu nanyain soal ini, lagi pula lu kan pinter ngapain nanya soal cewek ke gue?"
"Gue kan belum berpengalaman soal cewek, lagi pula lu kan punya mantan banyak tuh, lu kan playboy!"
"Enak aja gue playboy! Mereka aja tuh yang ngejar-ngejar gue, anggap gue pacar mereka."
"Hahaha.. gue aja heran kenapa mereka mau ya sama lu?"
Obrolan mereka pun berlanjut, banyak hal yang sore itu mereka bicarakan berdua, walau terkadang Regan dan Regi sering bertengkar namun tetap saja ada momen di mana mereka akan seperti saudara yang tak akan terpisahkan.
****
Pagi ini semua sudah siap berada di meja makan, Putra terlihat asik bercengkrama dengan Regi, sedangkan Rosi masih sibuk menata makanan yang telah ia masak.
Regan hanya terdiam, ada rasa sesak yang menyambar dadanya itu melihat kedekatan ayahnya dengan Regi. Jika ia memiliki mesin waktu, ingin rasanya Regan memutar waktu agar hal ini tak terjadi.
"Ayo kita makan." Ajak Rosi kemudian menarik kursi untuk duduk di sebelah Putra, ia lalu mengambilkan nasi untuk Putra, tak lupa juga untuk Regi tapi tidak untuk Regan.
"Gan, ayo makan." Ucap Regi sambil menyenggol pelan siku Regan, pria itu pun tak merespon kemudian mengambil nasi dan beberapa lauk pauk. Ia memilih untuk diam, toh bicara pun percuma di rumah ini seperti tak ada yang menganggap kehadirannya, kalau boleh jujur ia benci harus berada di meja makan bersama-sama mereka.
Di Sekolah
Setelah menghabiskan sarapannya Regan langsung bergegas pergi menuju sekolahnya, walau hanya berjalan kaki namun sepertinya ia sangat menikmati.
Kini ia pun tengah duduk seorang diri di sebuah kursi taman, pagi ini belum begitu banyak siswa yang datang.
"Kapan lu kembali Lis?"
Regan masih terus berharap kepada Lisa, hatinya berkata Lisa ada di sini ia tak benar-benar pergi jauh. Membuat Regan begitu sangat merindukannya.
"Jangan ngelamun terus." Ucap seseorang yang tak lain ialah Citra, gadis itu sedari tadi memang mengawasi Regan.
next...